Daya Serap Air PEMBAHASAN

Berdasarkan Gambar 16, penambahan kaolin cenderung menurunkan indeks sobek kertas. Hal ini dikarenakan kaolin yang melekat pada permukaan serat selulosa mikrobial menambah tingkat kekakuan serat sehingga sifat kelenturan serat berkurang. Hasil analisis ragam menunjukan nilai indeks sobek kertas yang dihasilkan dari keempat perlakuan tidak berbeda nyata satu sama lain. Hal ini menunjukan bahwa penambahan aditif tidak mempengaruhi kekompakan dan kelenturan serat yang ada sehingga indeks sobek pada tiap perlakuan tidak berbeda nyata satu sama lain. Britt 1964 menyebutkan bahwa ada hubungan yang saling berlawanan antara kekuatan sobek dengan kekuatan tarik. Dengan demikian penambahan aditif pada kertas tidak menghasilkan nilai indeks sobek yang berbeda.

E. Daya Serap Air

Daya serap air merupakan kemampuan kertas untuk menyerap air dalam waktu tertentu. Daya serap air pada kertas selulosa mikrobial berkisar pada nilai 52,11 – 71,97 gm 2 untuk bagian atas dan untuk bagian bawah nilai daya serap berkisar antara 55,08 – 85,48 gm 2 . Daya serap air kertas selulosa mikrobial pada kedua sisinya tidak memiliki perbedaan yang nyata. Hal ini disebabkan oleh tingkat kehalusan serat yang tinggi sehingga tidak terjadi perbedaan bentuk permukaan antara kedua sisi kertas. Bentuk permukaan kertas yang halus cenderung memiliki pori –pori yang lebih sedikit dibandingkan bentuk permukaan yang kasar. Karakteristik selulosa mikrobial yang termasuk dengan serat halus sehingga membentuk jalinan serat yang kompak dan menghasilkan pori –pori yang lebih kecil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kedua sisi kertas yang dihasilkan termasuk kedalam bentuk rol. Daya serap kertas selulosa mikrobial yang secara keseluruhan berkisar antara 52,11 – 85,48 gm 2 , nilai tersebut lebih rendah dibandingkan daya serap air kertas bungkus standar yaitu sebesar 119,73 gm 2 SNI, 1989 dan kertas batang pisang ambon sebesar 105,23 gm 2 Suwarna, 2005. Hal ini menunjukan bahwa kertas selulosa mikrobial memiliki ketahanan terhadap penetrasi air yang tinggi. Tabel 7. Hasil pengujian daya serap air Bagian Kertas Ulangan Daya serap air gm² NA TA KA TKA Atas A 1 77,209 54,736 71,557 61,905 2 66,731 49,497 58,734 65,077 Bawah B 1 58,183 67,420 44,947 88,791 2 66,593 50,738 65,214 82,173 Rata - rata A A 71,97022 52,11637 65,14546 63,49097 Rata - rata B B 84,44781 59,079 55,08066 85,48187 Keterangan : NA tanpa aditif, KA aditif kaolin 5 , TA aditif tapioka 2,5 dan TKA aditif kaolin 5 dan tapioka 2,5 Berdasarkan analisa ragam pada taraf 5 , diperoleh bahwa penambahan zat aditif tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap daya serap air kertas. Hal ini menunjukan bahwa penambahan zat aditif tidak merubah tingkat kehalusan serat. Penambahan tapioka cenderung menurunkan daya serap air, karena tapioka yang berfungsi sebagai pengikat jalinan antar serat meningkatkan jumlah ikatan antara serat dengan serat sehingga mengurangi jumlah pori yang dapat menyerap air. Sedangkan kombinasinya dengan penambahan kaolin meningkatkan daya serap air. Hal ini dikarenakan sifat kaolin yang merupakan bahan anorganik bersifat padat dan kaku sehingga mengurangi efektifitas ikatan antar serat. Dengan demikian menimbulkan rongga udara pada bidang kontak antara serat sehingga air dapat masuk lebih mudah. Keterangan : NA tanpa aditif, KA aditif kaolin 5 , TA aditif tapioka 2,5 dan TKA aditif kaolin 5 dan tapioka 2,5 Gambar 17. Hubungan pengaruh zat aditif terhadap daya serap air 71.97 52.12 65.15 63.49 62.38 59.08 55.08 85.48 10 20 30 40 50 60 70 80 90 NA TA KA TKA D a ya S e ra p A ir gm ² Kode Perlakuan Bagian Atas Bagian Bawah

F. Analisis Konversi Biomassa