Gambar 10. Diagram alir pembuatan kertas selulosa mikrobial Modifikasi Metode Semikimia Casey, 1980
Kadar air
Perhitungan Rendemen dan kadar air pulp
Pengujian Fisik
Selulosa Mikrobial
Purifikasi NaOH 1 , 60
C, 20 min
Penguraian serat
Pembentukan lembaran
Kertas Selulosa
mikrobial
BAB IV PEMBAHASAN
A. Rendemen Pulp Selulosa Mikrobial
Selulosa yang digunakan merupakan selulosa yang dihasilkan dari biosintesis mikroba Acetobacter xylinum yang disebut selulosa mikrobial.
Selulosa mikrobial memiliki karakteristik yang berbeda dari selulosa kayu yang umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas. Selulosa
mikrobial tidak bercampur dengan lignin dan hemiselulosa sehingga tidak membutuhkan proses delignifikasi yang biasanya dilakukan pada
pengambilan selulosa kayu. Pada penelitian ini dilakukan proses pembuatan selulosa mikrobial
sebagai bahan baku utama. Pembuatan selulosa mikrobial ini dilakukan menggunakan media air kelapa yang dipanaskan selama 2 jam dan
dimodifikasi penambahan gula, asam asetat, dan ZA. Media tersebut difermentasi selama 7 hari pada pH 5 dan suhu 25
– 27 ºC setelah diinokulasikan starter biakan A.xylinum. Selulosa mikrobial yang dihasilkan
memiliki nilai kadar air yang tinggi yaitu 98 . Pembuatan pulp selulosa mikrobial diawali dengan proses pemurnian
selulosa mikrobial dari biomassa sel mikroba pembentuk selulosa mikrobial. Tahap ini dilakukan agar diperoleh selulosa mikrobial dengan kemurnian
yang tinggi. Proses pemurnian selulosa mikrobial lebih sederhana dibandingkan dengan proses penyiapan selulosa kayu. Pemurnian selulosa
mikrobial dilakukan dengan pemasakan selulosa mikrobial selama 20 menit dalam NaOH 1 bv pada suhu 60 ºC. Hasil dari pemurnian ini masih
berbentuk lembaran selulosa mikrobial dengan warna yang relatif putih sehingga tidak membutuhkan proses bleaching. Hal ini berbeda dengan
proses delignifikasi selulosa kayu yang umumnya berkisar selama 3 – 4 jam
dengan jumlah pemakaian NaOH berdasarkan jumlah persentase lignin yang terkandung dalam kayu. Semakin tinggi presentase lignin akan semakin tinggi
pula konsentrasi NaOH alkali yang digunakan. Proses pemurnian akan dilanjutkan dengan proses penguraian serat yang nantinya akan menghasilkan