6
B. Minyak Pala
Minyak pala adalah minyak yang dihasilkan dari hasil penyulingan biji pala. Berdasarkan SNI 01-0006-1993, biji pala memiliki persyaratan mutu yang disajikan pada Tabel
2. Biji yang biasa digunakan dalam penyulingan minyak pala adalah biji muda karena kandungan minyak pala yang lebih tinggi Nurdjanah et al. 1990. Menurut Bustaman 2008,
k andungan minyak biji tua dengan umur panen 7 bulan berkisar 7.95-11.92. Biji pala muda,
umur panen 3-5 bulan, mengandung minyak lebih banyak dibanding biji tua dengan umur panen lebih dari 7 bulan. Rata-rata kadar minyak pala Banda muda adalah 13.07. Oleh karena itu,
m inyak pala di Indonesia biasanya disuling dari biji pala yang berumur 4-5 bulan Sumangat et
al. 1990. Komponen kimia yang terkandung dalam minyak pala dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 2. Spesifikasi persyaratan mutu biji pala SNI 01-0006-1993
No Jenis Uji
Satuan Persyaratan
1 Kadar air bb
Maks. 10 2
Biji berkapang bb Maks. 8
3 Serangga utuh mati
Ekor Maks. 4
4 Kotoran mamalia
Mglbs Maks. 0
5 Kotoran binatang lain
Mglbs Maks. 0.0
6 Benda asing bb
Maks. 0.00
Tabel 3. Komposisi kimia buah pala
Komponen Biji
Fuli Daging
Air 5.8-10.8
9.8-12.1 89
Protein 6.6-7.0
6.3-7.0 0.3
Lemak 28.7-36.9
21.6-23.7 0.2
Minyak atsiri 2.6-6.9
6.3-8.7 tad
Ekstrak alkohol 10.4-17.4
22.1-24.8 tad
Pati 31.8-49.8
49.9-64.9 10.9
Serat kasar 2.9-3.7
2.9-3.9 tad
Abu 2.1-3.3
1.8-2.5 tad
Vitamin A IU -
tad 29.5
Vitamin C mg100 g -
tad 22.0
Vitamin B1 mg100 g 0.2
tad sedikit
Ca mg100 g 120
tad 32.0
P mg100 g 240
tad 24.0
Fe mg100 g 4.6
tad 1.5
Sumber: Rismunandar 1990 Keterangan: tad: tidak ada data, -: tidak ada atau kecil sekali
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris aetheric oil, minyak esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud
cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok untuk
7 pengobatan alami. Di dalam perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak
wangi. Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan
senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia terutama di hidung sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu baunya kuat. Setiap senyawa penyusun
memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda Sumangat et al. 1990.
Kandungan minyak atsiri pala sekitar 5-15 yang meliputi pinen, sabinen, kamfen, miristicin, elemisin, isoelemisin, eugenol, isoeugenol, metoksieugenol, safrol, dimerik
polipropanoat, lignan, dan neolignan Jansen dan Laeckman 1990 dalam Sonavane et al.
2001. Eugenol merupakan komponen utama yang bersifat menghambat peroksidasi lemak dan
meningkatkan aktivitas enzim seperti dismutase superoksidase, katalase, glutation peroksidase, glutamin transferase, dan glukose- 6-fosfat dehidrogenase Kumaravelu et al. 1996 dalam
Nurdjannah dan Winarti 2005. Ekstrak kloroform pala juga mempunyai aktivitas antidiare dengan meningkatkan kandungan ion-ion Na dan Cl dalam jaringan, sedangkan ekstrak
petroleum eter buah pala mempunyai aktivitas antibakteri terhadap beberapa spesies Shigela dan E. coli Wessinger et al. 1985 dalam Sonavane et al. 2001.
Senyawa myristin, elemecin, dan safrol tergolong sebagai ether aromatic yang mempunyai sifat psikotropik yang dapat menyebabkan halusinasi dan perasaan mengantuk
terutama jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Mengkonsumsi serbuk biji pala atau minyak pala sebanyak 20 gram secara langsung dapat menyebabkan keracunan dengan gejala muntah,
pusing, rongga mulut kering Purseglove et al. 1981.
Mutu minyak pala baik tinggi ataupun rendah, ditentukan oleh ciri-ciri fisik dan kimiawinya. Ciri fisik dari minyak pala yang dijadikan ukuran penentuan mutu minyak pala
adalah bobot jenis, putaran optik, indeks bias, kelarutan dalam alkohol, dan sisa penguapan. Sedangkan ciri kimiawinya adalah kandungan myristicin dalam senyawa aromatik, dan
kandungan alkohol dalam senyawa terpen Azmi 1991. Pada Tabel 4 dapat dilihat sifat fisik
senyawa-senyawa utama minyak pala. Tabel 4. Sifat fisik senyawa-senyawa utama minyak pala
Senyawa Berat
molekul gmol
Bobot jenis 20 oC
Indeks bias 20 oC
Titik didih 15 mmHg
oC
α Pinen 136.23
0.8592 1.4664
44.3 Kamfen
136.23 0.8422
1.4551 53.8
Limonen 136.23
0.8402 1.4744
61 Dipenten
136.23 0.8402
1.4744 61
p Simen 134.22
0.8573 1.4909
64.1 α Terpineol
154.25 0.9338
1.4818 102.1
Safrol 162.19
1.096 1.5383
115.3 Geraniol
154.24 0.8894
1.4766 117.8
Eugenol 164.2
1.0664 1.541
130.9 Asam miristat
228.36 0.8622
1.4305 199.2
Sumber: Guenther 1952 dalam Joharza 2002
8 Untuk mendukung kegiatan industri dalam ekspor minyak pala, maka dibutuhkan
penetapan standar mutu. Berikut disajikan syarat mutu minyak pala berdasarkan SNI 06-2388- 2006 pada Tabel 5.
Tabel 5. Syarat mutu minyak pala SNI 06-2388-2006
No Jenis Uji
Satuan Persyaratan
1 Keadaan
- 1.1
Warna -
Tidak berwarna kuning pucat 1.2
Bau -
Khas minyak pala 2
Bobot jenis 20
o
C20
o
C -
0.880-0.910 3
Indeks bias nD20 -
1.470-1.497 4
Kelarutan dalam etanol 90 pada suhu 20
o
C -
1:3 jernih, seterusnya jernih 5
Putaran optic -
+ 8
o
- +25
o
6 Sisa penguapan
maksimum 2.0 7
Miristisin Minimum 10
C. Penanganan Buah Pala