Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Batasan Masalah

3 existing struktur jembatan secara mendetail. Pemeriksaan mutu beton dilakukan dengan pengujian non destructive menggunakan alat Hammer Test. Analisis perhitungan pembebanan struktur atas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan kombinasi pembebanan maksimum berdasarkan beban layan dan beban ultimit sesuai dengan RSNI T-02-2005 tentang Standar Pembebanan untuk Jembatan. Dari analisis ini dapat diketahui kapasitas eksisting struktur atas jembatan pascabanjir untuk dipakai sebagai acuan dalam penentuan alternatif perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi.

B. Rumusan Masalah

Banjir yang terjadi tanggal 26 Desember 2007 telah menyebabkan kerusakan pada struktur Jembatan Keduang sehingga terjadi penurunan kemampuan jembatan dalam menahan kombinasi beban yang terjadi. Penelitian ini lebih difokuskan pada evaluasi struktur atas Jembatan Keduang pascabanjir 26 Desember 2007 dengan rumusan masalah sebagai berikut : 1. pada elemen mana kerusakan yang terjadi dan berapa nilai tingkat kerusakan pada struktur jembatan sesuai dengan prosedur pemeriksaan BMS? 2. apakah kapasitas eksisting struktur atas jembatan aman terhadap kombinasi beban maksimum yang terjadi, sesuai dengan RSNI T-02-2005? 3. jenis dan metode perbaikan manakah yang dapat dilakukan untuk memulihkan kapasitas struktur atas Jembatan Keduang? 4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan di atas, yaitu : 1. mengetahui letak dan jenis kerusakan elemen struktur jembatan dan nilai tingkat kerusakan struktur jembatan sesuai dengan prosedur pemeriksaan BMS, 2. mengetahui keamanan kapasitas eksisting struktur atas jembatan terhadap kombinasi beban maksimum yang terjadi, sesuai dengan RSNI T-02-2005, 3. menentukan jenis dan metode perbaikan yang mungkin dilakukan untuk memulihkan kapasitas struktur atas Jembatan Keduang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain : a. Manfaat teoritis Dapat memberikan tambahan wacana dan referensi di bidang rehabilitasi dan pemeliharaan bangunan khususnya struktur atas jembatan tipe gelagar baja komposit.

b. Manfaat praktis

Dapat menjadi bahan rujukan bagi Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah dalam penanganan kerusakan yang terjadi di Jembatan Keduang akibat banjir tanggal 26 Desember 2007. 5

E. Batasan Masalah

Penelitian ini lebih difokuskan pada evaluasi struktur atas Jembatan Keduang pascabanjir 26 Desember 2007. Agar masalah dapat dikaji dan dibahas secara mendalam, maka perlu diberi batasan sebagai berikut : 1. penentuan jenis dan tingkat kerusakan dilakukan secara visual sesuai standar Interrurban Bridge Management System IBMS 1993, 2. melakukan analisis pembebanan menurut RSNI T-02-2005 tentang pembebanan jembatan, 3. penentuan beban akibat aliran air dilakukan dengan perhitungan kecepatan aliran saat banjir dengan kala ulang 50 tahun, 4. analisis debit banjir dilakukan dengan mengolah data hujan selama 18 tahun terakhir menggunakan Metode Gamma I, 5. perhitungan kecepatan aliran dianalisis dengan program HEC-RAS versi 4.0, 6. elemen struktur atas yang dihitung kapasitasnya hanya elemen yang mengalami kerusakan berdasarkan pengamatan visual gelagar utama, bracing dan perletakan, 7. alternatif perbaikan yang diusulkan hanya berupa konsep dasar tanpa disertai dengan perhitungan struktural secara mendetail. 6 F. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian terdahulu untuk menganalisis kekuatan struktur jembatan pernah dilakukan oleh Desniar H.Y. 2007 yang melakukan evaluasi keamanan struktur jembatan beton bertulang akibat bencana gempa dengan membandingkan kuat perlu U dan resistance R struktur jembatan akibat bencana gempa menurut RSNI 2004 dan perkuatannya dengan Carbon Fiber Reinforced Polymer CFRP. Penelitian mengenai penilaian kondisi pada Jembatan Keduang jenis gelagar baja komposit pascabencana banjir tanggal 26 Desember 2007, dengan menentukan kerusakan secara visual sesuai metode Bridge Management System dan menentukan kapasitas gelagar terhadap tegangan lentur, geser, lendutan dan torsi, serta kapasitas lateral bracing dan perletakan terhadap tegangan yang terjadi akibat kombinasi pembebanan maksimum menurut RSNI T-02-2005 yang disertai alternatif perbaikannya belum pernah dilakukan dan belum pernah dipublikasikan. 7

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA

Definisi jembatan menurut Bina Marga adalah bangunan pelengkap jalan yang berfungsi sebagai penghubung atara dua ujung jalan yang terputus oleh sungai, saluran, lembah, selat atau laut, jalan raya dan jalan kereta api. Brigde Management System BMS merupakan salah satu cara yang dapat digunakan dalam mempertahankan kondisi jembatan melalui proses investigasi berkala pasa suatu jembatan sehingga dapat menentukan tahap perawatan dan perbaikan Ryall, 2001. Evaluasi kondisi jembatan pasca bencana alam seperti banjir sangat diperlukan untuk memberikan informasi mengenai kerusakan pada komponen jembatan. Penilaian kondisi jembatan dapat dilakukan secara visual dan analisis pembebanan sangat membantu dalam menentukan jenis perbaikan ataupun perkuatan yang diperlukan terhadap jembatan tersebut. Manukoa 2006, dalam penelitiannya melakukan perhitungan pembebanan lalu lintas menurut BMS 1992 dan RSNI 2004 yang terdiri atas beban lajur “D” dan Beban Truk “T” pada struktur jembatan sederhana bentang 6 m sampai 30 m. Dari hasil penelitiaannya diketahui bahwa momen yang terjadi pada jembatan sederhana akibat beban truk “T” akan lebih berpengaruh pada kapasitas lentur batas dari pada beban lajur “D” untuk jembatan dengan bentang 6 m sampai 22 m, sedangkan untuk jembatan dengan bentang lebih dari 22 m kapasitas lentur batas lebih ditentukan oleh beban lajur “D”. 7