Lokasi Penelitian Peralatan Penelitian Peraturan yang Digunakan Langkah-Langkah Penelitian

72

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Jembatan Keduang yang terletak pada ruas Jalan Nasional yang menghubungkan antara Ngadirojo-Giriwoyo-Pacitan. Denah lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini : Lokasi Jembat an Keduang Gambar 4.1 Lokasi Penelitian

B. Peralatan Penelitian

Peralatan-peralatan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : a. Theodolite Alat ini digunakan untuk mengukur lokasi dan dimensi jembatan, penampang sungai dan panjang sungai 72 73 b. Waterpass Alat ini digunakan untuk mengukur deformasi struktur jembatan c. Meteran Alat ini digunakan untuk mengukur dimensi bagian jembatan yang sifatnya detil dan tidak diukur dengan theodolite, misalnya dimensi kepala pilar jembatan d. Kamera digital Alat ini digunakan untuk mengambil gambar kondisi kerusakan yang terjadi pada jembatan

C. Peraturan yang Digunakan

Peraturan yang digunakan untuk analisis data pada penelitian ini adalah : a. Standar Perencanaan Struktur Baja Untuk Jembatan, sesuai RSNI 2004, b. Standar Pembebanan Untuk Jembatan, sesuai RSNI T-02-2005, c. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Jembatan, sesuai RSNI 2004, d. Managemen Jembatan sesuai dengan Interrurban Bridge Management System IBMS 1993, e. Standar Metode Perhitungan Debit Banjir, sesuai SK SNI M-18-1989-F.

D. Langkah-Langkah Penelitian

Guna mempermudah proses penelitian maka penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan, yaitu: 1 tahap persiapan; 2 tahap pengumpulan data; 3 74 tahapan penilaian kondisi jembatan; 4 tahapan analisis struktur atas Jembatan Keduang; 5 pembuatan konsep alternatif perbaikan; 6 tahapan pembahasan.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Meliputi kegiatan perumusan masalah, pengkajian teori dan persiapan peralatan-peralatan pengukuran yang dibutuhkan di lapangan

2. Tahap Pengumpulan Data

Dalam tahapan ini meliputi kegiatan pengambilan data baik data primer maupun data sekunder. a. Data primer, Data primer diperoleh dari survey langsung di lokasi baik berupa data visual dan pengukuran di lapangan terhadap kondisi Jembatan Keduang. b. Data sekunder, Data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait seperti Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah, Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Surakarta dan dari Balai Besar Bangawan Solo. Data tersebut antara lain : 1 peta lokasi jembatan, 2 gambar rencana shop drawing Jembatan Keduang, 3 data desain Jembatan Keduang, 4 laporan data inventarisasi kerusakan Jembatan Keduang pascabanjir tanggal 26 Desember 2007, 75 5 laporan pemeriksaan detail dari Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah, 6 data curah hujan selama 18 tahun terakhir.

3. Penilaian Kondisi

Pada tahapan ini dilakukan penilaian kondisi jembatan secara visual sesuai dengan moteode BMS.

4. Tahap Analisis Struktur Atas Jembatan

Pada tahapan ini data yang telah diperoleh dianalisis, diolah sesuai dengan teori dan data yang diperoleh sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Analisis data yang dilakukan adalah: a. Analisis Pembebanan Jembatan Analisis pembebanan yang dilakukan antara lain : 1 menghitung besarnya semua beban yang mungkin terjadi pada jembatan, yaitu beban akibat aksi tetap, aksi transien dan aksi khusus, 2 Menghitung kombinasi pembebanan menurut batas daya layan dan batas ultimit sehingga dapat diketahui nilai maksimumnya termasuk besarnya gaya momen dan gaya lintangnya. Nilai inilah yang digunakan sebagai dasar perhitungan analisis struktur atas jembatan gelagar, lateral bracing, dan bearings b. Analisis Kapasitas Struktur Atas Jembatan Bagian struktur atas jembatan yang dihitung kapasitasnya hanya dilakukan pada elemen-elemen yang mengalami kerusakan. Adapun analisis yang dilakukan antara lain : 76 1 Analisis kapasitas gelagar jembatan, meliputi analisis tegangan lentur, tegangan geser, lendutan dan torsi. 2 Analisis kapasitas lateral bracing, berupa analisis tegangan karena tekuk. 3 Analisis kapasitas perletakan bearings, meliputi analisis tegangan, kontrol kekuatan bautnya. 4 Analisis sambungan gelagar utama, berupa perhitungan kekuatan baut. Hasil perhitungan kapasitas tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai yang diijinkan, sehingga dapat ditentukan elemen tersebut masih aman atau tidak apabila bekerja beban maksimum. Apabila kapasitas yang ada lebih kecil dari yang diijinkan berarti elemen tersebut tidak aman atau sebaliknya.

5. Pembuatan Konsep Alternatif Perbaikan dan Perkuatan Struktur Atas

Jembatan Berdasarkan hasil analisis kapasitas struktur atas Jembatan Keduang yang telah dilakukan sebelumnya kemudian disusun konsep penanganan yang dihitung berdasarkan kapasitas minimum yang diperlukan untuk menahan beban yang bekerja.

6. Tahap Pembahasan

Pada tahapan ini dilakukan pembahasan terhadap data dan hasil perhitungan yang ada untuk kemudian dirumuskan dalam sebuah kesimpulan . 77

E. Bagan Alir Penelitian