betina dewasa pada setiap kelompok. Vokalisasi dapat menunjukan informasi keberadaan kelompok di suatu titik lokasi. Vokalisasi solo tidak dipakai karena
tidak menunjukan suatu kelompok. Kepadatan populasi pada Hylobatidae dapat menunjukan besarnya
persaingan, tumpang tindih wilayah home range antar kelompok sejenis dan keberlangsungan hidup suatu spesies dalam mempertahankan keturunannya.
Kepadatan yang besar akan mengakibatkan tingginya persaingan dan tumpang tindih wilayah. Namun kondisi ini lebih menjamin kelestarian spesies tersebut
daripada kepadatan yang rendah dalam habitat yang normal. Belum diketahui secara pasti mengenai kepadatan ideal pada ungko dan siamang.
Hasil kepadatan ungko di Stasiun Penelitian YEL-SOCP disajikan dalam Tabel 5
. Berdasarkan hasil data yang dipetakan menggunakan ArcGis 9.3, area
dengar efektif triangle count sebesar 2,64 ha. Area dengar efektif dipengaruhi oleh pemilihan pos pendengaran dan topografi area survei. Hambatan suara pada
survei adalah terhalang bukit, arah angin dan suara bising di sekitar pos. Pos pendengaran yang baik yaitu berada pada lokasi tertinggi di areanya sehingga
dapat mengurangi hambatan. Tabel 5 Kepadatan ungko di Stasiun Penelitian YEL-SOCP, KHBT
Area Estimasi Area
Dengar Area Dengar
Efektif Grup
Terdengar p 1
m hari p m
Kepadatan kelkm
2
indkm
2
km
2
km
2
1 4,53
2,36 12,00
0,52 5,00
0,98 5,19
16,30 2
4,79 2,28
12,00 0,60
4,00 0,98
5,37 16,86
3 4,73
2,39 12,00
0,48 4,00
0,93 5,40
16,96 4
4,79 3,54
16,00 0,75
4,00 1,00
4,52 14,19
Rerata 4,71
2,64 13,00
0,59 4,25
0,97 5,12
16,08
ket: p 1: probabilitas rata-rata; m: jumlah hari pengamatan; p m: proporsi bersuara kelompok
Pengamatan yang dikukan selama 4-5 hari pada setiap area, rata-rata kelompok terdengar setiap pada area sebanyak 13 kelompok. Berdasarkan analisis
data yang dilakukan, rata-rata kepadatan ungko sebesar 5,12 kelompokkm
2
. Mengacu rata-rata ukuran kelompok ungko berdasarkan pengamatan langsung
pada 14 kelompok yaitu 3,14 per kelompok, didapat estimasi kepadatan ungko sebanyak 16,08 individukm
2
. Hasil yang sedikit berbeda ditunjukan pada area ke- 4, berdasarkan teknisnya hal ini dikarenakan pos yang digunakan lebih strategis
sehingga luas area dengar efektif dan kelompok yang terdengar lebih banyak.
Hasil analisis data pengamatan siamang disajikan pada Tabel 6 .
Luasan area dengar efektif rata-rata dari 4 area
sebesar 2,85 ha dengan kepadatan rata-rata 3,37 kelompokkm
2
. Sama halnya dengan ungko, berdasarkan ukuran rata-rata kelompok siamang sebesar 2,28 individukelompok, didapatkan kepadatan rata-
rata sebesar 9,37 individukm
2
. Tabel 6 Kepadatan siamang di Stasiun Penelitian YEL-SOCP, KHBT
Area Estimasi Area
Dengar Area Dengar
Efektif Grup
Terdengar p 1
m hari p m
Kepadatan km
2
km
2
kelkm
2
indkm
2
1 4,53
2,12 8,00
0,40 5,00
0,93 4,06
11,29 2
4,79 3,35
8,00 0,53
4,00 0,95
2,51 6,98
3 4,73
2,67 10,00
0,63 4,00
0,98 3,82
10,62 4
4,79 3,27
10,00 0,45
4,00 0,99
3,09 8,59
Rerata 4,71
2,85 9,00
0,50 4,25
0,96 3,37
9,37
ket: p 1: probabilitas rata-rata; m: jumlah hari pengamatan; p m: proporsi bersuara kelompok
5.3 Perilaku Bersuara
Perilaku bersuara memiliki peranan penting bagi satwa primata Hylobatidae. Satwa ini tergolong satwa teritorial dan suara menjadi komunikasi sosial baik
antar individu dalam kelompok maupun komunikasi antar kelompok. Ungko dan siamang melakukan vokalisasi dapat diartikan sebagai penanda teritorinya dan
sebagai media pembagian wilayah antar kelompok serta sebagai komunikasi antar pasangan dalam satu kelompok. Hasil pengamatan menunjukan waktu dan
tahapan perilaku bersuara. Jantan dan betina memiliki suara dengan tahapan dan waktu yang berbeda. Vokalisasi dapat dilakukan solo maupun duet dan juga dapat
berupa vokalisasi kelompok. Ungko mulai bersuara sebelum matahari terbit. Suara yang dikeluarkan
sebelum matahari terbit dilakukan oleh individu jantan dewasa disebut dawn call, sementara vokalisasi dengan tipe yang sama setelah matahari terbit disebut male
solo. Awal waktu dawn call bervariasi tiap harinya, yaitu tercatat paling awal pada pukul 05.03 WIB Gambar 16. Pada beberapa kondisi berbeda, dawn
callmale solo diawali pada pukul 07.42 WIB. Selama penelitian tercatat ada 103 vokalisasi dalam 17 kali pengamatan. Secara umum, aktivitas suara ini diawali
antara pukul 05.30 sampai 05.59 WIB sebanyak 52 . Dawn callmale solo diakhiri sebelum pukul 08.00 WIB.
Gambar 16 Grafik pemilihan waktu dawn callmale solo pada ungko dalam tujuh periode waktu pengamatan dihitung dari frekuensinya.
Jenis kelamin individu Hylobatidae dapat dibedakan berdasarkan suaranya vokalisasi. Betina menghasilkan vokalisasi lebih menonjol, nyaring, melengking
dan panjang yang biasa disebut great call. Great call dibagi menjadi tiga fase, yaitu pre-trill, trill dan post-trill. Sangat berbeda dengan vokalisasi jantan yang
lebih pendek male solo. Male solo merupakan vokalisasi jantan yang berurutan tanpa jeda oleh fase atau not vokalisasi betina Duma 2007.
Jantan dewasa bersuara pagi sebagai awal aktivitas setelah bangun dan kemudian berpindah untuk mencari makan. Umumnya setelah ungko jantan
melakukan dawn callmale solo pada awal bersuara, kemudian betina dewasa membalasnya dengan great call dan dawn call berhenti. Setelah selang beberapa
waktu kelompok ungko melakukan duet call maupun group call yaitu great call oleh betina dewasa yang langsung diikuti coda jantan dewasa
Great call dapat dilakukan oleh dua betina sekaligus atau biasa disebut double great call. Double great call dapat dilakukan oleh kelompok yang
memiliki anak betina remaja atau hingga dewasa. Begitu juga dengan jantan, suara balasan dapat dilakukan double pada kelompok yang memiliki anak jantan
atau hingga dewasa. Berbeda dengan ungko, siamang bersuara setelah matahari terbit. Pada siamang juga ada vokalisasi double seperti ungko. Bedanya, suara
jantan pada siamang dilakukan pada saat great call betina belum selesai atau pada tengah-tengah dan mengikuti alur suara betina.
14 52
21 7
2 4
10 20
30 40
50 60
Per sen
tase
Pukul WIB
Selama pengamatan tercatat ada 325 group call dalam 16 hari oleh kelompok ungko. Ungko melakukan group call paling awal yaitu sebelum pukul
06.00 WIB tercatat 2. Terlihat pada Gambar 16, mulai pukul 06.00 WIB frekuensi bersuara ungko mulai terus naik hingga mencapai puncaknya pada
pukul 08.00 WIB dan menurun setelahnya hingga tidak terdengar lagi setelah pukul 11.00 WIB. Frekuansi vokalisasi ungko paling tinggi pada pukul 07.00
– 08.00 WIB sebesar 36.
\
Gambar 17 Grafik perbandingan aktivitas group call ungko dan siamang pada tujuh periode waktu pengamatan, dihitung dari frekuensinya.
Tercatat ada 150 group call siamang selama 16 hari pengamatan. Siamang melakukan vokalisasi paling awal yaitu sebelum pukul 08.00 WIB sebanyak 2.
Namun siamang memulai vokalisasi pertamanya paling banyak pada pukul 09.00- 10.00 WIB sebanyak 27. Pemilihan waktu awal panggil siamang 1 jam sebelum
dan sesudah waktu terbanyak tidak berbeda jauh. Dengan kata lain siamang cenderung melakukan vokalisasi awal pada pukul 08.00-11.00.
Gambar 17 menunjukan adanya kecenderungan pergantian aktivitas panggil yang dilakukan antara ungko dan siamang dari segi waktu. Ketika frekuensi
vokalisasi ungko menurun, pada saat itu frekuensi vokalisasi siamang meningkat hingga mencapai puncaknya. Kedua jenis ini sudah sedikit mengawali vokalisasi
setelah pukul 11.00 WIB, bahkan pada ungko tidak ada yang memulai vokalisasi setelah pukul 11.00 WIB.
Probabilitas vokalisasi menunjukan kemungkinan kelompok melakukan satu kali vokalisasi dalam waktu tertentu.Hal ini penting diketahui dalam penggunaan
2 34
36
18 8
3 2
12 25
27 24
10 -
5 10
15 20
25 30
35 40
5-6 6-7
7-8 8-9
9-10 10-11
11-12
Per sen
tase
Pukul WIB
ungko siamang