118
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 3
5 7
9 11
13 15
17 19
21 23
25 27
29 31
33 35
nilai semester I nilai siklus I
nilai siklus II nilai siklus III
Gambar 12. Grafik Hasil Nilai Tes Keterampilan Bercerita Antarsiklus
Daftar perbandingan nilai siswa siklus III
d. Analisis dan Refleksi
Secara umum semua kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran keterampilan bercerita dengan metode kooperatif tipe jigsaw
pada siklus III ini telah dapat diatasi dengan baik. Guru telah berhasil membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk mengikuti kegiatan
belajar-mengajar dengan tertib. Perhatian siswa jadi lebih terfokus terhadap proses pembelajaran keterampilan bercerita. Guru telah mampu
memancing respons siswa terhadap stimulus yang diberikannya dan mampu mengelola kelas dengan baik selama proses belajar-mengajar
tanpa membuat siswa merasa direndahkan. Sebagian besar siswa dengan sukarela mengemukakan menjawab pertanyaan, dan berpendapat tanpa
ditunjuk oleh guru. Dilihat dari hasil tugas meresitasi dongeng yang telah siswa kerjakan, dapat disimpulkan bahwa metode kooperatif tipe jigsaw
terbukti dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Metode kooperatif tipe jigsaw yang digunakan pada siklus III sudah sesuai dengan
minat siswa, siswa bisa ikut serta memainkan boneka tangan dalam kegiatan meresitasi cerita bercerita yang telah dibaca. Selain itu, cerita
R ent
anga n N
ila i
119
yang digunakan tidak terlalu panjang dan mudah dipahami. Simpulan ini diambil dari hasil perbandingan antar hasil pekerjaan siswa pada saat
observasi siklus I, siklus II dan siklus III. Setelah pelaksanaan pembelajaran keterampilan bercerita dengan metode kooperatif tipe
jigsaw, keterampilan bercerita siswa semakin meningkat. Hal ini terbukti dengan penggunaan metode kooperatif tipe jigsaw siswa lebih mudah
untuk memahami isi serta nilai didik cerita yang dibaca.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan tindakan dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran, baik proses maupun hasil keterampilan
bercerita dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw dari siklus I sampai dengan siklus III. Secara garis besar penelitian ini telah berhasil menjawab
rumusan masalah yang telah dikemukakan peneliti. Perumusan masalah tersebut adalah:
1. apakah metode kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan bercerita pada siswa kelas III SD Negeri Karang
Talun? 2. apakah metode kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kualitas hasil
pembelajaran keterampilan bercerita pada siswa kelas III SD Negeri Karang Talun?
Jawaban untuk perumusan masalah di atas dapat penulis paparkan sebagai berikut:
Penelitian tindakan kelas classroom action research terhadap peningkatan keterampilan bercerita dengan metode kooperatif tipe jigsaw pada
siswa kelas III SDN Karang Talun ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yakni: 1 tahap perencanaan tindakan, 2
tahap pelaksanaan tindakan, 3 tahap observasi dan interpretasi dan 4 tahap analisis dan refleksi.
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dan kondisi yang ada di lapangan.