Penanganan Buah Pala TINJAUAN PUSTAKA

8 Untuk mendukung kegiatan industri dalam ekspor minyak pala, maka dibutuhkan penetapan standar mutu. Berikut disajikan syarat mutu minyak pala berdasarkan SNI 06-2388- 2006 pada Tabel 5. Tabel 5. Syarat mutu minyak pala SNI 06-2388-2006 No Jenis Uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan - 1.1 Warna - Tidak berwarna kuning pucat 1.2 Bau - Khas minyak pala 2 Bobot jenis 20 o C20 o C - 0.880-0.910 3 Indeks bias nD20 - 1.470-1.497 4 Kelarutan dalam etanol 90 pada suhu 20 o C - 1:3 jernih, seterusnya jernih 5 Putaran optic - + 8 o - +25 o 6 Sisa penguapan maksimum 2.0 7 Miristisin Minimum 10

C. Penanganan Buah Pala

Tanaman pala rata-rata mulai berbuah pada umur 5-6 tahun. Setelah mencapai umur 10 tahun hasilnya mulai meningkat dan meningkat terus hingga mencapai optimum pada umur rata- rata 25 tahun. Produksi optimum ini bertahan hingga tanaman pala berumur 60-70 tahun. Lambat laun produksinya menurun hingga mencapai umur 100 tahun atau lebih, bila tidak ada aral melintang Rismunandar 1990. Dalam setahun, tanaman pala dapat di petik dua kali, yang setiap daerah biasanya waktunya tidak sama. Umumnya buah pala dipanen setelah cukup tua, yang ditandai dengan merekahnya buah, umurnya ± 6 bulan sejak berbunga. Menurut Nurdjannah 2007, biji pala terdiri dari dua bagian utama, yaitu 30-45 minyak dan 55-60 bahan padat termasuk selulosa. Minyak terdiri atas dua jenis, yaitu minyak atsiri essential oil sebanyak 5-15 dari berat biji keseluruhan, dan lemak fixed oil yang disebut nutmeg butter sebanyak 24-40 dari berat biji. Perbedaan komponen tersebut bervariasi tergantung pada letak geografis dan tempat tumbuhnya maupun jenis varietas dari tanaman tersebut. Pada prinsipnya, minyak atsiri dalam biji pala terbentuk lebih dahulu daripada lemaknya sehingga untuk tujuan penyulingan minyak atsiri, buah pala harus dipanen pada umur 4-5 bulan yang dicirikan oleh warna fuli masih keputih-putihan, tempurung berwarna putih kecoklatan dan daging buahnya masih lunak Somaatmadja 1981 dalam Sumangat et al. 1990. Menurut Sutarno et al. 1995, buah muda dengan tingkat kemasakan 20 minggu dicirikan oleh warna kulit buah hijau, biji lunak berwarna putih, warna fuli putih dan masih melekat pada biji dengan kadar minyak atsiri per 100 mg bahan kering sebesar 10 . Pada tingkat kemasakan 22 minggu buah pra-tua yang dicirikan oleh kulit buah hijau, biji sudah keras berwarna putih kehitaman dengan fuli berwarna merah muda dan mudah lepas, kadar minyak atsiri dari biji 10.72 sedangkan dari fulinya 12.20 . Berdasarkan kriteria itu, buah pala 22 minggu akan menghasilkan kadar minyak atsiri optimal, baik dari bijinya maupun fulinya. Pada buah pala tua 24 minggu, kadar minyak fuli 13.75 sedangkan bijinya 5.0 . 9 Pala yang khusus disuling minyaknya, buahnya dipetik atau dipungut saat masih muda. Cara pemetikannya bisa dengan galah yang ujungnya diberi keranjang, atau langsung memanjat pohon untuk memungut dan memilih buah yang betul-betul tua. Buah yang telah dipetik, segera diperlakukan sesuai keperluannya, hal ini untuk menghindari serangan hama dan penyakit Deptan 1986. Alur proses penanganan pasca panen buah pala dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4. Gambar 3. Skema pengolahan buah pala Rismunandar 1990 10 Gambar 4. Skema hasil olahan bagian-bagian buah pala Rismunandar 1990 Penjemuran biji pala dapat dilakukan dengan menggunakan panas matahari atau dengan cara pengasapan di rumah asap, dengan suhu ruangan 35- 40 o C terus-menerus selama 10-15 hari sampai kadar air 8-10 . Menurut McGaw 1979, pengeringan biji pala secara komersial, disarankan pada suhu 40 o C selama 8-9 hari. Di Grenada, biji pala dihamparkan di atas rak-rak bersusun dengan ketebalan 5 cm dan kemudian dikering-anginkan di dalam ruangan terbuka selama 7-8 minggu sehingga tercapai kadar air kurang lebih 8 Purseglove et al. 1981. Apabila suhu yang diberikan 45 o C maka akan diperoleh biji pala yang berkualitas rendah yang disebabkan oleh mencairnya kandungan lemak, biji keriput dan berbentuk remah dan aroma biji akan banyak berkurang. Selain itu juga apabila pengeringan terjadi terlalu cepat dengan panas yang tinggi dapat mengakibatkan biji pala pecah. Sedangkan untuk pengeringan fuli lebih sederhana. Fuli disebar diatas tampan dan dijemur di bawah sinar matahari sampai mencapai kadar air 10-12 Deptan 1986. Dengan pengeringan seperti itu dapat menghasilkan fuli yang kenyal tidak rapuh dan berkualitas tinggi sehingga nilai ekonomisnya pun tinggi pula Rismunandar 1990. Biji pala dan fuli yang telah kering, biasanya disimpan dalam karung. Untuk tetap menjaga kualitas dari biji pala yang disimpan maka biji pala yang telah kering harus memiliki mutu sesuai dengan standar yang telah ditetapkan karena pada kadar air 8-10 , kehidupan serangga dan patogen gudang dapat dihambat, dengan suhu kamar 25-30 o C dan kelembaban 70-75 Marsetio 2008. 11 Rendemen dan mutu minyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pra panen dan pasca panen. Faktor prapanen meliputi jenis varietas tanaman, cara budidaya, waktu, dan cara panen. Faktor pascapanen meliputi cara penanganan bahan, cara penyulingan, pengemasan, dan transportasi Nurdjannah 2007.

D. Penyulingan Minyak