i
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research ini dilaksanakan di kelas III SDN Karang Talun. Penelitian ini dilakukan dalam 3
siklus, setiap siklus meliputi empat tahap tindakan yaitu: tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan
refleksi. Tindakan tersebut telah berhasil menjawab 2 rumusan masalah yang dikemukakan peneliti, meliputi peningkatan kualitas proses dan hasil
pembelajaran keterampilan bercerita dengan metode kooperatif tipe jigsaw
.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas III SDN Karang Talun dengan penerapan metode kooperatif tipe
jigsaw dalam berbicara, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Ada peningkatan kualitas proses pembelajaran keterampilan bercerita pada
siswa kelas III SDN Karang Talun. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator berikut.
a. Adanya peningkatan minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Pada indikator ini terjadi peningkatan nilai minat dan motivasi siswa pada
tiap tindakan. Pada siklus I, rata-rata persentase keaktifan siswa dari aspek motivasi sebesar 47, kemudian menjadi 61 pada siklus II, serta 78
pada siklus III. Rerata prosestase keaktifan siswa dari aspek minat pada siklus I sebesar 48, kemudian menjadi 66 pada siklus II, serta 80 pada
siklus III. Rerata keaktifan siswa dalam merespon pertanyaan dari giri pada siklus I 41, kemudian menjadi 66 pada siklus II, dan 75 pada siklus
III b. Adanya peningkatan keaktifan siswa selama pembelajaran. Pada indikator
ini terjadi peningkatan nilai keaktifan siswa pada tiap siklus. Pada siklus I nilai rata-rata siswa dari aspek keaktifan sebesar 8.97, yang masuk dalam
kategori kurang, kemudian menjadi 12.05 pada siklus II masuk dalam kategori sedang, serta 14.33 pada siklus III yang masuk dalam kategori baik;
ii c. Adanya peningkatan perhatian, kerja sama, inisiatif, dan sistematisasi kerja
siswa selama pembelajaran. Pada indikator ini masuk dalam penilaan proses belajar, terjadi peningkatan nilai perhatian dan konsentrasi siswa pada tiap
tindakan. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa dari aspek perhatian, kerja sama, inisiatif, dan sistematisasi kerja sebesar 9.13 yang masuk dalam
kategori kurang, kemudian menjadi 12.27 masuk pada kategori sedang pada siklus II, serta 14.91 masuk dalam kategori baik pada siklus III;
Beberapa indikator tersebut menjadi dasar bahwa kualitas proses pembelajaran semakin meningkat. Dari nilai keseluruhan yang mencakup
keaktifan, perhatian dan konsentrasi, serta minat dan motivasi, Poin nilai kualitas proses pembelajaran pada siklus I masuk dalam kriteria kurang, kemudian kriteria
sedang untuk siklus II, serta kriteria baik untuk siklus III. 2. Ada peningkatan kualitas hasil pembelajaran keterampilan bercerita pada siswa
kelas III SDN Karang Talun. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari indikator berikut.
Hasil tes, baik tes tertulis maupun tes unjuk kerja siswa yang dilakukan oleh guru mengalami peningkatan setiap siklusnya. Jumlah siswa yang dinyatakan
lulus meningkat dengan standar kelulusan yang semakin ditingkatkan pula. Pada siklus I guru dan peneliti sepakat memberi batas kelulusan 60, sesuai
dengan standar ketuntasan belajar yang ditentukan pihak sekolah. Dari batasan tersebut didapatkan hasil bahwa 20 atau 55 siswa dinyatakan lulus. Pada
siklus II batas kelulusan ditentukan sebesar 60. Dari batas kelulusan tersebut dinyatakan bahwa 32 orang siswa atau sekitar 88 siswa dinyatakan lulus.
Pada siklus III batasan kelulusan sebesar 60. Dari batas kelulusan yang ditetapkan tersebut, sejumlah 32 orang siswa atau sekitar 88 siswa
dinyatakan lulus. Dapat dilihat dari beberapa indikator tersebut menjadi dasar bahwa
kualitas hasil pembelajaran yang dinilai dari hasil tes dan unjuk kerja siswa, semakin meningkat.
iii
B. Implikasi