11 Rendemen dan mutu minyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan
menjadi dua, yaitu pra panen dan pasca panen. Faktor prapanen meliputi jenis varietas tanaman, cara budidaya, waktu, dan cara panen. Faktor pascapanen meliputi cara penanganan
bahan, cara penyulingan, pengemasan, dan transportasi Nurdjannah 2007.
D. Penyulingan Minyak
Penyulingan adalah proses pemisahan komponen-komponen campuran dari dua jenis atau lebih cairan berdasarkan perbedaan titik didih dan titik embun masing-masing komponennya
dengan menggunakan uap air sebagai medium penguapannya. Pada awal penyulingan, komponen yang bertitik didih rendah akan tersuling lebih dahulu dan disusul oleh komponen
yang bertitik didih lebih tinggi Asyik 2005. Metode penyulingan minyak atsiri menurut Ketaren 1985 terdapat 3 macam sistem
penyulingan, yaitu penyulingan dengan sistem air water distillation, air dan uap water and steam distillation, serta uap steam distillation. Penyulingan dengan metode air, bahan yang
akan disuling mengalami kontak langsung dengan air mendidih. Bahan tersebut mengapung di atas air ataupun terendam secara sempurna tergantung dari bobot jenis dan jumlah bahan yang
disuling. Menurut Asyik 2005, cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan
bahan baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Air dapat dipanaskan dengan menggunakan api
langsung atau uap dalam mantel atau dalam spiral tertutup. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan campuran uap air dan
minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya
saja. Gambar alat penyulingan dengan air dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Penyulingan dengan metode air Ketaren 1985.
12 Beberapa jenis bahan harus disuling dengan metode ini, karena bahan harus tercelup dan
dapat bergerak bebas dalam air mendidih. Jika disuling dengan metode uap langsung, bahan ini akan merekat dan membentuk gumpalan besar yang kompak, sehingga uap tidak dapat
berpenetrasi ke dalam bahan. Sistem ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain prosesnya sederhana dan dapat
mengekstraksi minyak dari bahan yang berbentuk bubuk akar, kulit, kayu dan bunga-bungaan yang mudah membentuk gumpalan jika kena panas.
Kelemahan penyulingan air adalah pengekstraksian minyak atsiri tidak dapat berlangsung sempurna, komponen minyak yang dihasilkan tidak lengkap karena komponen minyak yang
bertitik didih tinggi, seperti sinamil alkohol, benzil alkohol dan bersifat larut dalam air tidak dapat menguap secara sempurna. Selain itu beberapa jenis ester misalnya linalil asetat akan
terhidrolisa sebagian. Penyulingan air memerlukan ketel suling yang lebih besar, ruangan yang lebih luas, dan jumlah bahan bakar yang lebih besar Sitorus 2005
Menurut Asyik 2005, penyulingan dengan metode air dan uap atau yang dikenal dengan metode kukus membutuhkan rak-rak atau saringan berlubang untuk tempat bahan, dan ketel
suling yang berisi air. Ketel suling terletak beberapa cm di bawah saringan dan digunakan untuk menguapkan air. Uap yang terbentuk akan selalu dalam keadaan jenuh dan tidak terlalu panas
dapat dilihat pada Gambar 6. Jadi kontak bahan yang disuling hanya terjadi dengan uap saja. Sebelum disuling, bahan digiling terlebih dahulu agar lebih mudah dalam pengeluaran minyak.
Waktu yang dibutuhkan 8-10 jam. Menurut Guenther 1952 dalam Purseglove et al. 1981,
penyulingan biji pala yang terbaik ialah dengan penyulingan uap pada tekanan rendah atau kukus selama 10 jam.
Gambar 6. Penyulingan dengan metode air-uap Ketaren 1985 Keuntungan menggunakan sistem penyulingan air dan uap adalah uap berpenetrasi secara
merata ke dalam jaringan bahan, dan suhu dapat dipertahankan 100
o
C. Lama penyulingan relatif singkat, rendemen minyak lebih besar dan mutunya lebih baik dibandigkan dengan
minyak hasil penyulingan air, dan bahan yang disuling tidak dapat hangus. Selain itu sistem ini lebih efisien karena jumlah bahan bakar yang dibutuhkan lebih kecil.
13 Kelemahan sistem ini adalah karena jumlah uap yang dibutuhkan cukup besar dan waktu
penyulingan lebih lama. Dalam proses ini sejumlah besar uap akan mengembun dalam jaringan tanaman, sehingga bahan bertambah basah, dan mengalami aglutinasi.
Pada sistem penyulingan dengan uap, air dalam boiler digunakan sebagai sumber uap panas, dimana letaknya terpisah dari ketel penyulingan. Uap yang dihasilkan mempunyai
tekanan lebih tinggi dari tekanan udara luar. Penyulingan dengan sistem ini sebaiknya dimulai dengan tekanan uap yang rendah ± 1
atm kemudian secara berangsur-angsur tekanan uap dapat dinaikkan menjadi ± 3 atm. Jika penyulingan dilakukan pada tekanan tinggi pada tahap permulaan maka akan menyebabkan
dekomposisi komponen kimia dalam minyak. Sistem penyulingan uap baik digunakan untuk mengekstraksi minyak dari bahan yang umumnya mengandung komponen minyak yang bertitik
didih tinggi. Sistem penyulingan ini tidak baik dilakukan terhadap bahan yang mengandung minyak atsiri yang mudah rusak oleh panas dan air. Minyak yang dihasilkan dengan cara
penyulingan ini, baunya akan sedikit berubah dari bau asli alamiah, terutama minyak atsiri yang berasal dari bunga.
Penyulingan biji pala dan fuli dapat dilakukan dengan sistem uap bertekanan rendah atau secara dikukus. Untuk tingkat pengrajin, penyulingan secara dikukus lebih memungkinkan
karena investasinya lebih murah.
14
III. METODE PENELITIAN