Keterangan : NA tanpa aditif, KA aditif kaolin 5 , TA aditif tapioka 2,5 dan TKA aditif kaolin 5 dan tapioka 2,5
Gambar 14. Pengaruh zat aditif terhadap gramatur kertas Berdasarkan analisa ragam pada taraf 5 , perlakuan penambahan
bahan aditif tapioka 2,5 dan kaolin 5 sangat berpengaruh nyata terhadap gramatur kertas yang dihasilkan dibandingkan NA kontrol, TA
penambahan tapioka 2,5 dan KA penambahan kaolin 5 . Kombinasi penambahan kedua bahan aditif tapioka 2,5 dan kaolin 5 menyebabkan
kenaikan nilai gramatur kertas dibandingkan dengan penambahan salah satu jenis bahan aditif dan tanpa bahan aditif. Hal ini diakibat dari adanya
akumulasi kedua bobot bahan tambahan yang meningkatkan berat kertas. Penambahan tapioka cenderung meningkatkan gramatur kertas karena
meningkatkan daya ikatan antar serat, sedangkan kaolin sebagai bahan anorganik yang berikatan pada permukaan serat selulosa mikrobial juga
menambah berat lembaran kertas yang terbentuk.
C. Indeks Tarik Kertas Selulosa Mikrobial
Ketahanan tarik merupakan daya tahan maksimum per satuan lebar jalur uji lembaran terhadap gaya tarik yang bekerja pada kedua jalur uji
tersebut sampai putus, dinyatakan dalam satuan gaya per satuan lebar uji. Indeks tarik adalah ketahanan tarik per gramatur kertas SNI, 1998. Nilai
indeks tarik yang diperoleh berkisar antara 19,84 – 58,65 Nmg. Indeks tarik
yang dihasilkan berada diatas nilai indeks tarik Acacia mangium dengan nilai 2,93
– 25,68 Nmg Ramadona, 2001, jerami dengan nilai 26,88 – 42,66 Nmg dan bagas dengan nilai 36,79 Nmg Ibnusantosa, 1987. Nilai indeks
tarik kertas selulosa mikrobial dengan penambahan aditif memenuhi standar
10 20
30 40
50 60
NA KA
TA TKA
35 36.2
28.5 53.5
37.5 32.3
33.9 44.6
G ra
m a
tu r
Kert a
s gm
²
Kode Perlakuan
U1 U2
kertas koran dengan indeks tarik min 23,46 Nmg dan kertas bungkus dengan indeks tarik 27,52 Nmg SNI, 1987. Nilai indeks tarik kertas tanpa
penambahan aditif berada dibawah nilai SNI indeks tarik kedua kertas tersebut.
Tabel 5. Hasil pengujian indeks tarik kertas
Kode Perlakuan
Ulangan Indeks tarik Nmg Rata-rata
NA u1
19,84 19,84 ± 12,60
u2 19,84
KA u1
34,36 32,45 ± 12,60
u2 30,54
TA u1
39,81 39,81 ± 12,60
u2 39,81
TKA u1
58,65 53,98 ± 12,60
u2 49,31
Keterangan : NA tanpa aditif, KA aditif kaolin 5 , TA aditif tapioka 2,5 dan TKA aditif kaolin 5 dan tapioka 2,5
Menurut Handayani 1991 kertas yang terbuat dari serat halus memiliki kekuatan tarik yang tinggi. Serat
– serat halus memiliki ikatan antar serat yang lebih tinggi sehingga serat lebih kompak dan menyebabkan
kekuatan tarik kertas tinggi Page, 1985. Dalam hal ini, selulosa mikrobial terdiri dari serat
– serat halus yang memiliki kristalinitas tinggi dan kekompakan serat. Oleh karena itu nilai indeks tarik yang diperoleh relatif
tinggi. Nilai indeks tarik tertinggi dihasilkan dari perlakuan penambahan zat
aditif tapioka 2,5 dan kaolin 5 , sedangkan yang terendah dihasilkan dari perlakuan tanpa penambahan bahan aditif. Analisis ragam pada taraf 5
menunjukan bahwa penambahan tapioka 2,5 berpengaruh nyata terhadap kekuatan tarik kertas dan berbeda nyata dengan kontrol perlakuan kode NA
tanpa aditif.
Keterangan : NA tanpa aditif, KA aditif kaolin 5 , TA aditif tapioka 2,5 dan TKA aditif kaolin 5 dan tapioka 2,5
Gambar 15. Hubungan pengaruh zat aditif terhadap Indeks tarik kertas Menurut Casey 1980, tapioka digunakan untuk memperbaiki
ikatan antar serat sehingga serat lebih kompak dan dapat meningkatkan ketahanan tarik kertas, kemampuan cetak dan memperbaiki retensi terhadap
cairan kecuali air. Pada perlakuan TKA penambahan tapioka 2,5 dan kaolin 5, tapioka yang ditambahkan meningkatkan daya ikatan antar serat
dan kaolin mengisi ruang kosong serat yang tidak berikatan. Penambahan kaolin dapat meningkatkan opasitas cetak karena kaolin menambah luas
pantul cahaya, meningkatkan derajat putih, memperbaiki kehalusan kertas serta memperbaiki sifat cetak karena molekul-molekul kaolin mengisi ruang
antar serat.
D. Indeks Sobek Kertas Selulosa Mikrobial