148
1. Kondisi Keterampilan Menulis Diskripsi Siswa
Sebagaimana deskripsi hasil pengamatan, wawancara, dan angket tentang pelaksanaan pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas V sebelum diberikan
tindakan dapat dijelaskan berikut ini. Pembelajaran menulis deskripsi di kelas IV SDN I Baturetno,Wonogiri tahun pelajaran 20082009 sudah menggunakan
kurikulum 2004. Implementasinya di kelas, kompetensi dasar yang harus dicapai dijabarkan dalam silabus. Berdasarkan silabus tersebut, guru membuat Rencana
Pembelajaran dan jurnal pembelajaran. Menurut guru Rd, pembelajaran menulis menggunakakan pendekatan
kontekstual. Namun pada kenyataannya, pembelajaran masih menggunakan pendekatan tradisional. Pembelajarannya abstrakteoretis. Keterampilan dibangun ats
dasar latihan. Bahasa yang disjarkan dengan pendekatan struktura, diterangkan dulu baru latihan. Pengetahuan bersifat finalabsolut. Hasil belajar di ukur hanya dengan
tes. Pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas. Perilaku baik atas dasarmotivasi ekstrinsik. Siswa pasif menerima informasi. Siswa belajar secara individual. Guru
masih banyak menggunakan metode ceramah Nurhadi,2005: 7-8 Minat menulis deskripsi siswa kelas V SDN I Baturetno sebelum
diteraopkannya pendekatan kontekstual masih rendah. Siswa terlihat kurang tertarik untuk menulis deskripsi. Karena dalam menulis deskripsi memerlukan segenap
keterampilan berbahasa yang harus dikonsentrasikan agar mendapat hasil yang benaar-benar baik. Siswa belum terlihat aktif. Keterlibatan mereka dalam menulis
149
deskripsi masih sedikit.. Dorongan untuk menulis deskripsi masih kecil sekali. Dan menulis deskripsi tidak dilandasi perasaan senang. Maka tulisannya pun kurang baik.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa keterampilan ada kaitannya dengan perhatian, kesadaran, kemauan, dan perasaan senang yang saling mendukung dan
saling mengisi sebagai modal penting dalam aktivitas menulis deskripsi anak. Apabila dalam diri anak sudah ada keterampilan, perhatian yand dilakukan oleh anak
merupakan perhatian yang spontan keluar dari dalam diri anak sendiri. Keterampilam merupakan motor penggerak psikis dimana keterampilan menimblkan rasa senang.
Dalam hal ini, rasa senang merupakan sikap positif bagi sktivitas menulis deskripsi. Perasaan merupakan aktivitas psikis yang tidak boleh diabaikan karene perasaan
dalam diri anak akan berpengaruh pada aktisitas menulis deskripsinya. Perasaan senang, puas, atau gembira akan membentuk sikap yang positif, sedangkan perasaan
takut, sedih, benci, dan sebagainya akan menimbulkan sikap yang negatif. Dengan merasa senang, motivasi instrinsik dapat berkembang dan mengarah pada pencapaian
tujuan. Keterampilan yang dimiliki anak merupakan modal yang tidak dapat
diabaikan dalam kegiatan menulis deskripsinya.Keterampilan merupakan faktor nonintelektual
yang mempunyai
pengaruh besar
terhadap keberhasilan
membaca.Upaya peningkatan menulis deskripsi inilah yang merupakan salah satu adanya penyebab perbedaan-perbedaan pada tingkat kemampuan anak.
Keterampilan yang besar akan mencapai kemampuan menulis deskripsi yang memuaskan.Sebaliknya menulis deskripsi tanpa keterampilan akan menghasilkan
150
prestasi yang rendah.Seseorang yang menaruh minat terhadap sesuatu biasanya mempunyai dorongan yang kuaat untuk berbuat aktif terhadap barang atau kegiatan
yang menaeik minatnya itu. Dari dirinya timbul dorongan untuk melekukean aktivitas yang dapat memuaskan keinginannya dalam mencapai suatu tujuan. Suatu aktivitas
tidak akan berhasil mencapai tujuan tanpa didasari minat terhadapnya. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, sebelum dilakukan tindakan siswa
belum mengetahui cara-cara atau teknik-teknik, tujuan dan tahapan menulis deskripsi. Siswa belum dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisan serta menuagkannya
dalam formulasi ragam bahasa tulis. Siswa belum memiliki tujuan menulis deskripsi. Padahal tujuan menulis deskripsi menentukan corak atau bentuk tulisan yang akan
digunakan, sehingga pemilihan ragam tulisan itu pun akan mempengaruhi isi, pengorganisasian ide-ide, dan penyajian tulisan.
Selain pemilihan topik yang menarik , penulis harus dapat mengorganisasikan pikirannya
agar tulisan
yang dihasilkannya
tersusun rapi
dan teratur
sistematis.Untuk maksud tersebut penulis harus membuat kerangka tulisan terlebih dahulu yang nantinya akan berfungsi sebagai pedoman pokok dalam mengembangkan
tulisan,caranya mencatat semua ide, dan mengelompokkan ide. Hal ini yang perlu diperhatikan oleh seorang penulis adalah harus mampu
memilih gaya yang akan digunakan pada saat menuangkan pikiran, gagasan, atau perasaannya.
Apakah ia akan menlis secara naratif, deskriptif, ekspositif, argumentatif, atau persuasif. Penulis juga harus menentukan sasaran, sipa yang akan menjadi pembaca
151
tulisannya, apakah orang dewasa, remaja, anak-anak, pengusaha, atau pagawai pemerintah.
Sebagaimana hasil yang telah dikumpulkan oleh guru Rd. Tentang menulis deskripsi siswa kelas V, dapat dijelaskan bahwa tulisan siswa tata bahasa dan
ejaannya rata – rata sudah baik. Dalam hal tata bahasa, rata – rata siswa sudah mampu menggunakan huruf kapital, pemberian tanda baca, dan siktasis. Sedangkan untuk
ejaan, siswa rata – rata sudah mampu menulis kata dengan benar. Mereka menulis deskripsi tentang pengalaman sudah tidak salah menebutkan, tidak ada penyisipan
huruf, penghilangan huruf bekerja ditulis bekeja, penggantian huruf, mengeja huruf, kebingungan arah, kontrol vokal dan urutan. Namun demikian, meskipun rata – rata
penguasaan tata bahasa dan ejaan dalam menulis deskripsi siswa sudah baik, masih ada sebagian siswa yang belum menguasainya karena mengalami kesulitan belajar.
Hal itu perlu dicarikan solusinya. Rata – rata menulis deskripsi siswa kelas V sebelum dilakukan tindakan mencapai 64. Adapun aspek – aspek menulis deskripsi
yang belum dikuasai siswa kelas V mencakup : isi, gagasan yang dikemukakan, pengorganisasian isi, dan gaya : pilihan sturktur dan kosa kata.
Hal – hal yan belum dikuasai oleh siswa akan ditindaklanjuti pada siklus pertama, siklus kedua, dan siklus ketiga.
2. Peningkatan Keterampilan Menulis Siswa dengan Pendekatan Kontekstual