4.2 Kondisi Fisik
KHBT memiliki topografi yang beragam mulai landai hingga terjal, lebih didominasi daerah perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan lahan antara
16 hingga lebih dari 60. Ketinggian kawasan mulai dari 50 meter diatas permukaan laut m dpl di sekitar Sungai Sipan Sihaporas hingga 1,875 m dpl di
Puncak Dolok Lubuk Raya. Kawasan ini juga dilewati rangkaian jalur pegunungan vulkanis aktif Pegunungan Bukit Barisan Selatan. Daerah ini juga
merupakan Daerah Patahan Besar Sumatera atau dikenal sebagai bagian dari rangkaian Sub Patahan Batang Gadis
– Batang Angkola – Batang Toco. Kondisi ini menyebabkan kawasan memiliki potensi besar terjadinya gempa bumi akibat
pergerakan patahan Perbatakakusuma et al. 2007. Jenis tanah di area kawasan antara lain ultisolik, alluvioculluvial dan
inseptisolic. Area kawasan secara umum tersusun oleh 15 jenis batuan geologis yang didominasi batuan Qvt. Batuan Qvt merupakan batuan vulkanik tufa toba
Toba Tuffs yaitu batuan polimik bersusun riolit-dasit, aliran tufa kristal, gelas, debu dengan sedikit tufa eksposif pada bagian atasnya.
Kawasan ini masih memiliki tutupan hutan relatif baik dan utuh. Terdapat sedikitnya lima Daerah Aliran Sungai DAS, yaitu Das Batang Toru, DAS Aek
Kolang, DAS Bila, DAS DAS Barumum dan DAS Batang Gadis. Kondisi ini menjadikan KHBT memiliki fungsi ekologi yang cukup tinggi sehingga sangat
penting bagi kehidupan masyarakat sekitar kawasan, baik sebagai pengatur tata air maupun sebagai pencegah banjir, erosi dan tanah longsor. Selain itu, potensi ini
juga dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi PLTA Sipan Sihaporas Midora dan Angraeni 2007 dalam Perbatakakusuma et al. 2007.
4.3 Potensi Flora dan Fauna
KHBT memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi. Kawasan ini memiliki beberapa tipe habitat. Tipe habitat yang ada di KHBT diantaranya hutan
pegunungan bawah, hutan gambut dan hutan dataran rendah. Jenis pohon yang mendominasi tiap vegetasi berbeda-beda pada masing-masing habitat. Jenis-jenis
itu antara lain dari famili Casuarinaceae, Podocarpaceae, dan Myrtaceae. Pada hutan dataran rendah terdapat jenis-jenis pohon dari famili Dipterocarpaceae dan
Fagaceae. KHBT juga menyimpan jenis-jenis anggrek hutan, Nephentes spp. dan
Rafflesia spp. Berdasarkan inventarisassi yang telah dilakukan kawasan ini memiliki 688 jenis tumbuhan. Dari sekian banyak jenis tumbuhan, terdapat 8 jenis
terancam punah, 3 endemik Sumatera, 4 jenis dilindungi Peraturan Pemerintah PP No. 7 Tahun 1999, 2 jenis endemik dan langka yaitu Amorphophalus baccari
dan Amorphophalus gigas. Selain itu juga terdapat 3 jenis Nephenthes yang terancam punah Perbatakusuma et al. 2007.
Berdasarkan inventarisasi fauna yang telah dilakukan, KHBT memiliki 67 jenis mamalia, 287 jenis burung, 110 jenis herpetofauna. Pada jenis mamalia
terdapat 20 jenis satwa dilindungi berdasarkan PP No. 7 Tahun 1999, 12 jenis masuk kedalam daftar terancam punah IUCN dan 14 jenis masuk kategori CITES.
Jenis-jenis satwaliar yang terancam punah antara lain ungko Hylobathes agilis, siamang Symphalangus syndactilus, orangutan sumatera Pongo abelii, harimau
sumatera Panthera tigris sumatrae, beruang madu Helarctos malayanus dan lainnya. Pada jenis burung terdapat 51 jenis dilindungi PP No. 7 Tahun 1999.
Jenis burung langka yang ditemukan di kawasan ini antara lain jenis rangkong seperti Buceros rhinoceros, Buceros bicornis, Rhyticeros comatus dan Rhinoplax
vigil. Jenis-jenis elang seperti Ictinaetus malayensis, Spilornis cheela dan Accipiter virgatus Perbatakusuma et al. 2007. Pada jenis herpetofauna terdapat 4
jenis endemik, 7 jenis masuk kategori CITES dan 5 jenis terancam punah secara global Perbatakusuma et al. 2007.
BAB V HASIL