B.  Selulosa Mikrobial dan Biosintesis
Selulosa  mikrobial  merupakan  jenis  selulosa  yang  dihasilkan  oleh mikroorganisme  seperti  genus  Acetobacter,  Agrobacterium,  Rhizobium,
Sarcina,  dan  Valonia  Yamanaka  et  al.,  1989.  Namun,  Penghasil  selulosa mikrobial yang paling efisisen adalah dari genus Acetobacter terutama bakteri
Acetobacter xylinum Brown, 1987. Acetobacter xylinum merupakan bakteri gram  negatif  yang  menghasilkan  serat
–  serat  ultrafine  selulosa  sehingga dapat  membantuk  suatu  jaringan  pada  permukaan  antara  udara  dan  cairan
yang  disebut  pelikel  nata.  Tebal  pelikel  yang  dihasilkan  sekitar  10  mm tergantung  oleh  masa  pertumbuhan  mikroba.  Acetobacter  xylinum  ini  akan
mensintesis  selulosa  dari  beberapa  sumber  karbon  seperti  glukosa,  fruktosa, pentose,  dan  beberapa  senyawa  asam  seperti
asam  asetat,  asam  piruvat, gliserol dan dihidroksi aseton Benziman, 1982.
Acetobacter  xylinum  dapat  mengubah  19  persen  gula  menjadi selulosa. Selulosa yang terbentuk merupakan benang
– benang yang bersama- sama  dengan  polisakarida  berlendir  membentuk  suatu  lapisan  tebal  atau
pelikel  Thiman  dan  Kenneth,  1955.  Enzim  yang  berperan  pada  biosintesis selulosa oleh bakteri adalah cellulose synthase yang terdapat dalam membran
sel  bakteri  Williams  dan  Cannon,  1989.  Hassid  dan  Basllow  1970 menyatakan  bahwa  polisakarida  bakteri  yang  dibentuk  oleh  enzim
–  enzim bakteri  Acetobacter  xylinum  berasal  dari  suatu  perkusor  yang  berikatan
dengan β-1,4 glikosidik  yang tersusun atas komponen gula  berupa glukosa, mannosa,  ribosa,  dan  ramnosa.  Prekusor  dari  polisakarida  tersebut  adalah
GDP-glukosa. Menurut  Scramm  dan  Hestrin  1954  sintesis  selulosa  dari  glukosa
dalam  suspensi  bakteri  yang  berkembang  biak  merupakan  pengaruh  dari fungsi  oksigen.  Produksi  selulosa  tidak  terlalu  banyak  dipengaruhi  oleh
nitrogen.  Kecepatan  produksi  selulosa  dapat  disebabkan  karena  konsentrasi sel pada pertumbuhan kultur dalam zona permukaan yang diaerasi. Gas CO
2
dihasilkan bersamaan dengan pertumbuhan kultur ditandai dengan munculnya gas CO
2
yang mengangkat jaringan ke permukaan.
Keterangan  :  CS  cellulose  synthase,  GK  glucokinase,  FBP  fructose-1,6-biphosphate  phosphatase,  FK fructokinase,  1FPk  fructose-1-phosphate  kinase,  PGI  phosphoglucoisomerase,  PMG  phosphoglucomutase,
PTS  system  of  phosphotransferases,  UGP  pyrophosphorylase  uridine  diphosphoglucose,  UDPGlc  uridine diphosphoglucose,  G6PDH  glucose-6-phosphate  dehydrogenase,  NAD  nicotinamide  adenine  dinucleotide,
NADP nicotinamide adenine dinucleotide phosphate.
Gambar 2. Biosintesis Selulosa Mikroba Brown, 1987
C.  Karakteristik Selulosa Kayu dan Selulosa Mikrobial