1977 dalam Chivers 1977 berturut-turut sebesar 3,3;4,1;3,8 individu kelompok.
Ukuran kelompok yang termasuk kecil disebabkan banyaknya kelompok- kelompok yang baru terbentuk sehingga belum melahirkan banyak anak. Angka
ini juga dipengaruhi adanya 1 betina soliter yang dianggap kelompok. Betina ini memang hidup sendiri tanpa pasangan namun terlihat memiliki hubungan dekat
dengan satu kelompok beranggotakan 3 individu karena memiliki tumpang tindih home range cukup besar dan beberapa kali dijumpai melakukan vokalisasi
bersama-sama di lokasi yang berdekatan.
6.3 Kepadatan Populasi
Area dengar efektif antar kedua spesies menunjukan angka berbeda. Siamang memiliki kemampuan bersuara lebih keras dibandingkan ungko,
sehingga jangkaun luasan survei suara pada siamang lebih luas. Penelitian ini menggunakan estimasi area dengar dengan radius 1 km dari masing masing pos
pendengaran Brockelman et al. 1993; Buckley et al. 2006; Cheyne et al. 2008 . Radius 1 km diambil dengan pertimbangan suara keras kedua spesies dapat
terdengar efektif, meskipun vokalisasi keras kedua spesies mampu terdengar lebih dari 1km bahkan hingga mencapai 2 km di hu
tan dengan kondisi tertentu O‟Brien et al. 2004.
Penelitian ini yang dilakukan di habitat hutan Dipterocarpaceae dan hutan pegunungan bawah. Hasil penelitian ini menunjukan kepadatan yang lebih tinggi
ungko 5,13 kelompokkm
2
daripada siamang 3,37 kelompokkm
2
. Yanuar 2009 melaporkan kepadatan tertinggi di Taman Nasional Kerinci Sebelat
siamang mencapai 5,4 kelompokkm
2
di hutan pegunungan atas dan 5,0 kelompokkm
2
di hutan dataran rendah. Sementara, ungko kepadatan tinggi di hutan Dipterocarpaceae sebesar 3,8 kelompokkm
2
dan hutan pegunungan bawah 3,6 kelompokkm
2
. Sama halnya dengan hasil O‟Brien et al. 2004 di Taman Nasional Buki Barisan Selatan namun kepadatan siamang dan ungko lebih kecil di
setiap tipe habitat. Hasil penelitian diatas menunjukan hutan Dipterocarpaceae dan hutan pegunungan bawah seperti di Stasiun Penelitian YEL-SOCP menjadi
habitat terbaik bagi ungko di Sumatera.
Kepadatan kelompok ungko cenderung meningkat dari selatan ke utara di Sumatera. Sebaliknya, siamang menunjukan penurunan kepadatan dan ukuran
kelompok dari selatan ke utara. Sehingga posisi KHBT yang berada di ujung utara distribusi ungko di Sumatera memungkinkan kepadatan ungko lebih besar dari
dan kepadatan siamang lebih kecil di bagian selatan Sumatera seperti dilaporkan O‟Brien et al. 2004 dan Yanuar 2009
Secara umum bila dibandingkan dengan populasi di beberapa daerah berbeda, baik ungko maupun siamang di area penelitian termasuk tinggi di
Sumatera. Mitani 1990 melaporkan H. albibarbis di Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat. Ada kondisi berbeda antar kedua tempat yang mungkin
mempengaruhi kepadatan ungko cenderung lebih rendah di Sumatera yaitu adanya siamang yang menjadi kompetitor.
Banyak kesamaan dalam pemanfaataan habitat antara ungko dan siamang. Kondisi simpatrik membuat peranan keduanya cenderung tumpang tindih.
Populasi kedua jenis yang hidup simpatrik memiliki kedekatan menjadi satu kesatuan. Hal ini mungkin mempengaruhi kepadatan yang lebih rendah
dibandingkan dengan jenis Hylobates lain yang hidup sendiri tanpa adanya simpatrik dengan siamang.
Hasil pengamatan menggunakan triangle count menunjukan populasi yang sehat. Ukuran populasi yang tinggi masing-masing spesies dapat bertahan dalam
jangka panjang jika kondisi habitat bertahan seperti saat ini. Gangguan terhadap populasi kedua spesies relatif kecil di area penelitian, namun tidak untuk beberapa
wilayah disekitarnya. Stasiun penelitian dikelilingi kawasan hutan produksi, hutan produksi terbatas dan berbatasan langsung dengan aktivitas masyarakat seperi
perkebunan. Bila kawasan disekitarnya tidak disikapi dengan baik maka akan
mengancam keberlangsungan hidup kedua spesies.
6.4 Perilaku Bersuara Spesies dari Hylobatidae memiliki ciri khas menghasilkan vokalisasisuara
dengan pola yang spesifik untuk masing-masing jenis dan jenis kelamin Geissmann 1995. Aktivitas bersuara pada ungko dan siamang dapat terdengar
sejauh 1 km Brockelman et al. 1987, bahkan mencapai 2 km pada medan dengan karakteristik tertentu O‟Brien et al. 2004. Sifat vokal ini dapat