Indeks Sobek Kertas Selulosa Mikrobial

Keterangan : NA tanpa aditif, KA aditif kaolin 5 , TA aditif tapioka 2,5 dan TKA aditif kaolin 5 dan tapioka 2,5 Gambar 15. Hubungan pengaruh zat aditif terhadap Indeks tarik kertas Menurut Casey 1980, tapioka digunakan untuk memperbaiki ikatan antar serat sehingga serat lebih kompak dan dapat meningkatkan ketahanan tarik kertas, kemampuan cetak dan memperbaiki retensi terhadap cairan kecuali air. Pada perlakuan TKA penambahan tapioka 2,5 dan kaolin 5, tapioka yang ditambahkan meningkatkan daya ikatan antar serat dan kaolin mengisi ruang kosong serat yang tidak berikatan. Penambahan kaolin dapat meningkatkan opasitas cetak karena kaolin menambah luas pantul cahaya, meningkatkan derajat putih, memperbaiki kehalusan kertas serta memperbaiki sifat cetak karena molekul-molekul kaolin mengisi ruang antar serat.

D. Indeks Sobek Kertas Selulosa Mikrobial

Ketahanan sobek adalah gaya dalam gram gaya gf atau mili Newton mN yang dibutuhkan untuk menyobek lembaran pulp pada kondisi standar. Ketahanan sobek dinyatakan dalam indeks sobek yaitu ketahanan sobek per satuan gramatur gm 2 SNI, 1998. Pada penelitian ini nilai indeks sobek yang didapat berkisar antara 14,27 sampai 21,41 mNm 2 g. Indeks sobek yang dihasilkan memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan indeks sobek Acacia mangium dengan nilai 2,24 – 4,7 mNm 2 g Romadona, 2001 dan jerami 3,94 – 5,38 mNm 2 g serta bagas dengan nilai 5,88 mNm 2 g Ibnusantosa, 1987. Dalam perlakuan kode NA tanpa aditif, TA tapioka 2,5 dan KA kaolin 10 20 30 40 50 60 NA TA KA TKA 19.84 39.814 34.36 58.65 30.54 49.32 In d e k s T a ri k Kert a s N m g Kode Perlakuan U1 U2 5 nilai indeks sobek yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan indeks sobek abaka dengan nilai 15,69 mNm 2 g Allia, 2001. Tabel 6. Hasil pengujian indeks sobek kertas selulosa microbial No Kode Perlakuan Ulangan Indeks sobek mNm²g 1 NA u1 18.05 18,05 ± 2,53 u2 18.05 2 KA u1 18,04 18,04 ± 2,53 u2 18,04 3 TA u1 21,55 21,41 ± 2,53 u2 21,26 4 TKA u1 14,45 14,27 ± 2,53 u2 14,08 Keterangan : NA tanpa aditif, KA aditif kaolin 5 , TA aditif tapioka 2,5 dan TKA aditif kaolin 5 dan tapioka 2,5 Indeks sobek kertas lebih dipengaruhi oleh keterpaduan dan kelenturan serat dibandingkan dengan besarnya ikatan antar serat Haygreen dan Bowyer, 1996. Menurut Krystynowicz dan Bielecki 2001, Selulosa mikrobial mempunyai beberapa keunggulan antara lain derajat kristalinitas yang tinggi, mempunyai kerapatan antara 300 dan 900 kgm 3 dan elastis. Keunggulan ini yang menyebabkan indeks sobek kertas dari pulp selulosa mikrobial yang dihasilkan relatif tinggi dibandingkan indeks sobek kertas dari pulp Acacia mangium, jerami, bagas dan abaca. Keterangan : NA tanpa aditif, KA aditif kaolin 5 , TA aditif tapioka 2,5 dan TKA aditif kaolin 5 dan tapioka 2,5 Gambar 16. Hubungan pengaruh aditif terhadap indeks sobek kertas 5 10 15 20 25 NA TA KA TKA 18.048 21.55 18.041 14.45 21.26 14.0797 In d e k s so b e k m N m ²g Kode Perlakuan U1 U2 Berdasarkan Gambar 16, penambahan kaolin cenderung menurunkan indeks sobek kertas. Hal ini dikarenakan kaolin yang melekat pada permukaan serat selulosa mikrobial menambah tingkat kekakuan serat sehingga sifat kelenturan serat berkurang. Hasil analisis ragam menunjukan nilai indeks sobek kertas yang dihasilkan dari keempat perlakuan tidak berbeda nyata satu sama lain. Hal ini menunjukan bahwa penambahan aditif tidak mempengaruhi kekompakan dan kelenturan serat yang ada sehingga indeks sobek pada tiap perlakuan tidak berbeda nyata satu sama lain. Britt 1964 menyebutkan bahwa ada hubungan yang saling berlawanan antara kekuatan sobek dengan kekuatan tarik. Dengan demikian penambahan aditif pada kertas tidak menghasilkan nilai indeks sobek yang berbeda.

E. Daya Serap Air