14
6. Kerusakan pada trotoar a. permukaan trotoar yang licin,
b. lubang pada trotoar, c. ada bagian yang hilang.
7. Kerusakan pada exspansion joint a. expansion joint yang tidak sama tinggi, mengakibatkan beban kejut
tambahan pada lantai jembatan dan bangunan atas, b. kerusakan akibat terisinya joint, yang menyebabkan jembatan tidak dapat
bergerak, c. bagian yang longgar, apabila pelat penutup terlepasbergeser akan sangat
berbahaya bagi kendaraan yang lewat, d. retak aspal pada sambungan yang bergerak. Kadang ada expansion joint
yang menggunakan baja, akan terjadi retak pada lapisan permukaan aspal. Hal ini merupakan kerusakan yang serius bila pecahnya aspal dan lebar
retak 10 mm atau berlubang.
C. Penilaian Kondisi Jembatan
Kegiatan pemeliharaan jembatan harus dilaksanakan secara rutin dan periodik agar didapat informasi kerusakan pada struktur jembatan secara dini
sehingga kerusakan yang lebih parah dapat dihindari. Dalam Bridge Management System telah diatur kegiatan pemeriksaan mulai pemeriksaan yang bersifat rutin,
berkala dan khusus. Dari hasil pemeriksaan tersebut kemudian dianalisis
15
penyebab kerusakannya lalu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan khusus untuk memeriksa secara detail penyebab kerusakan sehingga dapat diketahui cara
penanganannya yang tepat. Prosedur pemeriksaan dan penilaian kondisi elemen jembatan menurut BMS
terbagi dalam 5 lima level. Kelima level dan pengkodean elemen dapat terlihat secara lengkap pada Lampiran B-1.
Penilaian kerusakan pada BMS terbagi dalam 2 dua bagian, yaitu kerusakan material dan kerusakan elemen. Masing-masing kerusakan diberi kode
untuk keseragaman pemahaman dan kemudahan dalam entry data. Pembagian dan penomoran jenis kerusakan dapat terlihat pada Lampiran B-2 dan B-3.
Sistem penilaian kerusakan jembatan menurut BMS dengan melihat kondisi setiap elemen jembatan pada setiap level. Penilaian ini didasarkan pada tingkat
kerusakan yang terjadi, keberfungsian elemen dan pengaruhnya terhadap elemen lainnya. Secara lengkap penilaian kondisi elemen dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Sistem penilaian kondisi elemen
Nilai Kriteria Nilai
Kondisi
Berbahaya 1 Struktur S
Tidak berbahaya Parah 1
Kerusakan R Tidak parah
Lebih dari 50 1
Kuantitas K Kurang dari 50
Elemen tidak berfungsi 1
Fungsi F Elemen masih berfungsi
Mempengaruhi elemen lain 1
Pengaruh P Tidak berpengaruh pada elemen lain
NILAI KONDISI NK NK = S+R+K+F+P
0 sd 5 sumber: BMS, 1993
16
Setelah didapat nilai kondisi jembatan yang ada kemudian dilakukan penilaian secara teknis untuk ditentukan jenis penanganan indikatif yang harus
dilakukan. Pada Tabel 3.2 dapat dilihat kriteria teknis hasil penilaian jembatan menurut BMS.
Tabel 3.2. kriteria skrining teknis jembatan
Nilai Nilai Katagori
Penanganan Indikatif
0 - 2 Baik sd rusak ringan
Pemel. Rutinberkala 3 Rusak
berat Rehabilitasi
Kondisi 4 atau 5
Kritis atau runtuh Penggantian
Cukup lebar Pemel. Rutin
Lalulintas 5
Terlalu sempit Duplikasi, penggantian,
pelebaran Mempengaruhi elemen lain
Pemel. rutin Beban
5 Tidak berpengaruh pada
elemen lain Perkuatan atau
penggantian sumber: BMS, 1993
D. Pembebanan pada Jembatan