131
D. Indikator Keberhasilan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memiliki dampak positif terhadap kegiatan
belajar-mengajar di dalam kelas, peningkatan kemampuan guru, penggunaan metode dan bahan ajar lainnya, dan pemanfaatan media pendidikan. Kegiatan
belajar-mengajar yang berlangsung secara konvensional di mana guru bertindak sebagai penceramah yang memberikan materi, berubah menjadi suatu kegiatan
dua arah. Guru memberikan stimulus dan siswa merespons stimulus tersebut. Siswa yang tadinya tidak begitu aktif mau aktif dalam pembelajaran seperti
menjawab pertanyaan dari guru, memperhatikan penyampaian materi dari guru dan berani tampil di depan kelas untuk menceritakan kembali cerita yang telah
mereka baca. Ditinjau dari segi kemampuan guru, semula guru masih mengalami
kebingungan untuk memotivasi siswa agar mau ikut aktif di dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung, Setelah tindakan penelitian ini, guru
mulai dapat mengembangkan kemampuannya untuk memotivasi siswa lebih aktif. Selain itu, guru yang semula tidak berpikir untuk menggunakan metode kooperatif
tipe jigsaw sebagai media dalam mengajar menjadi ikut termotivasi untuk menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw dalam mengajar, tidak hanya dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia namun juga bisa diterapkan dalam mata pelajaran lainnya.
Kemampuan guru dalam memanfaatkan media dan mengembangkan materi meningkat setelah tindakan penelitian ini dilaksanakan. Selain itu,
kemampuan guru dalam melakukan pengelolaan kelas mengalami peningkatan. Guru tidak lagi segan untuk memperingatkan atau menegur siswa yang
perhatiannya tidak terfokus pada proses pembelajaran dan memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi di dalam proses pembelajaran dan
memacu motivasi siswa untuk berpendapat atau ikut berpartisispasi aktif selama proses pembelajaran berlangsung.
132
Melihat dari segi keaktifan siswa, telah terjadi perubahan positif terhadap sikap siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa mau aktif dan berperan serta dalam
proses belajar-mengajar. Selain itu keterampilan siswa dalam berbicara meningkat dengan pemberian tambahan materi bercerita menceritakan kembali cerita
melalui penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw ini. Pengetahuan siswa bertambah dengan penggunaan media baru, penerapan metode kooperatif tipe
jigsaw, metode bercerita secara berpasangan, berkelompok, dan bermain peran di dalam proses pembelajaran. Perubahan positif tersebut membawa dampak baik
berupa peningkatan nilai siswa dalam pembelajaran keterampilan bercerita. Apabila dilihat dari segi pemanfaatan fasilitas dan pengembangan bahan
ajar telah terjadi peningkatan yang cukup memuaskan. Guru mampu menggunakan fasilitas belajar dengan maksimal dan mampu mengembangkan
bahan ajar yang digunakan. Bahan ajar yang semula bersumber dari satu buku teks berkembang menjadi beberapa buku penunjang serta penggunaan metode
kooperatif tipe jigsaw untuk menarik minat siswa. Penggunaan materi baru ini merupakan pembaharuan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung selama
ini.
i
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research ini dilaksanakan di kelas III SDN Karang Talun. Penelitian ini dilakukan dalam 3
siklus, setiap siklus meliputi empat tahap tindakan yaitu: tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan
refleksi. Tindakan tersebut telah berhasil menjawab 2 rumusan masalah yang dikemukakan peneliti, meliputi peningkatan kualitas proses dan hasil
pembelajaran keterampilan bercerita dengan metode kooperatif tipe jigsaw
.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas III SDN Karang Talun dengan penerapan metode kooperatif tipe
jigsaw dalam berbicara, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Ada peningkatan kualitas proses pembelajaran keterampilan bercerita pada
siswa kelas III SDN Karang Talun. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator berikut.
a. Adanya peningkatan minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Pada indikator ini terjadi peningkatan nilai minat dan motivasi siswa pada
tiap tindakan. Pada siklus I, rata-rata persentase keaktifan siswa dari aspek motivasi sebesar 47, kemudian menjadi 61 pada siklus II, serta 78
pada siklus III. Rerata prosestase keaktifan siswa dari aspek minat pada siklus I sebesar 48, kemudian menjadi 66 pada siklus II, serta 80 pada
siklus III. Rerata keaktifan siswa dalam merespon pertanyaan dari giri pada siklus I 41, kemudian menjadi 66 pada siklus II, dan 75 pada siklus
III b. Adanya peningkatan keaktifan siswa selama pembelajaran. Pada indikator
ini terjadi peningkatan nilai keaktifan siswa pada tiap siklus. Pada siklus I nilai rata-rata siswa dari aspek keaktifan sebesar 8.97, yang masuk dalam
kategori kurang, kemudian menjadi 12.05 pada siklus II masuk dalam kategori sedang, serta 14.33 pada siklus III yang masuk dalam kategori baik;