Analisis Pembebanan Jembatan Keduang

85 Tabel 5.3. Nilai kondisi Jembatan Keduang level 1 Kode Elemen S R K F P NK 1.000 Jembatan 1 1 1 1 4 LEVEL 1 Nilai Kondisi Sumber : Hasil perhitungan Hasil penilaian kerusakan Jembatan Keduang dengan metode BMS diperoleh nilai kondisi 4 Kritis atau Runtuh. Nilai ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan tindakan penggantian atau perkuatan pada Jembatan Keduang supaya dapat difungsikan kembali dengan aman.

E. Analisis Pembebanan Jembatan Keduang

Menurut Peraturan Standar pembebanan untuk Jembatan RSNI T-02-2005 pembebanan yang bekerja pada jembatan merupakan merupakan kombinasi dari beberapa macam aksi rencana pembebanan. Aksi rencana pembebanan terdiri dari aksi tetap dan transien. Perhitungan pembebanan dalam analisis ini dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pembebanan bagian tepi dan tengah seperti yang terlihat pada Gambar 5.3. Kondisi eksisting Jembatan Keduang mengalami pergeseran sebesar 1° ke arah hilir, oleh karena itu beban-beban yang digunakan dalam analisis harus merupakan beban-beban yang sudah dideformasi akibat kemiringan tersebut. 86 Gambar 5.3 Lajur pembebanan Jembatan Keduang

1. Aksi Tetap

Aksi tetap adalah aksi yang bekerja sepanjang waktu yang bersumber pada sifat bahan jembatan, cara jembatan dibangun dan bangunan lain yang menempel pada jembatan. a. Berat Sendiri P MS Berat sendiri adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan elemen struktural, ditambah dengan elemen non struktural yang dianggap tetap. Berat sendiri yang diperhitungkan dalam pembebanan Jembatan Keduang meliputi beban gelagar, slab beton, diafragma, bracing dan trotoar. Tabel 5.4 Beban, tebal dan berat lapisan struktur yang termasuk berat sendiri Beban Berat kgcm 3 DimensiTebal mm Gelagar baja 7850 IWF 2500x300x10X8 Diafragma 7850 IWF 1000x250x14x8 Vertical bracing 1 7850 C 300x90x9x13 Siku130x130x9x9 Siku 100x100x10x10 Vertical bracing 1 7850 Siku 100x100x10x10 Siku 90x90x10x10 Horisontal bracing 7850 Double siku 90x90x10x10 Slab beton 2400 200 Perkerasan aspal 2200 50 Trotoar 2400 250 Sumber : As built drawing jembatan Keduang 87 1 Beban jalur tepi b E = 2,6 m Beban jalur tepi terdiri dari: a Berat gelagar P MS1 L profil 2500x300x10x8 = 0,0296 m 2 ---Lampiran E-1 P MS1 = L profil 2500x300x10x8 x ﻻ s x g = 0,0296 x 7,85 x 10 3 x 9,81 x 10 -3 = 2,279 kNm b Berat slab beton P MS2 P MS1 = b E x t c x g x ﻻ c = 2,6 x 0,2 x 9,81 x 2400 x 10 -3 = 12,243 kNm c Berat diafragma P MS3 → merupakan beban terpusat L profil 1000x250x14x8 = 0,018 m 2 ---Lampiran E-1 P MS3 = 0,5 x L profil 1000x250x14x8 x L x ﻻs x g = 0,5 x 0,018 x 2,49 x 7,85 x 10 3 x 9,81 x 10 -3 = 1,726 kN d Berat vertical bracing 1 P MS4 → merupakan beban terpusat ΣA x L vertical bracing 1 = 0,0247 m 3 ---Lampiran E-1 P MS4 = 0,5 x ΣA x L x ﻻs x g = 0,5 x 0,0247 x 7,85 x 10 3 x 9,81 x 10 -3 = 0,951 kN e Berat vertical bracing 2 P MS5 → merupakan beban terpusat ΣA x L vertical bracing 2 = 0,01592 m 3 ---Lampiran E-1 88 P MS5 = 0,5 x ΣA x L x ﻻs x g = 0,5 x 0,01592 x 7,85 x 10 3 x 9,81 x 10 -3 = 0,613 kN f Berat horisontal bracing P MS6 → merupakan beban terpusat ΣA x L horisontal bracing = 0,0112 m 3 ---Lampiran E-1 P MS6 = ΣA x L x ﻻs x g = 0,0112 x 7,85 x 10 3 x 9,81 x 10 -3 = 0,864 kN g Berat trotoar P MS7 vol. Beton sandaran + trotoar = 0,1275 m 3 ---Lampiran E-1 P MS7 = vol. Beton sandaran + trotoar x g x ﻻ c = 0,1275 x 9,81 x 2400 x 10 -3 = 3,002 kNm dengan pengertian : b E = lebar efektif mm t c = tebal slab beton mm g = percepatan grafitasi 9,81 mdt 2 c = berat isi beton kgm 3 ﻻ s = berat isi besi kgm 3 ﻻ Beban-beban di atas dapat dituangkan pada model struktur seperti Gambar 5.4. Beban terpusat akibat beban bracing dan diafragma terletak simetris pada gelagar, oleh karena itu dapat disederhanakan menjadi satu beban terpusat yang terletak di tengah bentang pada perhitungan momen. Beban terpusat yang berada tepat di atas perletakan tidak diperhitungkan dalam 89 perhitungan gaya momen dan geser gelagar karena tidak ada pengaruhnya pada gelagar. Pengaruhnya hanya pada besarnya reaksi perletakan. Momen maksimum akibat berat sendiri pada jalur tepi M MS-1 M MS-1 = 8 1 x Q MS x L 2 + 4 1 x P MS x L = 8 1 x 17,524 x 30 2 + 4 1 x 9,611 x 30 = 1971,45 + 72,0825 = 2043,5325 kNm Gaya geser maksimum akibat berat sendiri pada jalur tepi V MS-1 V MS-1 = 2 1 x Q MS x L + 2 1 x P MS = 2 1 x 17,524 x 30 + 2 1 x 9,611 = 262,86 + 4,8055 = 267,6655 kN Gambar 5.4 Analisis pembebanan akibat berat sendiri jalur tepi 90 2 Beban jalur tengah b E = 2,7 m Beban jalur tengah terdiri dari: a Berat gelagar P MS1 L profil 2500x300x10x8 = 0,0296 m 2 ---Lampiran E-1 P MS1 = L profil 2500x300x10x8 x ﻻ s x g = 0,0296 x 7,85 x 10 3 x 9,81 x 10 -3 = 2,279 kNm b Berat slab beton P MS2 P MS2 = b E x t c1 x g x ﻻ c = 2,7 x 0,2 x 9,81 x 2400 x 10 -3 = 12,714 kNm c Berat diafragma P MS3 → merupakan beban terpusat L profil 1000x250x14x8 = 0,018 m 2 ---Lampiran E-1 P MS3 = L profil 1000x250x14x8 x L x ﻻs x g = 0,018 x 2,49 x 7,85 x 10 3 x 9,81 x 10 -3 = 3,452 kN d Berat vertical bracing 1 P MS4 → merupakan beban terpusat ΣA x L vertical bracing 1 = 0,0247 m 3 ---Lampiran E-1 P MS4 = ΣA x L x ﻻs x g = 0,0247 x 7,85 x 10 3 x 9,81 x 10 -3 = 1,901 kN e Berat vertical bracing 2 P MS5 → merupakan beban terpusat ΣA x L vertical bracing 2 = 0,01592 m 3 ---Lampiran E-1 91 P MS5 = ΣA x L x ﻻs x g = 0,01592 x 7,85 x 10 3 x 9,81 x 10 -3 = 1,2260 kN f Berat horisontal bracing P MS6 → merupakan beban terpusat ΣA x L horisontal bracing = 0,0224 m 3 ---Lampiran E-1 P MS6 = ΣA x L x ﻻs x g = 0,0224 x 7,85 x 10 3 x 9,81 x 10 -3 = 1,728 kN Beban-beban di atas dapat dituangkan pada model struktur seperti Gambar 5.5. Beban terpusat akibat beban bracing dan diafragma terletak simetris pada gelagar, oleh karena itu dapat disederhanakan menjadi satu beban terpusat yang terletak di tengah bentang pada perhitungan momen. Beban terpusat yang berada tepat di atas perletakan tidak diperhitungkan dalam perhitungan gaya momen dan geser gelagar karena tidak ada pengaruhnya pada gelagar. Pengaruhnya hanya pada besarnya reaksi perletakan. Momen maksimum akibat berat sendiriM MS-2 M MS-2 = 8 1 x Q MS x L 2 + 4 1 x P MS x L = 8 1 x 14,993 x 30 2 + 4 1 x 20,95 x 30 = 1686,7125 + 157,125 = 1843,8375 kNm Gaya geser maksimum akibat berat sendiri V MS-2 V MS-2 = 2 1 x Q MS x L + 2 1 x P MS = 2 1 x 14,993 x 30 + 2 1 x 20,95 92 = 224,895 + 12,376 = 235,37 kN Gambar 5.5 Analisis pembebanan akibat berat sendiri jalur tengah b. Beban Mati Tambahan P MA Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan yang membentuk suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non struktural, dan mungkin besarnya berubah selama umur jembatan. Beban mati tambahan yang diperhitungkan dalam pembebanan Jembatan Keduang meliputi beban lapisan aspal, genangan air, dan berat tanda, lampu, pipa drainase. Tabel 5.5 Beban, tebal dan berat lapisan struktur yang termasuk beban mati tambahan Beban Berat kgm3 Tebal mm Lapisan aspal 2200 50 Genangan air 1000 50 Lain-lain 0,5 kNm - Sumber : RSNI T-02-2005 93 Menghitung besarnya beban mati tambahan P MA 1 Beban jalur tepi b E = 2,6 m Beban jalur tepi terdiri dari: a Beban perkerasan aspal P MA1 P MA1 = b E x t a xg x ﻻ a = 2,6 x 0,05 x 9,81 x 2200 x 10 -3 = 2,806 kNm b Beban genangan air P MA2 P MA2 = b E x t w x g x ﻻ w = 2,6 x 0,05 x 9,81 x 1000 x 10 -3 = 1,275 kNm c Berat tanda, lampu, pipa drainase P MA3 = 0,5 KNm dengan pengertian : t a = tebal perkerasan aspal mm t w = tebal genangan air mm a = berat isi lapis perkerasan aspal kgm 3 ﻻ w = berat isi genangan air kgm 3 ﻻ Total beban mati tambahan P MA jalur tepi : P MA = P MA1 + P MA2 + P MA3 = 2,806 + 1,275 + 0,5 = 4,581 kNm Momen maksimum akibat beban mati tambahan M MA-1 M MA-1 = 8 1 x P MA x L 2 = 8 1 x 4,581 x 30 2 = 515,363 kNm 94 Gaya geser maksimum akibat beban mati tambahan V MA-1 V MA-1 = 2 1 x P MA x L = 2 1 x 4,581 x 30 = 68,715 kN Diagram momen dan geser ditunjukkan dengan Gambar 5.6. Gambar 5.6 Analisis pembebanan akibat beban mati tambahan jalur tepi 2 Beban jalur tengah b E = 2,7 m Beban jalur tepi terdiri dari: a Beban perkerasan aspal P MA1 P MA1 = b E x t a xg x ﻻ a = 2,7 x 0,05 x 9,81 x 2200 x 10 -3 = 2,914 kNm b Beban genangan air P MA2 P MA2 = b E x t w x g x ﻻ w = 2,7 x 0,05 x 9,81 x 1000 x 10 -3 = 1,324 kNm 95 Total beban mati tambahan P MA jalur tengah : P MA = P MA1 + P MA2 + P MA3 = 2,914 + 1,324 + 0,5 = 4,738 kNm Momen maksimum akibat beban mati tambahan M MA-2 M MA-2 = 8 1 x P MA x L 2 = 8 1 x 4,738 x 30 2 = 533,025 kNm Gaya geser maksimum akibat beban mati tambahan V MA-2 V MA-2 = 2 1 x P MA x L = 2 1 x 4,738 x 30 = 71,070 kN Diagram momen dan geser ditunjukkan dengan Gambar 5.7. Gambar 5.7 Analisis pembebanan akibat beban mati tambahan jalur tengah 96

2. Aksi transien

Aksi transien adalah aksi akibat pembebanan sementara dan bersifat berulang ulang seperti beban lalu lintas beban lajur “D” atau beban “T”, beban rem, aliran air banjir, dan lain sebagainya. a. Beban lalu Lintas 1 Beban Lajur “D” T TD Beban lajur D bekerja pada seluruh lebar jalur kendaraan dan menimbulkan pengaruh pada jembatan yang ekuivalen dengan suatu iring-iringan kendaraan yang sebenarnya. Beban lajur “D” terdiri dari: 1. Beban Terbagi Rata Beban terbagi rata BTR mempunyai intensitas q kPa, dimana besarnya q tergantung pada panjang total yang dibebani L. Pada Jembatan Keduang dengan bentang L ≤ 30 m, maka q = 8,0 kPa atau sama dengan 8,0 kNm 2 . 2. Beban Garis Terpusat Beban garis terpusat BGT mempunyai intensitas p kNm harus ditempatkan tegak lurus terhadap arah lalu-lintas pada jembatan. Besarnya intensitas p adalah 44,0 kN. Dalam penerapannya BGT harus dikalikan beban kejut k Beban kejut, k = L + + 50 20 1 = 30 50 20 1 + + = 1,25 97 Perhitungan besarnya beban D : Lebar lajur Jembatan Keduang 7 m, tanpa median.Berdasarkan Gambar 3.2 untuk lebar lajur 5,5 m besarnya q = 100, maka : 1 Beban jalur tepi b E = 2,15 m → tanpa trotoar Q TD = b E x q = 2,15 x 8 = 17,20 kNm P TD = b E x p x k = 2,15 x 44 x 1,25 = 118,25 kN Momen maksimum lajur tepi akibat beban lajur “D” M TD-1 M TD-1 = 8 1 x Q TD x L 2 + 4 1 x P TD x L = 8 1 x 17,20 x 30 2 + 4 1 x 118,25 x 30 = 2821,875 kNm Gaya geser maksimum lajur tepi akibat beban lajur “D” V TD-1 V TD-1 = 2 1 x Q TD x L + 2 1 x P TD = 2 1 x 17,20 x 30 + 2 1 x 118,25 = 317,125 kN Diagram momen dan geser ditunjukkan dengan Gambar 5.8. 98 Gambar 5.8 Analisis pembebanan akibat beban lajur “D” jalur tepi 2 Beban jalur tengah b E = 2,7 m Q TD = b E x q = 2,7 x 8 = 21,6 kNm P TD = b E x p x k = 2,7 x 44 x 1,25 = 148,5 kN Momen maksimum lajur tengah akibat beban lajur “D” M TD-2 M TD-2 = 8 1 x Q TD x L 2 + 4 1 x P TD x L = 8 1 x 21,6 x 30 2 + 4 1 x 148,5 x 30 = 3543,75 kNm Gaya geser maksimum lajur tengah akibat beban lajur “D”V TD-2 V TD-2 = 2 1 x Q TD x L + 2 1 x P TD = 2 1 x 21,6 x 30 + 2 1 x 148,5 = 398,25 kN 99 Diagram momen dan geser ditunjukkan dengan Gambar 5.9 Gambar 5.9 Analisis pembebanan akibat beban lajur “D” jalur tengah 2 Gaya Rem T TB Pengaruh rem dan percepatan lalu lintas harus dipertimbangkan sebagai gaya memanjang. Gaya ini tidak tergantung lebar jembatan. Berdasarkan RSNI T-02-2005 pengaruh ini diperhitungkan senilai dengan gaya rem sebesar 5 dari beban lajur D yang dianggap ada pada semua jalur lalu lintas. Gaya rem tersebut dianggap bekerja horisontal dalam arah sumbu jembatan dengan titik tangkap setinggi 1,8 m di atas permukaan lantai kendaraan. Maka eksentrisitas gaya rem : e 1 = y + t c + t a + 1800 = 1250 + 200 + 50 + 1800 = 3300 mm dengan pengertian : e 1 = eksentrisitas gaya rem, dihitung dari garis netral gelagar 100 ke jarak 1,8 m di atas permukaan lantai kendaraan y = h2, h : tinggi gelagar, y = 2,52 = 1250 mm t c = tebal slab beton mm t a = tebal perkerasan aspal mm Perhitungan besarnya beban akibat gaya rem T TB 1 Beban jalur tepi T TB = 5 x P TD-tepi = 5 x 118,25 + 17,2 x 30 = 31,7125 kN Momen akibat gaya rem M TB-1 M TB-1 = T TB x e 1 = 31,7125 x 3,3 = 104,6513 kNm 2 Beban jalur tengah T TB = 5 x P TD-tengah = 5 x 148,5 + 21,6 x 30 = 39,825 kN Momen akibat gaya rem M TB-2 M TB-2 = T TB x e 1 = 39,825 x 3,3 = 131,4225 kNm 101 3 Pembebanan untuk Pejalan Kaki T TP Intensitas beban akibat pejalan kaki pada jembatan diambil berdasarkan luasan per m 2 yang dibebani sesuai Gambar 5.10 di bawah ini. Gambar 5.10. Pembebanan untuk pejalan kaki Sumber : RSNI T-02-2005 Pada Jembatan Keduang pejalan kaki bekerja pada totoar dengan lebar 0,45 m sepanjang bentang 30 m. Luasan yang terbebani = 0,45 x 30 = 13,5 m 2 . Berdasarkan Gambar 5.10 didapatkan intensitas beban pejalan kaki = 5 kPa atau 5 kNm. Beban ini hanya bekerja pada jalur pembebanan tepi. Momen maksimum akibat beban pejalan kaki M TP M TP = 8 1 x Q TP x L 2 = 8 1 x 5 x 30 2 = 562,5 kNm 102 Gaya geser maksimum akibat beban pejalan kaki V TP V TP = 2 1 x Q TP x L = 2 1 x 5 x 30 = 75 kN b. Beban Lingkungan 1 Gaya Gesekan Pada Perletakan T BF Gesekan pada perletakan termasuk pengaruh kekakuan geser dari perletakan elastomer. Gaya akibat gesekan pada perletakan dihitung hanya menggunakan beban tetap dikalikan harga rata-rata dari koefisien gesekan. Koefisien gesekan pada perletakan Jembatan keduang yang berupa besi tuang yaitu: 0,25. Momen akibat gaya gesekan pada perletakan M BF a Beban jalur tepi M BF-1 = M MS-1 + M MA-1 x = 2043,5325 + 515,363 x 0,25 = 639,7239 kNm b Beban jalur tengah M BF-2 = M MS-2 + M MA-2 x = 1843,8375 + 533,025 x 0,25 = 594,2156 kNm 2 Beban Akibat Temperatur T ET Temperatur udara di sekitar jembatan akan berpengaruh pada kembang-susut material jembatan. Dengan mengambil material baja sebagai komponen material yang paling dominan, ketinggian gelagar h 2,5 m, perbedaan temperatur 15 o C sesuai perencanaan awal, nilai 103 modulus elastisitas baja Es sebesar 2,1x10 6 kgcm 2 dan koefisien muai baja α sebesar 12 x 10 -6 per o C maka gaya akibat temperatur dapat dihitung. Mencari Ix Gambar 5.11 Penampang melintang gelagar utama Karena penampangnya simetris maka garis netral searah sumbu x terletak di tengah-tengah penampang. Garis netral = y = 1,25 m A 1 = 0,3 x 0,008 = 0,0024 m 2 A 2 = 0,001 x 2,5 = 0,025 m 2 A 3 = 0,3 x 0,008 = 0,0024 m 2 y 1 = 2,496 m y 2 = 1,25 m y 3 = 0,004 m Menghitung momen inersia I x I x1 = I 1 + A 1 . x 2 = 12 1 bh 3 + A 1 . y 1- y 104 = 12 1 x 0,3 x 0,008 3 + 0,0024 x 2,496 - 1,25 2 = 3,7261 x 10 -3 m 4 I x2 = I 2 + A 2 . x 2 = 12 1 bh 3 + A 2 . y 2- y = 12 1 x 0,01 x 2,484 3 + 0,025 x 1,25 - 1,25 2 = 0 m 4 I x3 = I 3 + A 3 . x 2 = 12 1 bh 3 + A 1 . y 1- y = 12 1 x 0,3 x 0,008 3 + 0,0024 x 0,004 - 1,25 2 = 3,7261 x 10 -3 m 4 I x = I x1 + I x2 + I x3 = 3,7261 x 10 -3 + 0 + 3,7261 x 10 -3 = 7,4522 x 10 -3 m 4 Momen akibat temperatur M ET h T I E M x s ET Δ = α 5 , 2 15 10 . 12 10 . 4522 , 7 10 10 . 1 , 2 6 3 4 6 x x x x M ET − − = = 1,1268 kNm Gaya lintang akibat temperatur V ET s s ET A T E V Δ = α = 2,1.10 6 x 12.10 -6 x 15 x 0,0298.10 4 = 11,2644 kN 105 3 Beban angin T EW Kecepatan angin merupakan beban yang bekerja merata pada struktur atas jembatan. Pada Jembatan Keduang yang berlokasi lebih dari 5 km dari pantai kecepatan angin V w yang digunakan menurut RSNI T-02-2005 adalah sebesar 25 mdt untuk batas layan dan 30 mdt untuk batas ultimit. Besaran beban angin bergantung pada nilai koefisien seret C W dan luas ekuivalen penampang samping jembatan A b . Nilai C W diperoleh dengan melihat perbandingan nilai lebar jembatan secara keseluruhan b terhadap tinggi bangunan atas d. Untuk jembatan Keduang perbandingan bd adalah 2, maka dengan melihat Tabel 3.11 diperoleh nilai C W = 1,5 A b = d x L = 3,95 x 30 = 118,5 m 2 Beban angin yang bekerja pada gelagar adalah : a Keadaan batas layan V W S = 25 mdt T EW1 S = 0,0006 x C w x V w 2 x A b = 0,0006 x 1,5 x 25 2 x 118,5 = 66,656 kN b Keadaan batas ultimit V W U = 25 mdt 106 T EW1 U = 0,0006 x C w x V w 2 x A b = 0,0006 x 1,5 x 30 2 x 118,5 = 95,985 kN Jika kendaraan melewati jembatan maka akan bekerja garis merata dengan arah horisontal di permukaan lantai. a Keadaan batas layan Q EW2 S = 0,0012 x C w x V w 2 dengan nilai C w = 1,2 RSNI T-02-2005 Q EW2 S = 0,0012 x 1,2 x 25 2 = 0,9 kNm T EW2 S = Q EW2 S x L = 0,9 x 30 = 27 kN b Keadaan batas ultimit Q EW2 U = 0,0012 x C w x V w 2 = 0,0012 x 1,2 x 30 2 = 1,296 kNm T EW2 U = Q EW2 U x L = 1,296 x 30 = 38,88 kN Sehingga beban angin total yang bekerja adalah: a T EWT S = T EW1 S + T EW2 S = 66,656 + 27 = 93,656 kN 107 b T EWT U = T EW1 U + T EW2 U = 95,985 + 38,88 = 134,865 kN Apabila dilihat dari satuannya beban angin merupakan beban horisontal terpusat. Beban ini akan menimbulkan momen maksimum apabila berada pada tengah bentang. Momen total akibat beban angin M EW adalah : a Keadaan batas layan M EW S = 4 1 x T EWT S x L = 4 1 x 93,656 x 30 = 702,42 kNm b Keadaan batas ultimit M EW U = 4 1 x T EWT U x L = 4 1 x 134,865 x 30 = 1011,4875 kNm Gaya geser maksimum akibat beban angin V EW a Keadaan batas layan V EW S = 2 1 x T EWT S = 2 1 x 93,656 = 46,828 kNm 108 b Keadaan batas ultimit V EW U = 2 1 x T EWT U = 2 1 x 134,865 = 67,4325 kNm 4 Beban aliran air Banjir merupakan salah satu beban yang sangat berpengaruh terhadap kestabilan jembatan. Saat banjir beban akibat aliran air dapat bertambah besar akibat adanya sampah yang terbawa air. Beban akibat aliran air pada Jembatan Keduang ditentukan dengan mempertimbangkan kondisi paling ekstrim saat banjir dengan menganalisis aspek hidrologi daerah aliran sungai dimana jembatan berada sehingga didapat nilai kecepatan aliran. Beban air akan bekerja secara horisontal pada gelagar. Analisis hidrologi meliputi: a Analisis kecepatan aliran sungai 1. Analisis wilayah hujan Data hujan yang akan dipakai untuk analisis hidrologi diambil dari stasiun-stasiun pencatatan hujan yang terletak di dalam daerah aliran sungai DAS yang bersangkutan. Untuk DAS Keduang dipakai data curah hujan dari Stasiun Jatisrono, Stasiun Jatiroto, Stasiun Girimarto, Stasiun Ngadirojo dan Stasiun Slogohimo dengan lama pengamatan 18 tahun 1990 109 s.d. 2007, semua stasiun pencatatan curah hujan terletak dalam DAS Keduang, kecuali data dari Stasiun Ngadirojo. Analisis wilayah hujan untuk DAS Keduang dengan luas 379,4 km 2 sumber: Adiccon Mulya, P.T., 1992, menggunakan Metode Polygon Thiessen Gambar 5.6. Faktor bobot untuk masing-masing subDAS sebagai berikut: 1. Luas SubDAS I A = 62 km 2 Wilayah Slogohimo A = 45 km 2 ; faktor bobot = 0,73 Wilayah Jatiroto A = 17 km 2 ; faktor bobot = 0,27 2. Luas SubDAS II A = 166,7 km 2 Wilayah Jatisrono A = 22,1 km 2 ; faktor bobot = 0,13 Wilayah Jatiroto A = 96,1 km 2 ; faktor bobot = 0,58 Wilayah Slogohimo A = 48,5 km 2 ; faktor bobot = 0,29 3. Luas SubDAS III A = 280,8 km 2 Wilayah Jatisrono A = 65,03 km 2 ; faktor bobot = 0,23 Wilayah Jatiroto A = 90,38 km2; faktor bobot = 0,32 Wilayah Girimarto A = 95,01 km 2 ; faktor bobot = 0,34 Wilayah Slogohimo A = 30,38 km 2 ; faktor bobot = 0,11 4. Luas SubDAS IV A = 379,4 km 2 Wilayah Jatiroto A = 27,91 km 2 ; faktor bobot = 0,07 Wilayah Girimarto A = 173,35 km 2 ; faktor bobot = 0,46 Wilayah Ngadirojo A = 178,14 km 2 ; faktor bobot = 0,47 110 2. Analisis frekuensi Analisis frekuensi bertujuan untuk memperkirakan besarnya curah hujan atau banjir dengan kala ulang tertentu. Perkiraan tersebut dinyatakan dengan suatu lengkung probabilitas dengan persamaan matematis. Pemilihan persamaan yang dipakai disesuaikan dengan jenis sebaran data. Kemudian dilakukan uji distribusi dengan Metode Chi Square. Gambar 5.12 Poligon Thiessen DAS Keduang Hasil analisis analisis frekuensi terhadap sebaran data hujan pada masing-masing SUBDAS sebagai berikut: a. SubDAS I, jenis distribusi yang paling mendekati adalah hasil Log Pearson type III menurut uji Chi Square; b. SubDAS II , jenis distribusi yang paling mendekati adalah hasil Log Normal menurut uji Chi Square; c. SubDAS III, jenis distribusi yang paling mendekati adalah hasil Log Pearson type III menurut uji Chi Square; d. SubDAS IV, jenis distribusi yang paling mendekati adalah hasil Log Pearson type III menurut uji Chi Square. 111 3. Analisis distribusi hujan jam-jaman. Penelitian yang dilakukan oleh Sobriyah 2001 tentang distribusi hujan jam-jaman dengan durasi tertentu untuk DAS Bengawan Solo menunjukkan bahwa durasi terjadinya banjir sejak kejadian hujan hingga terjadinya banjir adalah empat jam. Adapun distribusi hujan jam-jaman sebagaimana terlihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 Distribusi hujan jam-jaman DAS Bengawan Solo 1 0,405 2 0,3125 3 0,1475 4 0,135 T Jam Ratio Hujan Sumber: Sobriyah, 2001 4. Koefisien pengaliran Koefisien pengaliran merupakan suatu variabel yang didasarkan pada kondisi daerah pengaliran dan karakteristik hujan yang jatuh di daerah tersebut. Koefisien pengaliran pada DAS Keduang adalah sebagaimana pada Tabel 5.7. Tabel. 5.7 Koefisien Pengaliran DAS Keduang No Tata Guna Lahan C Luas Km 2 Prosen- tase C Rata2 1 Sawah 0,75 142,37 23,343 17,507 2 Perkebunankebun 0,80 145,01 23,776 19,021 3 Permukiman 0,82 151,95 24,914 20,429 4 Hutan 0,75 85,96 14,094 10,570 5 Tegalanladang 0,65 84,62 13,874 9,018 Jumlah 609,91 76,60 Sumber: Workshop III JICA, 2005 112 5. Analisis debit banjir Metode Hidrograf Satuan HSS Gama I a. Faktor-faktor penting DAS Faktor-faktor penting DAS yang diperlukan dalam perhitungan hidrograf satuan sintetik Gama I didapat dari data perencanaan Proyek Induk Pengembangan Wilayah Sungai Bengawan Solo, 1992 diperoleh data nilai-nilai DAS Keduang sebagaimana pada Tabel 5.8. Tabel 5.8 Faktor-faktor DAS Keduang Wil. SUBDAS No Faktor SubDAS SubDAS I SubDAS II SubDAS III SubDAS IV 1 A - km 2 62 166,7 280,8 379,4 2 L - km 2 8 19 24 32 3 S 0,0612 0,0324 0,0267 0,0196 4 WF 1,975 0,777 0,608 2,054 5 RUA 0,54 0,511 0,667 0,521 6 SF 0,696 0,685 0,614 0,584 7 SN 0,711 0,653 0,772 0,746 8 JN 30 71 95 132 9 D - kmkm 2 1,274 1,248 1,129 1,131 Sumber: Adiccon Mulya, P.T., 1992 dengan pengertian: A = Luas DAS km 2 L = panjang sungai utama km S = kelandaian sungai rata-rata WF = faktor lebar adalah perbandingan antara lebar DAS yang diukur dari titik di sungai yang berjarak ¾ L dan lebar DAS yang diukur dari titik yang berjarak ¼ L dari titik tempat pengukuran RUA = luas DAS sebelah hulu km 2 SF = faktor sumber yaitu perbandingan antara jumlah panjang sungai tingkat 1 dengan jumlah panjang sungai semua tingkat SN = frekuensi sumber yaitu perbandingan antara jumlah segmen sungai-sungai tingkat 1 dengan jumlah sungai semua tingkat 113 JN = jumlah pertemuan sungai D = kerapatan jaringan sungai kmkm 2 b. Hidrograf Satuan Sintetik HSS Gama I Hasil perhitungan HSS Gama I untuk keempat daerah tinjauan adalah sebagaimana pada Tabel 5.9. Tabel 5.9 DAS Keduang N o Wil. SubDAS TR Q P m 2 dt TB jam K jam Ø QB 1. SubDAS I 2,416 3,289 27,272 2,651 10,475 8,531 2. SubDAS II 1,710 8,300 28,395 3,530 10,383 15,825 3. SubDAS III 1,736 12,020 31,637 4,472 10,189 20,148 4. SubDAS IV 2,490 13,430 31,457 5,213 9,946 24,459 Sumber: Hasil perhitungan c. Hidrograf Banjir Perhitungan hidrograf banjir untuk seluruh subDAS ditinjau untuk kala ulang 50 th sesuai umur rencana jembatan. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran E-2. d. Puncak Banjir Berdasarkan perhitungan hidrograf banjir diperoleh puncak- puncak banjir sebagaimana pada Tabel 5.10. Tabel 5.10 Puncak Banjir Kala Ulang 50 th pada DAS Keduang 1 SubDAS I 340.47 2 SubDAS II 762.99 3 SubDAS III 569.42 4 SubDAS IV 404.87 2,077.76 Daerah Tinjauan No Total Kala Ulang 50 th Sumber : Hasil perhitungan 114 Hasil perhitungan analisis hidrologi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran E-2. Perhitungan kecepatan aliran sungai dilakukan menggunakan software HEC-RAS 4 pada kondisi steady flow dengan debit puncak banjir kala ulang 50 tahun. Pada Gambar 5.13 terlihat hasil simulasi genangan banjir dan tabel hasil perhitungan Bridge Output pada kondisi Steady Flow dengan debit banjir kala ulang 50 tahun. Gambar 5.13 Hasil perhitungan kondisi genangan pada Jembatan Keduang dengan HEC-RAS 4.0 Pada HEC-RAS 4.0 kecepatan aliran air dianggap sama dalam setiap piasnya. Hasil perhitungan kecepatan aliran sungai saat banjir puncak dengan kala ulang 50 th adalah 5,02 m 3 dt dan elevasi genangannya 141,00. 115 b Analisis beban akibat aliran Besarnya gaya yang diakibatkan oleh aliran air sangat bergantung pada luas bidang kontak yang terjadi. Gambar 5.14 Beban aliran air pada gelagar jembatan Luas bidang kontak aliran dengan struktur jembatan berbeda sesuai dengan tinggi genangan saat banjir. Tabel 5.11 menunjukkan elevasi gelagar hasil pengukuran Jembatan Keduang dengan menggunakan alat theodolite. Tabel 5.11 Elevasi gelagar Jembatan Keduang A1 P1 P2 A2 Flens kiri 143.2390 141.8260 141.0060 140.8560 Flens kanan 143.2170 141.6380 140.8620 140.9030 As Jembatan 143.2280 141.7320 140.9340 140.8795 Elevasi Gelagar Sumber : Hasil pengukuran Berdasarkan Tabel terlihat bahwa muka air banjir hanya mengenai gelagar antara pilar P2 dan abutment A2 dengan ketinggian bidang kontak 0,324 m. Beban akibat aliran pada Jembatan Keduang saat banjir dengan kala ulang 50 tahun dilihat dari kondisi DAS yang ada terdiri dari beban akibat aliran air dan beban akibat hanyutan, 116 sedangkan untuk beban akibat tumbukan kayu kecil kumungkinan karena tidak adanya hutan disekitar DAS. i Beban akibat aliran T EF1 Gaya seret nominal ultimit dan daya layan pada gelagar akibat aliran air tergantung kepada kecepatan sebagai berikut: T EF1 = 0,5 C D V s 2 A d dengan: C D = 0,7 Tabel 3.14 V s = 5,02 mdt h = 0,324 m A d = Luas sisi gelagar yang terkena banjir = 30 x 0,324 = 9,72 m 2 T EF1 = 0,5 x 0,7 x 5,02 2 x 9,72 = 85,7318 kN ii Beban akibat hanyutan T EF2 Perhitungan gaya seret akibat hanyutan aliran air T EF2 dilakukan dengan memperhatikan kondisi struktur jembatan saat banjir. Pada jembatan Keduang saat banjir dengan periode ulang 50 tahun, kondisi jembatan terendam sehingga luas proyeksi benda hanyutan diambil setinggi 3 m sepanjang setengah bentang jembatan. T EF2 = 0,5 C D V s 2 A d 117 dengan: C D = 1,04 RSNI T-02-2005 V s = 5,02 mdt A d = 3 x 15 = 45 m 2 T EF2 = 0,5 x 1,04 x 5,02 2 x 45 = 589,6894 kN Sehingga besar gaya akibat aliran air adalah: T EF = T EF1 + T EF2 = 85,7318 + 589,6894 = 675,4212 kN

3. Aksi Khusus Beban Gempa

Beban akibat gempa merupakan aksi khusus yang dianalisis sebagai beban yang bekerja pada struktur jembatan. Bangunan bawah: H = 9,5 m A = 3,14 m 2 Ix = Iy = 0,785 m 4 fc’ = 37,966 MPa Ec = 28960 MPa Bangunan atas: P = 92,2 m L = 7,9 m fc’ = 37,966 MPa Ec = 28960 MPa Berdasarkan RSNI T-02-2005, parameter beban gempa yang diperhitungkan pada Jembatan Keduang yang berada pada zona gempa 3 adalah sebagai berikut: 1. koefisien akselerasi A = 0,15 2. derajat kepentingan I = 1,25 Jembatan Utama 118 3. kategori prilaku siesmik SPC = B – Tabel 3.16 4. koefisien profil tanah S = 1,2 sedang Berdasarkan parameter di atas cara analisis yang dipakai adalah prosedur analisis statis-semi dinamisdinamis sederhana, dengan prosedur 1 yaitu beban seragamkoefisien gempa. a. Perhitungan beban gempa arah memanjang Besarnya beban gempa yang dipikul oleh suatu struktur ditentukan oleh lamanya periode alami getaran T yang terjadi. P TP memanjang K g W T . 2 π = W TP = P MS + P MA + ½ Wpilar +Wkepala pilar PMS = 1550,556 kN PMS yang ditahan 1 pilar PMA = 417 kN PMA yang ditahan 1 pilar ½ Wpilar = ½ π x r 2 x h x γc = ½ x 3,14 x 1 2 x 9,5 x 2400 x 9,81 x 10 -3 = 351,1588 kN Wkepala pilar = Vol beton kepala pilar x γc = 7,9 x 1 x 2 + 0,5 x 7,9 + 2 x 0,43 x 2 x 2.400 x 9,81x 10 -3 = 472,2220 kN W TP = 1550,556 + 417+ 351,1588 + 472,2220 = 2790,9368 kN 119 Kekakuan kolom 3 12 Hpilar EI K P = = 3 5 , 9 1000 785 , 28960 12 x x x = kNm 2251 , 318184 2251 , 318184 81 , 9 2790,9368 2 x T memanjang π = = 0,19 detik Gambar 5.15 koefisien geser dasar ”C” RSNI T-02-2005 Menggunakan grafik pada Gambar 5.15, untuk nilai T = 0,19 detik diperoleh nilai koefisien geser dasar sebesar 0,18. Koefisien gempa arah horisontal K h = C . S K h = C . S = 0,18 x 1,2 = 0,22 Akibat gaya gempa menimbulkan pergeseran pada struktur, jarak pergeseran yang terjadi disimbolkan dengan Δ h 120 Δh = 250 K h T memanjang 2 = 250 x 0,22 x0,19 2 = 1,9855 mm Besar gaya geser Heq Heq = C I S W TP = 0,18 x 1,25 x 1,2 x 2790,9368 = 753,5529 kN b. Perhitungan beban gempa arah melintang P TP ang mel K g W T . 2 int π = W TP = 2790,9368 kN Kekakuan kolom 3 12 Hpilar EI K P = = 2251 , 318184 5 , 9 1000 785 , 28960 12 3 = x x x kNm ik x T ang mel det 19 , 2251 , 318184 81 , 9 2790,9368 2 int = = π Menggunakan grafik pada Gambar 5.15, untuk nilai T = 0,19 detik diperoleh nilai koefisien geser dasar sebesar 0,18. Koefisien gempa arah horisontal K h = C . S K h = C . S = 0,18 x 1,2 = 0,22 V eq = Akibat gaya gempa minimbulkan pergeseran pada struktur, jarak pergeseran yang terjadi disimbolkan dengan Δ h Momen total akibat beban gempa M eq adalah : Beban gempa akan menimbulkan momen maksimum pada tengah bentang. = 753,5529 kN = 0,18 x 1,25 x 1,2 x 2790,9368 = 250 x 0,22 x0,19 2 Δh = 250 K h T melintang 2 M eq = Heq = C I S W TP Besar gaya geser Heq = 1,9855 mm Gaya-gaya akibat aksi pembebanan pada gelagar Jembatan Keduang secara lengkap terlihat pada Gambar 5.16. Gaya geser maksimum akibat beban gempa V eq = 376,7765 kNm = = 5651,6468 kNm = 2 1 4 1 x Heq x L 4 1 2 1 x Heq x 753,5529 x 753,5529 x 30 121 Gambar 5.16 Gaya-gaya arah memanjang dan melintang gelagar

4. Kombinasi Pembebanan

Kombinasi beban umumnya didasarkan kepada beberapa kemungkinan tipe yang berbeda dari aksi yang bekerja secara bersamaan. Aksi rencana ditentukan dari aksi nominal, yaitu dengan mengalikan aksi nominal dengan faktor beban. Seluruh pengaruh aksi rencana harus mengambil faktor beban yang sama, apakah itu biasa atau terkurangi. Disini keadaan paling berbahaya maksimum harus dijadikan acuan dalam perencanaan pembebanan. Kombinasi pembebanan maksimum merupakan kombinasi pembebanan akibat aksi tetap dengan aksi transien pada keadaan batas daya layan ataupun pada batas daya ultimit. Batas daya layan adalah kemampuan material elemen struktur menahan beban yang bekerja. Batas daya ultimit adalah kemampuan material elemen struktur menahan beban dengan mengalikannya dengan faktor beban sehingga tegangan pada meterial setara dengan tegangan leleh. Hasil perhitungan pembebanan sesuai dengan RSNI T-02-2005 yang bekerja pada Jembatan Keduang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.12, Tabel 5.13, Tabel 5.14, Tabel 5.15, Tabel 5.16, Tabel 5.17, Tabel 5.18, Tabel 5.19, Tabel 5.20, Tabel 5.21, Tabel 5.22, Tabel 5.23. Sedangkan hasil kombinasi pembebanan sesuai dengan RSNI T-02-2005 yang bekerja pada Jembatan Keduang secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5.24, Tabel 5.25, Tabel 5.26, Tabel 5.27, Tabel 5.28, Tabel 5.29. Tabel 5.12 Rekapitulasi gaya arah vertikal Kemiringan α q P q P ° kNm kN kNm kN qx qy Px Py qx qy Px Py A Beban Tetap 1 Berat sendiri 17.5240 9.6110 14.9930 20.9500 0.3058 17.5213 0.1677 9.6095 0.2617 14.9907 0.3656 20.9468 2 Beban mati tambahan 4.5810 4.7380 0.0799 4.5803 0.0827 4.7373 B Beban Transien 1 Beban lajur D 17.2000 118.2500 21.6000 148.5000 0.3002 17.1974 2.0637 118.2320 0.3770 21.5967 2.5917 148.4774 2 Beban pejalan kaki 5.0000 0.0873 4.9992 3 Pengaruh temperatur No Aksi Gelagar Setelah Terdeformasi 1 q kNm P kN P kN q kNm Keadaan Gelagar Miring Tepi Tengah Tepi Tengah Sumber : Hasil perhitungan Tabel 5.13 Rekapitulasi gaya arah lateral Kemiringan α q P q P ° kNm kN kNm kN qx qy Px Py qx qy Px Py A Beban Transien 1 Beban angin - Ultimit 134.865 134.865 134.8445 2.3537 134.8445 2.3537 - Layan 93.656 93.656 93.6417 1.6345 93.6417 1.6345 2 Pengaruh aliran 675.4212 675.4212 675.3183 11.7877 675.3183 11.7877 B Beban Khusus 1 Beban gempa 2 753.5529 753.5529 753.4381 13.1513 753.4381 13.1513 q kNm P kN No Aksi Keadaan Gelagar Miring Gelagar Setelah Terdeformasi Tepi Tengah Tepi Tengah q kNm P kN 1 Sumber : Hasil perhitungan Tabel 5.14 Rekapitulasi gaya searah sumbu memanjang gelagar Kemiringan α q P q P ° kNm kN kNm kN qx qy Px Py qx qy Px Py A Beban Transien 1 Beban rem 31.7125 39.8250 2 Gesekan perletakan B Beban Khusus 1 Beban gempa 3 753.5529 753.5529 No Aksi Keadaan Gelagar Miring Gelagar Setelah Terdeformasi Tepi Tengah Tepi Tengah q kNm P kN q kNm P kN 1 Sumber : Hasil perhitungan Tabel 5.15 Rekapitulasi gaya geser dan momen akibat beban vertikal setelah terdeformasi Kemiringan α ° Tepi Tengah Tepi Tengah Vx Vy Vx Vy Mx My Mx My A Beban Tetap 1 Berat sendiri 267.6655 235.3700 2,043.5325 1,843.8375 4.6714 267.6247 4.1078 235.3342 35.6646 2,043.2213 32.1794 1,843.5567 2 Beban mati tambahan 68.7150 71.0700 515.3630 533.0250 1.1992 68.7045 1.2403 71.0592 8.9943 515.2845 9.3026 532.9438 B Beban Transien 1 Beban lajur D 317.1250 398.2500 2,821.8750 3,543.7500 5.5346 317.0767 6.9504 398.1893 49.2485 2,821.4452 61.8470 3,543.2103 2 Beban pejalan kaki 75.0000 562.5000 1.3089 74.9886 9.8170 562.4143 3 Pengaruh temperatur 11.2644 11.2644 1.1268 1.1268 0.1966 11.2627 0.0197 1.1266 0.0197 1.1266 0.0197 1.1266 kN kNm kNm V M M 1 No Aksi Keadaan normal Deformasi Tengah Tepi Tengah Tepi V kN Sumber : Hasil perhitungan Tabel 5.16 Rekapitulasi gaya geser terdeformasi akibat beban vertikal setelah dikalikan faktor beban Faktor Beban Daya Layan normal terkurangi Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy A Beban Tetap 1 Berat sendiri 1.00 1.10 0.90 4.6714 267.6247 4.1078 235.3342 5.1385 294.3872 4.5186 258.8676 4.2043 240.8623 3.6970 211.80 2 Beban mati tambahan 1.00 2.00 0.70 1.1992 68.7045 1.2403 71.0592 2.3985 137.4091 2.4807 142.1184 0.8395 48.0932 0.8682 49.74 B Beban Transien 1 Beban lajur D 1.00 2.00 NA 5.5346 317.0767 6.9504 398.1893 11.0692 634.1534 13.9008 796.3787 2 Beban pejalan kaki 1.00 2.00 NA 1.3089 74.9886 2.6179 149.9772 3 Pengaruh temperatur 1.00 1.20 0.80 0.1966 11.2627 0.0197 1.1266 0.2359 13.5152 0.0236 1.3520 0.1573 9.0101 0.0157 0.9013 K U Daya Layan Ultimit Faktor Beban Ultimit V kN No Aksi normal terkurangi Tepi Tengah Tepi Tengah Tepi Tengah Sumber : Hasil perhitungan Tabel 5.17 Rekapitulasi momen terdeformasi akibat beban vertikal setelah dikalikan faktor beban Faktor Beban Daya Layan normal terkurangi Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My A Beban Tetap 1 Berat sendiri 1.00 1.10 0.90 35.6646 2,043.2213 32.1794 1,843.5567 39.2310 2,247.5434 35.3973 2,027.9123 32.0981 1,838.8991 28.9615 1,659.20 2 Beban mati tambahan 1.00 2.00 0.70 8.9943 515.2845 9.3026 532.9438 17.9886 1,030.5690 18.6051 1,065.8876 6.2960 360.6992 6.5118 373.06 B Beban Transien 1 Beban lajur D 1.00 2.00 NA 49.2485 2,821.4452 61.8470 3,543.2103 98.4970 5,642.8904 123.6939 7,086.4205 2 Beban pejalan kaki 1.00 2.00 NA 9.8170 562.4143 19.6340 1,124.8287 3 Pengaruh temperatur 1.00 1.20 0.80 0.0197 1.1266 0.0197 1.1266 0.0236 1.3520 0.0236 1.3520 0.0157 0.9013 0.0157 0.9013 Aksi K U Daya Layan normal terkurangi Tengah Ultimit No Faktor Beban Ultimit Tepi Tengah Tepi Tengah Tepi M kNm Sumber : Hasil perhitungan Tabel 5.18 Rekapitulasi gaya geser dan momen akibat beban lateral setelah terdeformasi Kemiringan α ° Tepi Tengah Tepi Tengah Vx Vy Vx Vy Mx My Mx My A Beban Transien 1 Beban angin - Ultimit 67.4325 67.4325 1,011.4875 1,011.4875 67.4222 1.1769 67.4222 1.1769 1,011.3334 17.6529 1,011.3334 17.6529 - Layan 46.8280 46.8280 702.4200 702.4200 46.8209 0.8173 46.8209 0.8173 702.3130 12.2589 702.3130 12.2589 2 Pengaruh aliran 337.7106 337.7106 5,065.6590 5,065.6590 337.6592 5.8939 337.6592 5.8939 5,064.8875 88.4079 5,064.8875 88.4079 B Beban Khusus 1 Beban gempa 376.7765 376.7765 5,651.6468 5,651.6468 376.7191 6.5757 376.7191 6.5757 5,650.7860 98.6348 5,650.7860 98.6348 No Aksi kN Keadaan normal Deformasi V M V M kNm kN kNm Tepi Tengah Tepi Tengah 1 Sumber : Hasil perhitungan Tabel 5.19 Rekapitulasi gaya geser terdeformasi akibat beban lateral setelah dikalikan faktor beban Faktor Beban Daya Layan normal terkurangi Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy A Beban Transien 1 Beban angin - Ultimit 1.00 1.20 NA 80.9067 1.4122 80.9067 1.4122 - Layan 1.00 NA NA 46.8209 0.8173 46.8209 0.8173 2 Pengaruh aliran 1.00 2.00 NA 337.6592 5.8939 337.6592 5.8939 675.3183 11.7877 675.3183 11.7877 B Beban Khusus 1 Beban gempa 1.00 NA 376.7191 6.5757 376.7191 6.5757 Tengah Aksi Faktor Beban Ultimit K U Daya Layan Tepi terkurangi Ultimit V kN Tengah Tepi normal Tengah Tepi No Sumber : Hasil perhitungan Tabel 5.20 Rekapitulasi momen terdeformasi akibat beban lateral setelah dikalikan faktor beban Faktor Beban Daya Layan normal terkurangi Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My A Beban Transien 1 Beban angin - Ultimit 1.00 1.20 NA 1,011.3334 17.6529 1,011.3334 17.6529 1,213.6001 21.1835 1,213.6001 21.1835 - Layan 1.00 NA NA 702.3130 12.2589 702.3130 12.2589 2 Pengaruh aliran 1.00 2.00 NA 5,064.8875 88.4079 5,064.8875 88.4079 10,129.7749 176.8159 10,129.7749 176.8159 B Beban Khusus 1 Beban gempa 1.00 NA 5,650.7860 98.6348 5,650.7860 98.6348 Aksi Faktor Beban Ultimit Tengah normal No K U Daya Layan Tepi Ultimit M kNm terkurangi Tengah Tepi Tengah Tepi Sumber : Hasil perhitungan Tabel 5.21 Rekapitulasi gaya geser dan momen akibat beban searah sumbu memanjang setelah terdeformasi Kemiringan α ° Tepi Tengah Tepi Tengah 3 Vx Vy Vx Vy Mx My Mx My A Beban Transien 1 Beban rem 104.6513 131.4225 1.8264 104.6354 2.2936 131.4025 2 Gesekan perletakan 639.7239 594.2156 11.1647 639.6265 10.3705 594.1251 B Beban Khusus 1 Beban gempa 1 kN kNm Tepi Tengah Tepi Tengah Deformasi V M No Aksi Keadaan normal V M kN kNm Sumber : Hasil perhitungan Tabel 5.22 Rekapitulasi gaya geser terdeformasi akibat beban searah sumbu memanjang setelah dikalikan faktor beban Faktor Beban Daya Layan normal terkurangi Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy A Beban Transien 1 Beban rem 1.00 2.00 NA 2 Gesekan perletakan 1.00 1.30 0.80 B Beban Khusus 1 Beban gempa 1.00 NA No Aksi Faktor Beban Ultimit K U Daya Layan normal V kN Ultimit terkurangi Tengah Tepi Tepi Tengah Tepi Tengah Sumber : Hasil perhitungan Tabel 5.23 Rekapitulasi momen terdeformasi akibat beban searah sumbu memanjang setelah dikalikan faktor beban Faktor Beban Daya Layan normal terkurangi Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My A Beban Transien 1 Beban rem 1.00 2.00 NA 1.8264 104.6354 2.2936 131.4025 3.6528 209.2707 4.5873 262.8050 2 Gesekan perletakan 1.00 1.30 0.80 11.1647 639.6265 10.3705 594.1251 14.5141 831.5144 13.4816 772.3626 8.9318 511.7012 8.2964 475.30 B Beban Khusus 1 Beban gempa 1.00 NA normal Tengah terkurangi No Aksi Faktor Beban Ultimit K U M kNm Ultimit Daya Layan Tepi Tengah Tepi Tengah Tepi Sumber : Hasil perhitungan Tabel 5.24 Rekapitulasi gaya momen untuk kombinasi daya layan dan ultimit Mx My Mx My Mx My Mx My Berat Sendiri 35.6646 2,043.2213 32.1794 1,843.5567 39.2310 2,247.5434 35.3973 2,027.9123 Beban Mati Tambahan 8.9943 515.2845 9.3026 532.9438 17.9886 1,030.5690 18.6051 1,065.8876 Beban Lajur D 49.2485 282.1445 61.8470 354.3210 98.4970 564.2890 123.6939 708.6421 Beban rem - - - - - - - - Beban pejalan kaki 9.8170 562.4143 - - 19.6340 1,124.8287 - - Gesekan perletakan - - - - - - - - Pengaruh temperatur 0.0197 1.1266 0.0197 1.1266 0.0236 1.3520 0.0236 1.3520 Pengaruh aliran 506.4887 88.4079 506.4887 88.4079 1,012.9775 176.8159 1,012.9775 176.8159 Beban angin 702.3130 12.2589 702.3130 12.2589 1,213.6001 21.1835 1,213.6001 21.1835 Beban gempa - - - - 5,650.7860 98.6348 5,650.7860 98.6348 Aksi Daya Layan Ultimit Tepi Tengah Tepi Tengah Sumber : Hasil perhitungan Tabel 5.25 Rekapitulasi kombinasi gaya momen berdasarkan beban daya layan Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Berat Sendiri 35.6646 2,043.2213 32.1794 1,843.5567 35.6646 2,043.2213 32.1794 1,843.5567 35.6646 2,043.2213 32.1794 1,843.5567 35.6646 2,043.2213 32.1794 1,843.5567 35.6646 2,043.2213 32.1794 1,843.5567 35.6646 2,043.2213 32.1794 1,843.5567 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Beban Mati Tambahan 8.9943 515.2845 9.3026 532.9438 8.9943 515.2845 9.3026 532.9438 8.9943 515.2845 9.3026 532.9438 8.9943 515.2845 9.3026 532.9438 8.9943 515.2845 9.3026 532.9438 8.9943 515.2845 9.3026 532.9438 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Beban Lajur D 49.2485 282.1445 61.8470 354.3210 49.2485 282.1445 61.8470 354.3210 49.2485 282.1445 61.8470 354.3210 49.2485 282.1445 61.8470 354.3210 49.2485 282.1445 61.8470 354.3210 49.2485 282.1445 61.8470 354.3210 x x x x o o o o o o o o o o o o o o o o Beban rem - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - x x x x o o o o o o o o o o o o o o o o Beban pejalan kaki 9.8170 562.4143 9.8170 562.4143 - - 9.8170 562.4143 - - 9.8170 562.4143 - - 9.8170 562.4143 - - 9.8170 562.4143 - - x x x x Gesekan perletakan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - o o o o o o o o x x x x o o o o o o o o o o o o Pengaruh temperatur 0.0197 1.1266 0.0197 1.1266 0.0197 1.1266 0.0197 1.1266 0.0197 1.1266 0.0197 1.1266 0.0197 1.1266 0.0197 1.1266 0.0197 1.1266 0.0197 1.1266 0.0197 1.1266 0.0197 1.1266 o o o o o o o o x x x x o o o o o o o o o o o o Pengaruh aliran 506.4887 88.4079 506.4887 88.4079 506.4887 88.4079 506.4887 88.4079 506.4887 88.4079 506.4887 88.4079 506.4887 88.4079 506.4887 88.4079 506.4887 88.4079 506.4887 88.4079 506.4887 88.4079 506.4887 88.4079 o o o o o o o o x x x x o o o o o o o o Beban angin 702.3130 12.2589 702.3130 12.2589 702.3130 12.2589 702.3130 12.2589 702.3130 12.2589 702.3130 12.2589 702.3130 12.2589 702.3130 12.2589 702.3130 12.2589 702.3130 12.2589 702.3130 12.2589 702.3130 12.2589 o o o o o o o o x x x x o o o o Beban gempa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Kombinasi Primer 600.3961 2,929.0582 609.8177 2,819.2295 103.7244 3,403.0646 103.3289 2,730.8215 551.1476 2,840.6503 547.9707 2,730.8215 1,253.4606 2,929.0582 1,250.2837 2,819.2295 1,253.4606 2,852.9092 1,250.2837 2,743.0804 551.1476 2,646.9137 547.9707 2,464.9084 Kombinasi Sekunder 600.4099 2,929.8469 609.8314 2,819.2295 103.7381 3,403.0646 103.3289 2,731.6102 1,042.7667 2,902.5358 1,039.5898 2,792.7071 1,287.9346 2,937.6395 1,293.5766 2,827.8107 1,287.9346 2,914.7948 1,293.5766 2,804.9660 1,042.7667 2,655.4949 1,039.5898 2,473.4897 Kombinasi Tersier - - - - - - - - 926.9284 2,890.9837 930.0507 2,781.1549 1,278.0947 2,935.7510 1,281.2170 2,825.9222 1,278.0947 2,897.6765 1,281.2170 2,787.8477 902.3140 2,653.6065 899.1371 2,471.6012 Beban kombinasi max 600.4099 2,929.8469 609.8314 2,819.2295 103.7381 3,403.0646 103.3289 2,731.6102 1,042.7667 2,902.5358 1,039.5898 2,792.7071 1,287.9346 2,937.6395 1,293.5766 2,827.8107 1,287.9346 2,914.7948 1,293.5766 2,804.9660 1,042.7667 2,655.4949 1,039.5898 2,473.4897 tiap tipe kombinasi Momen maksimum kombinasi daya layan : Gelagar Tepi Mx = 1,287.9346 kNm My = 3,403.0646 kNm Gelagar Tengah Mx = 1,293.5766 kNm My = 2,827.8107 kNm Tengah Tengah Tepi Tengah Tepi 4 5 6 Tepi Tengah Tepi Tengah Tepi Tengah Tepi Aksi 1 2 3 Sumber : Hasil perhitungan Tabel 5.26 Rekapitulasi kombinasi gaya momen berdasarkan beban ultimit Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Mx My Berat Sendiri 39.2310 2,247.5434 35.3973 2,027.9123 39.2310 2,247.5434 35.3973 2,027.9123 39.2310 2,247.5434 35.3973 2,027.9123 39.2310 2,247.5434 35.3973 2,027.9123 39.2310 2,247.5434 35.3973 2,027.9123 39.2310 2,247.5434 35.3973 2,027.9123 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Beban Mati Tambahan 17.9886 1,030.5690 18.6051 1,065.8876 17.9886 1,030.5690 18.6051 1,065.8876 17.9886 1,030.5690 18.6051 1,065.8876 17.9886 1,030.5690 18.6051 1,065.8876 17.9886 1,030.5690 18.6051 1,065.8876 17.9886 1,030.5690 18.6051 1,065.8876 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Beban Lajur D 98.4970 564.2890 123.6939 708.6421 98.4970 564.2890 123.6939 708.6421 98.4970 564.2890 123.6939 708.6421 98.4970 564.2890 123.6939 708.6421 98.4970 564.2890 123.6939 708.6421 98.4970 564.2890 123.6939 708.6421 x x x x o o o o o o o o o o o o o o o o Beban rem - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - x x x x o o o o o o o o o o o o Beban pejalan kaki 19.6340 1,124.8287 19.6340 1,124.8287 - - 19.6340 1,124.8287 - - 19.6340 1,124.8287 - - 19.6340 1,124.8287 - - 19.6340 1,124.8287 - - x x x x Gesekan perletakan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o Pengaruh temperatur 0.0236 1.3520 0.0236 1.3520 0.0236 1.3520 0.0236 1.3520 0.0236 1.3520 0.0236 1.3520 0.0236 1.3520 0.0236 1.3520 - - - - 0.0236 1.3520 0.0236 1.3520 o o o o o o o o o o o o o o o o o o o o Pengaruh aliran 1,012.9775 176.8159 1,012.9775 176.8159 1,012.9775 176.8159 1,012.9775 176.8159 1,012.9775 176.8159 1,012.9775 176.8159 1,012.9775 176.8159 1,012.9775 176.8159 1,012.9775 176.8159 1,012.9775 176.8159 1,012.9775 176.8159 1,012.9775 176.8159 o o o o x x x x o o o o o o o o Beban angin 1,213.6001 21.1835 1,213.6001 21.1835 1,213.6001 21.1835 1,213.6001 21.1835 1,213.6001 21.1835 1,213.6001 21.1835 1,213.6001 21.1835 1,213.6001 21.1835 1,213.6001 21.1835 1,213.6001 21.1835 1,213.6001 21.1835 1,213.6001 21.1835 o o o o o o o o x x x x o o o o Beban gempa 5,650.7860 98.6348 5,650.7860 98.6348 5,650.7860 98.6348 5,650.7860 98.6348 5,650.7860 98.6348 5,650.7860 98.6348 5,650.7860 98.6348 5,650.7860 98.6348 5,650.7860 98.6348 5,650.7860 98.6348 5,650.7860 98.6348 5,650.7860 98.6348 x x x x Kombinasi Primer 1,168.6942 4,019.2173 1,190.6739 3,979.2579 175.3506 4,967.2301 177.6964 3,802.4420 2,283.7973 4,019.2173 2,280.5801 3,979.2579 2,283.7973 3,863.5849 2,280.5801 3,823.6255 5,806.5027 3,941.0363 5,828.4824 3,901.0769 1,070.1972 3,454.9283 1,066.9800 3,270.6159 Kombinasi Sekunder 2,018.2143 4,034.0457 2,040.1940 3,994.0863 175.3672 4,968.1765 177.7129 3,803.3884 2,352.7452 4,034.0457 2,367.1659 3,994.0863 2,352.7452 3,987.3560 2,367.1659 3,947.3966 - - - - 1,919.7173 3,469.7567 1,916.5001 3,285.4443 Kombinasi Tersier 1,775.5060 4,030.4850 1,797.4858 3,990.5256 - - - - 2,333.0576 4,030.4850 2,342.4389 3,990.5256 2,333.0576 3,952.6688 2,342.4389 3,912.7094 - - - - 1,677.0090 3,466.1960 1,673.7918 3,281.8836 Beban kombinasi max 2,018.2143 4,034.0457 2,040.1940 3,994.0863 175.3672 4,968.1765 177.7129 3,803.3884 2,352.7452 4,034.0457 2,367.1659 3,994.0863 2,352.7452 3,987.3560 2,367.1659 3,947.3966 5,806.5027 3,941.0363 5,828.4824 3,901.0769 1,919.7173 3,469.7567 1,916.5001 3,285.4443 tiap tipe kombinasi Momen maksimum kombinasi beban ultimit : Gelagar Tepi Mx = 5,806.5027 kNm My = 4,968.1765 kNm Gelagar Tengah Mx = 5,828.4824 kNm My = 3,994.0863 kNm Tepi Tengah Tepi Tengah Tepi Tengah Tepi Tengah Tepi Tengah Aksi 1 2 3 4 5 6 Tepi Tengah Sumber : Hasil perhitungan Tabel 5.27 Rekapitulasi gaya geser untuk kombinasi daya layan dan ultimit Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Berat Sendiri 4.6714 267.6247 4.1078 235.3342 5.1385 294.3872 4.5186 258.8676 Beban Mati Tambahan 1.1992 68.7045 1.2403 71.0592 2.3985 137.4091 2.4807 142.1184 Beban Lajur D 5.5346 317.0767 6.9504 398.1893 11.0692 634.1534 13.9008 796.3787 Beban rem - - - - - - - - Beban pejalan kaki 1.3089 74.9886 - - 2.6179 149.9772 - - Gesekan perletakan - - - - - - - - Pengaruh temperatur 0.1966 11.2627 0.0197 1.1266 0.2359 13.5152 0.0236 1.3520 Pengaruh aliran 337.6592 5.8939 337.6592 5.8939 675.3183 11.7877 675.3183 11.7877 Beban angin 46.8209 0.8173 46.8209 0.8173 80.9067 1.4122 80.9067 1.4122 Beban gempa - - - - 376.7191 6.5757 376.7191 6.5757 Aksi Ultimit Tepi Tengah Tengah Daya Layan Tepi Sumber : Hasil perhitungan Tabel 5.28 Rekapitulasi kombinasi gaya geser berdasarkan beban daya layan Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Berat Sendiri 4.6714 267.6247 4.1078 235.3342 4.6714 267.6247 4.1078 235.3342 4.6714 267.6247 4.1078 235.3342 4.6714 267.6247 4.1078 235.3342 4.6714 267.6247 4.1078 235.3342 4.6714 267.6247 4.1078 235.3342 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Beban Mati Tambahan 1.1992 68.7045 1.2403 71.0592 1.1992 68.7045 1.2403 71.0592 1.1992 68.7045 1.2403 71.0592 1.1992 68.7045 1.2403 71.0592 1.1992 68.7045 1.2403 71.0592 1.1992 68.7045 1.2403 71.0592 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Beban Lajur D 5.5346 317.0767 6.9504 398.1893 5.5346 317.0767 6.9504 398.1893 5.5346 317.0767 6.9504 398.1893 5.5346 317.0767 6.9504 398.1893 5.5346 317.0767 6.9504 398.1893 5.5346 317.0767 6.9504 398.1893 x x x x o o o o o o o o o o o o o o o o Beban rem - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - x x x x o o o o o o o o o o o o o o o o Beban pejalan kaki 1.3089 74.9886 1.3089 74.9886 - - 1.3089 74.9886 - - 1.3089 74.9886 - - 1.3089 74.9886 - - 1.3089 74.9886 - - x x x x Gesekan perletakan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - o o o o o o o o x x x x o o o o o o o o o o o o Pengaruh temperatur 0.1966 11.2627 0.0197 1.1266 0.1966 11.2627 0.0197 1.1266 0.1966 11.2627 0.0197 1.1266 0.1966 11.2627 0.0197 1.1266 0.1966 11.2627 0.0197 1.1266 0.1966 11.2627 0.0197 1.1266 o o o o o o o o x x x x o o o o o o o o o o o o Pengaruh aliran 337.6592 5.8939 337.6592 5.8939 337.6592 5.8939 337.6592 5.8939 337.6592 5.8939 337.6592 5.8939 337.6592 5.8939 337.6592 5.8939 337.6592 5.8939 337.6592 5.8939 337.6592 5.8939 337.6592 5.8939 o o o o o o o o x x x x o o o o o o o o Beban angin 46.8209 0.8173 46.8209 0.8173 46.8209 0.8173 46.8209 0.8173 46.8209 0.8173 46.8209 0.8173 46.8209 0.8173 46.8209 0.8173 46.8209 0.8173 46.8209 0.8173 46.8209 0.8173 46.8209 0.8173 o o o o o o o o x x x x o o o o Beban gempa - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Kombinasi Primer 349.0644 664.6687 349.9577 705.7093 12.7142 728.3945 12.2985 704.5827 343.7264 664.6687 343.0269 705.7093 390.3507 659.2998 389.8281 710.4765 390.3507 654.2232 389.8281 705.3999 343.5298 347.5920 343.0073 307.5200 Kombinasi Sekunder 349.2020 668.7944 349.9715 709.8350 12.8518 736.2784 12.3123 705.3713 376.5010 668.7944 375.8016 709.8350 394.2249 667.1837 394.6934 711.2652 394.2249 662.1071 394.6934 706.1886 376.3044 351.7177 375.7819 311.6457 Kombinasi Tersier - - - - - - - - 369.9041 668.0242 369.9126 709.0649 393.2163 667.8781 393.3132 711.4485 393.2163 662.8015 393.3132 708.9102 367.0385 350.9475 366.4275 310.8755 Beban kombinasi max 349.2020 668.7944 349.9715 709.8350 12.8518 736.2784 12.3123 705.3713 376.5010 668.7944 375.8016 709.8350 394.2249 667.8781 394.6934 711.4485 394.2249 662.8015 394.6934 708.9102 376.3044 351.7177 375.7819 311.6457 tiap tipe kombinasi Gaya geser maksimum kombinasi daya layan : Gelagar Tepi Vx = 394.2249 kN Vy = 736.2784 kN Gelagar Tengah Vx = 394.6934 kN Vy = 711.4485 kN Aksi 1 3 Tepi Tengah 2 Tepi 4 Tepi Tengah Tepi Tengah 5 6 Tengah Tengah Tepi Tengah Tepi Sumber : Hasil perhitungan Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Vy Vx Berat Sendiri 5.1385 294.3872 4.5186 258.8676 5.1385 294.3872 4.5186 258.8676 5.1385 294.3872 4.5186 258.8676 5.1385 294.3872 4.5186 258.8676 5.1385 294.3872 4.5186 258.8676 5.1385 294.3872 4.5186 2 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Beban Mati Tambahan 2.3985 137.4091 2.4807 142.1184 2.3985 137.4091 2.4807 142.1184 2.3985 137.4091 2.4807 142.1184 2.3985 137.4091 2.4807 142.1184 2.3985 137.4091 2.4807 142.1184 2.3985 137.4091 2.4807 1 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x Beban Lajur D 11.0692 634.1534 13.9008 796.3787 11.0692 634.1534 13.9008 796.3787 11.0692 634.1534 13.9008 796.3787 11.0692 634.1534 13.9008 796.3787 11.0692 634.1534 13.9008 796.3787 11.0692 634.1534 13.9008 7 x x x x o o o o o o o o o o o o o o o o Beban rem - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - x x x x o o o o o o o o o o o o Beban pejalan kaki 2.6179 149.9772 2.6179 149.9772 - - 2.6179 149.9772 - - 2.6179 149.9772 - - 2.6179 149.9772 - - 2.6179 149.9772 - x x x x Gesekan perletakan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - o o o o o o o o o o o o o o o o o o o Pengaruh temperatur 0.2359 13.5152 0.0236 1.3520 0.2359 13.5152 0.0236 1.3520 0.2359 13.5152 0.0236 1.3520 0.2359 13.5152 0.0236 1.3520 - - - - 0.2359 13.5152 0.0236 1 o o o o o o o o o o o o o o o o o o o Pengaruh aliran 675.3183 11.7877 675.3183 11.7877 675.3183 11.7877 675.3183 11.7877 675.3183 11.7877 675.3183 11.7877 675.3183 11.7877 675.3183 11.7877 675.3183 11.7877 675.3183 11.7877 675.3183 11.7877 675.3183 o o o o x x x x o o o o o o o Beban angin 80.9067 1.4122 80.9067 1.4122 80.9067 1.4122 80.9067 1.4122 80.9067 1.4122 80.9067 1.4122 80.9067 1.4122 80.9067 1.4122 80.9067 1.4122 80.9067 1.4122 80.9067 1.4122 80.9067 o o o o o o o o x x x x o o o Beban gempa 376.7191 6.5757 376.7191 6.5757 376.7191 6.5757 376.7191 6.5757 376.7191 6.5757 376.7191 6.5757 376.7191 6.5757 376.7191 6.5757 376.7191 6.5757 376.7191 6.5757 376.7191 6.5757 376.7191 x x x x Kombinasi Primer 693.9246 1,079.4649 696.2184 1,209.1523 21.2241 1,215.9268 20.9001 1,197.3646 763.7620 1,077.7374 763.2242 1,209.1523 763.7620 1,067.3619 763.2242 1,198.7768 395.3253 1,072.5253 397.6192 1,203.9403 682.8554 443.5840 682.3176 4 Kombinasi Sekunder 750.5592 1,087.7163 752.8531 1,210.1409 21.3892 1,225.3875 20.9166 1,198.3110 771.5105 1,087.1981 772.9548 1,210.1409 771.5105 1,076.8226 772.9548 1,207.0282 - - - - 739.4900 444.5726 738.9522 4 Kombinasi Tersier 734.4958 1,086.0649 736.6835 1,210.5344 - - - - 769.4146 1,085.2011 770.1865 1,210.5344 769.4146 1,080.0134 770.1865 1,205.3467 - - - - 723.4267 451.0477 722.7827 414. Beban kombinasi max 750.5592 1,087.7163 752.8531 1,210.5344 21.3892 1,225.3875 20.9166 1,198.3110 771.5105 1,087.1981 772.9548 1,210.5344 771.5105 1,080.0134 772.9548 1,207.0282 395.3253 1,072.5253 397.6192 1,203.9403 739.4900 451.0477 738.9522 4 tiap tipe kombinasi Beban kombinasi max. untuk analisa : Gelagar Tepi Vx = 771.5105 kN Vy = 1,225.3875 kN Gelagar Tengah Vx = 772.9548 kN Vy = 1,210.5344 kN 6 Tepi Tengah Tepi Tengah Tepi Tengah Tepi Tengah 5 3 4 Aksi 1 2 Tepi Tengah Tepi Tengah Vy 58.8676 x 42.1184 x 96.3787 - - - o .3520 o 11.7877 o 1.4122 o 6.5757 12.7736 13.7622 1557 14.1557 Tabel 5.29 Rekapitulasi kombinasi gaya geser berdasarkan beban ultimit Sumber : Hasil perhitungan 136

F. Analisis Kapasitas Gelagar Jembatan Keduang