Tapioka Teknologi dan Zat Aditif Pembuatan Kertas

F. Analisis Konversi Biomassa

Analisis biomassa adalah suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui kebutuhan biomassa disuatu daerah atau negara yang erat kaitannya dengan pengembangan dan tata guna lahan, kelestarian hutan atau strategi kehutanan lainnya Setiawan, 1999. Konversi biomassa adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan kelestarian biomassa Outlaw dan Robert, 1999. Hasil hutan Indonesia di dominasi oleh industri kayu lapis dan industri kayu gergajian, selain itu berkembang pula industri kertas dan pulp serta turunan selulosa lainnya Askari, 2000. Selain untuk industri, hutan memiliki manfaat lain yaitu menyerap gas karbon dioksida oleh tumbuhan dalam siklus fotosintesisnya. Karbon dioksida ini merupakan komponen udara yang dapat menjadi polutan udara jika dalam jumlah dan konsentrasi tinggi. Keberadaan karbon dioksida dalam jumlah yang banyak di atmosfer menyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Efek rumah kaca ini merupakan suatu fenomena yang ditimbulkan oleh berbagai gas yang terdapat dalam atmosfer sehingga merubah konsistensi alam. Menurut Houghton 1990 untuk mengurangi efek rumah kaca, terdapat tiga hal yang dapat dilakukan yaitu menghentikan atau mengurangi pembukaan hutan, melakukan reboisasi secara menyeluruh, dan mengurangi pemakaian bahan bakar fosil dan kayu yang berasal dari hutan.

BAB III METODOLOGI

A. Bahan dan Alat

1. Bahan Bahan –bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air kelapa, gula, asam asetat, amonium sulfat NH 4 SO 4 2 atau ZA, starter A.xylinum yang diperoleh dari sentra pembuatan nata de coco di Darul Falah Ciampea, tapioka, alum tawas, kaolin, NaOH teknis, asam asetat, dan aquades. 2. Alat Alat –alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah panci besi ukuran 15 litter, kompor, niagara beater, oven, timbangan, gelas ukur, termometer, saringan kain, alat pengaduk, cetakan kertas ukuran 30 cm x 21 cm, mistar ukur, gunting, paper tensile strength tester, tearing tester, bursting tester, dan cobb tester alat pengukur daya serap air.

B. Metode 1. Pembuatan Selulosa Mikrobial Nata de coco

Proses pembuatan selulosa mikroba dimulai dengan penyiapan starter dan media. Proses pembuatan starter dilakukan untuk menghasilkan biakan A.xylinum untuk proses fermentasi pada pembuatan selulosa mikrobial. Proses pembuatan media untuk starter diawali dengan penyaringan air kelapa. Air kelapa yang telah disaring kemudian dimasak selama 2 jam setelah itu ditambahkan gula, asam asetat, dan ZA. Dengan komposisi dalam 1 litter air kelapa, membutuhkan 40 gram gula, 6 ml asam asetat dan 5,6 gram ZA. Lama proses fermentasi starter adalah 4 hari pada suhu 25 – 27 ºC dan pH 3 - 4. Starter yang diperoleh akan digunakan untuk fermentasi pembuatan selulosa mikrobial. Proses pembuatan media untuk produksi selulosa mikrobial dilakukan dengan penyaringan air kelapa. Air kelapa yang telah disaring kemudian dimasak selama 2 jam setelah itu ditambahkan gula, asam asetat, dan ZA. Setelah itu, media