Pengukuran Beban Kerja Saat Pembuatan Crankcase

52 Tabel 16. Persamaan daya tiap subjek Subjek Persamaan kalibrasi y = IRHR ; x = WEC R 2 A Y = 0.298 x + 1.071 0.983 B Y = 0.281 x + 1.080 0.953 C Y = 0.343 x + 1.032 0.947 D Y = 0.302 x + 1.129 0.94 E Y = 0.300 x + 1.094 0.983 F Y = 0.314 x + 1.072 0.985 Dari persamaan daya yang ada pada Tabel 16. tiap subjek memiliki koefisien determinasi R 2 yang merupakan koefisien linier sebagai hubungan antara dua peubah acak X dan Y, yang memiliki nilai berkisar dari nol sampai dengan satu 0 r 1. Persamaan diatas juga menggambarkan kemampuan fisiologis kemampuan cardiovaskuler dan serat otot tiap subjek. Dari keenam subjek pengukuran di core crankcase, subjek C memiliki slope a yang lebih tinggi yaitu 0.343 dengan memiliki IRHR terbesar saat step test 1.725 dan WEC terbesar 2.065 kkalmenit. Sedangkan slope a terendah adalah subjek B yaitu 0.281 dengan nilai IRHR terbesar 1.659 dan WEC terbesar 2.100. Perbedaan slope ini menunjukkan perbedaan kenaikan IRHR terhadap beban kerja yang dirasakan.

5.3.3 Pengukuran Beban Kerja Saat Pembuatan Crankcase

Setelah kalibrasi, pengukuran denyut jantung saat kerja dimulai. Pengukuran denyut jantung dilakukan setelah subjek menggunakan APD secara lengkap dan berada di posisi kerjanya. Pengukuran kerja dilakukan selama 30 menit diawal kerja. Pengukuran denyut jantung dilakukan sebanyak empat kali ulangan, yaitu pukul 07.30 ulangan pertama, pukul 09.30 ulangan kedua, pukul 12.30 ulangan ketiga, dan pukul 14.30 ulangan keempat. Dimana pada setiap ulangan selalu dimulai dengan kalibrasi step test dengan frekuensi 25 siklusmenit dan diakhir dengan istirahat selama 5 menit. Grafik denyut jantung saat kerja pada tiap subjek tiap ulangannya terjadi peningkatan denyut jantung. Seperti hasil pengkuran denyut jantung subjek A pada ulangan ke-2 dan ulangan ke-3 yang disajikan pada Gambar 38 dan 39. Gambar 38. Hasil pengukuran denyut jantung subjek A ulangan ke-2 bekerja sebagai op 1 53 Gambar 39. Hasil pengkuran denyut jantung subjek A ulangan ke-3 bekerja sebagai op 1 Dari hasil pengukuran terlihat perbedaan denyut jantung saat kerja antara subjek A dan subjek B yang bekerja sebagai operator 1 dengan subjek C dan subjek D yang bekerja sebagai operator 2. Dimana subjek A dan subjek B memiliki HR kerja lebih tinggi dibandingkan subjek C dan D, karena pada subjek A dan B waktu kerja yang dibutuhkan operator untuuk satu crankcase dari kegiatan membersihkan bari atau sirip crankcase sampai memindahkan crankcase ke meja setting adalah 1menit 19 detik dengan jeda waktu untuk crankcase berikutnya adalah 6 detik. Selain itu pada kedua subjek ini pada setiap awal produksi, atau pada waktu tertentu atau setelah hot time melakukan kegiatan pembersihan mesin die base mandril, cavity die , dan mengoperasikan mesin panel dengan total waktu selama 1menit 30 detik. Sedangkan untuk subjek C dan D waktu kerja yang dibutuhkan untuk satu crankcase adalah 1menit 5detik dengan waktu jeda untuk crankcase berikutnya adalah 26 detik. Grafik denyut jantung subjek D yang bekerja sebagai operator 2 pada ulangan ke-2 dan ke-3 dapat dilihat pada Gambar 40 dan 41. Gambar 40. Hasil pengkuran denyut jantung subjek D ulangan ke-2 bekerja sebagai op 2 54 Gambar 41. Hasil pengkuran denyut jantung subjek D ulangan ke-3 bekerja sebagai op 2 Pada operator crankcase 1TR subjek E dan F waktu kerja yang dibutuhkan satu produksi crankcase dari kegiatan membersihkan bari atau sirip sampai peletakkan crankcase ke dolly adalah 1menit 57 detik dan memiliki waktu jeda untuk crankcase berikutnya 10 detik. Selain itu, subjek E dan F juga melakukan kegiatan membersihkan mesin die base madril, cavity die , dan mengoperasikan mesin panel selama 1 menit 30detik. Berdasarkan hasil yang diperoleh, walaupun pekerjaan yang dilakukan oleh operator 1 TR subjek E dan F merupakan gabungan pekerjaan dua operator crankcase 2TR, akan tetapi subjek A,B,C,D operator CC 2TR memiliki HR kerja lebih tinggi dari subjek E dan F operator CC 1TR. Hal ini dikarenakan produksi untuk CC 2TR lebih banyak daripada CC 1TR, dapat dilihat selama pengukuran 30 menit untuk CC 2TR berhasil menghasilkan CC 2TR 4 dolly 20 pasang crankcase, sedangkan untuk CC 1TR. Data denyut jantung kerja dan IRHR kerja subjek A,B,C,D,E,F dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Data denyut jantung dan IRHR pekerja core crankcase R1 ST1 R2 ST2 R3 ST3 R4 7:30 - 08:00 U1 72.53 107.5 73.89 116.75 74.56 122.65 84.43 103 84.61 1.420 sedang 9:30 - 10:00 U2 72.54 105.7 88.5 109 84.62 1.457 1.503 sedang 13:10 - 13:40 U3 74.53 104.71 82.54 118 86.61 1.443 1.627 berat 14:44 - 15:15 U4 75.43 105 83.56 127 88 1.409 1.751 berat 7:30 - 08:00 U1 73.54 107.5 78.5 117.55 78.56 122 84.5 107 74.42 1.455 sedang 9:30 - 10:00 U2 74.56 107.45 84.5 109 84 1.461 1.482 sedang 12:36 - 13:00 U3 74.47 105.09 83.5 119 84.49 1.409 1.618 berat 15:15 - 15:15 U4 76.53 104.4 87.63 129 86.73 1.402 1.754 berat 7:30 - 08:00 U1 71.57 106.6 73.5 118.42 79.5 123.46 84.07 103 77 1.439 sedang 9:30 - 10:00 U2 71.55 103.3 77.43 107 77.61 1.443 1.495 sedang 12:30 - 13:00 U3 71.55 103.85 75.55 122 84.48 1.451 1.705 berat 14:15 - 14:45 U4 71.53 103.71 75.5 136 84.48 1.449 1.900 sangat berat 7:30 - 08:00 U1 70.05 107.75 76.55 118.36 78.5 122.56 79.45 103 86.5 1.470 sedang 9:30 - 10:00 U2 71.47 102.64 76.45 105 88.47 1.465 1.499 sedang 12:30 - 13:00 U3 71.45 103.5 81.58 114 86.54 1.448 1.627 berat 14:15 - 14:45 U4 72.56 102.6 80.44 119 88.54 1.436 1.699 berat 07:30 - 08:00 U1 70.57 108.83 72.29 118.69 76.64 124.93 83.4 96 84.61 1.360 sedang 09:30 - 10:00 U2 70.46 102.44 71.53 92 84.61 1.452 1.304 sedang 12:30 - 13:00 U3 71.4 103.44 74.54 95 85.41 1.468 1.346 sedang 14:15 - 14:45 U4 71.53 104.4 73.54 105 87.44 1.462 1.488 sedang 07:30 - 08:00 U1 70.54 108.6 75.54 118.8 76.5 125.4 78.5 86 76.61 1.219 sedang 09:30 - 10:00 U2 71.31 103.44 75.5 76 84.61 1.466 1.077 sedang 13:10 - 13:40 U3 71.7 103.44 72.64 96 87.44 1.451 1.361 sedang 14:44 - 15:15 U4 72.42 103.45 74.54 102 88.54 1.443 1.446 sedang 1.635 1.575 Ulangan Kerja W Kalibrasi Istirahat R5 Kerja W Kalibrasi ST 1.375 1.276 B E F selasa, 16 Agst 2011 selasa, 16 Agst 2011 kamis, 18 Agst 2011 Jumat, 19 agst 2011 selasa, 12 Juli 2011 Rerata IRHR kerja C A D 1.574 1.577 Hari tanggal Jumat, 19 agst Jumat, 8 Juli SUBJEK Heart Rate denyut jantungmenit IRHR Jam Tingkat beban kerja Setelah diperoleh data HR kerja dari tiap ulangannya dihitung nilai IRHR kerja, yang diperoleh dari perbandingan HR kerja dengan istirahat awal dalam hal ini istirahat awal saat sebelum melakukan kalibrasi, karena belum dipengaruhi oleh apapun. Untuk ulangan ke-1 pukul 07.30 – 08.00 semua subjek A, B, D termasuk kategori tingkat beban kerja sedang, karena nilai IRHR kerja yang diperoleh masih berada disekitar 1.25 IRHR 1.50. Ulangan ke-2 pukul 09.30 – 10.00 setelah istirahat hot time, yaitu istirahat selama 10 menit. Pada ulangan ke-2 semua subjek pengkuran mengalami peningkatan denyut jantung tetapi masih dalam golongan tingkat beban kerja sedang. Ulangan ke-3 pukul 12.30 – 13.00 setelah istirahat selama 30 menit untuk makan siang dan sholat, disini terlihat terjadi peningkatan HR kerja yang cukup tinggi untuk pekerja di core crankcase. Dimana untuk pekerja di core crankcase 2TR. IRHR kerja semua subjek pengukuran mengalami peningkatan denyut jantung dan tingkat beban kerja berubah menjadi kategori berat. Ulangan ke-4 pukul 14.30 – 15.00 terjadi peningkatan HR kerja yang cukup tinggi untuk semua subjek di core crankcase 2TR, subjek A, B, D memiliki HR kerja diatas 120 denyutmenit sehingga termasuk kategori beban kerja berat. 55 Pada subjek C,E,F yang pengukuran dilakukan saat bulan ramadhan diperoleh hasil untuk ulangan ke-1 pukul 07.30 -08.00 termasuk kategori beban kerja sedang dengan nilai IRH berkisar 1.20 IRHR 1.45. Untuk ulangan ke-2 pukul 09.30 – 10.00 termasuk kategori beban kerja sedang, sedangkan untuk ulangan ke-3 pukul 12.30-13.00 untuk subjek C mengalami peningkatan denyut jantung sehingga menjadi kategori beban kerja berat dengan nilai IRHR 1.705 dan pada ulangan ke-4 pukul 14.15 – 14.45 terjadi peningkatan denyut jantung kerja kerja mencapai 136 denyut jantungmenit dan termasuk kategori beban kerja sangat berat dengan nilai IRHR 1.900. Untuk subjek E dan F pada ulangan ke-2 pukul 09.30 – 10.00 masih termasuk beban kerja sedang, untuk ulangan ke-3 dan ke-4 meskipun terjadi peningkatan denyut jantung tetapi masih termasuk kategori beban kerja sedang dengan nilai IRHR berkisar 1.35 IRHR 1.50. Untuk subjek E dan F ini pada ulangan ke-3 dan ke-4 juga terjadi peningkatan waktu kerja operator untuk satu crankcase menjadi 1 menit 27 detik lebih cepat dari pagi hari. Setelah diperoleh nilai IRHR kerja kemudian dapat diperoleh nilai WEC kerja, dengan menggunakan persamaan daya yang diperoleh dari KST. Caranya dengan mengganti Y dengan IRHR kerja sehingga diperoleh nilai X WEC kerja. Selanjutnya dapat dihitung nilai konsumsi total energi kerja TEC dengan menjumlahkan nilai WEC kerja dengan BME. Nilai TEC dapat dinormalisasi dengan menghilangkan faktor berat badan, yaitu membandingkan nilai TEC dengan berat badan subjek sehingga diperoleh nilai konsumsi energi kerja total ternomalisasi TEC’. Data konsumsi energi kerja operator di core crankcase 2TR dan 1TR dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Data konsumsi energi kerja operator core crankcase 2TR dan 1TR A op 1 60 1.575 berat 1.035 1.691 2.726 0.045 45.4333 B op 1 60 1.577 berat 1.070 1.769 2.839 0.047 47.3167 C op 2 59 1.635 berat 1.020 1.758 2.778 0.047 47.0847 D op 2 60 1.574 berat 1.065 1.473 2.538 0.042 42.3000 E op 3 65 1.375 sedang 1.070 0.937 2.007 0.031 30.8769 F op 3 65 1.276 sedang 1.100 0.650 1.750 0.027 26.9231 1.502 sedang 1.060 1.380 2.440 0.040 39.989 TEC kalkg.menit TEC kkalmenit TEC kkalkg.menit Subjek berat badan Rerata IRHR kerja Beban kerja BME kkalmenit WEC kkalmenit Rerata Pekerjaan Berdasarkan Tabel 18. Dapat dilihat bahwa subjek B mengkonsumsi energi sangat tinggi, yaitu 47.3167 kalkg.menit hal ini dikarenakan semakin banyak kebutuhan untuk aktivitas otot bagi suatu jenis pekerjaan, maka semakin banyak energi yang dikonsumsi. Hal ini dapat dilihat dari waktu kerja untuk operator 1, waktu kerja yang dibutuhkan untuk satu produk crankcase dari kegiatan membersihkan bari atau sirip crankcase sampai memindahkan crankcase ke meja setting adalah 1menit 19 detik dengan jeda waktu untuk crankcase berikutnya adalah 6 detik, sedangkan pada operator 2 waktu kerja yang dibutuhkan untuk satu crankcase 1 menit 30 detik, dengan waktu jeda untuk crankcase berikutnya lebih lama yaitu, 26 detik. Selain itu juga dapat dilihat dari jumlah crankcase yang dihasilkan selama pengukuran berlangsung, dimana untuk operator 1 ini sebanyak 4 dolly 20 pasang crankcase. Tingkat beban kerja ini tidak hanya bergantung pada jumlah kalori yang dikonsumsi tetapi juga bergantung pada jumlah otot yang terlibat pada pembebanan otot statis. Sejumlah konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika hanya ditunjang oleh sejumlah kecil otot relatif terhadap sejumlah besar otot. Oleh karena itu, meningkatnya denyut jantung ini dapat dikarenakan oleh temperature dan kelembaban udara sekeliling, tingginya pembebanan otot statis dan semakin sedikitnya otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja Nurmianto, 2008. 56

VI. SIMPULAN

Toyota Business Practice TBP merupakan cara untuk menerapkan Toyota Way secara jelas dipekerjaan sehari-hari dengan inti konsep adalah metode untuk pemecahan masalah. Toyota Business Practice ini terdiri atas 8 delapan langkah, yaitu problem clarification, breakdown analysis, setting target, root cause analysis, countermeasure, see countermeasure through, evaluation, standardization. Selama magang di divisi Purchasing, penulis mendapatkan proyek membuat manual book untuk resin material dengan proses injection. Resin material yang digunakan untuk kendaraan ini terdiri atas beberapa tipe, yaitu Polypropylene PP, Acrylic Butadiene Styrene ABS, Toyota Super Olefin TSOP, Polycarbonate PC, Polyamide PA, Polyethylene PE, Polycetal POM. Dari beberapa material tersebut material tipe PP yang paling banyak digunakan untuk membuat part. Part dari resin material ini dibuat dengan proses injection . Selama magang penulis juga diharuskan membuat A3 report dengan menggunakan analisis Toyota Business Practice, tema dari A3 report adalah aktivitas Cost Reduction CR untuk model IMV 4 dan IMV 5. Aktivitas untuk mendapatkan CR ini dilakukan karena tahun 2011 divisi Purchasing memiliki target CR sebesar 2.5 dari current, sedangkan sampai bulan Mei 2011 ini CR baru diperoleh 1.99 Rp 83,853 M untuk n-CPP. Oleh karena itu, diperoleh perbedaan antara kondisi saat ini dan kondisi ideal, yang dinamakan problem sebesar 0.51 Rp 21,350 M. Berdasarkan analisa menggunakan Toyota Business Practice, target CR kurang terpenuhi pada bagian interior dengan spesifikasi resin material dari supplier Sugity. Target CR kurang bisa terpenuhi dipengaruhi dua hal, yaitu material dan proses manufacturing. Dari kegiatan analisis akar masalah, didapatkan akar masalah belum adanya buku panduan yang berisi informasi aktual mengenai material dan proses manufacturing yang mempengaruhi CR. Berdasarkan data-data dari quuatation, diperoleh hubungan antara MC Tonnage dan cycle time dan apabila ingin dilakukan peningkatan jumlah produksi salah satu faktor yang mempengaruhi adalah MC Tonnage, karena semakin besar mesin Tonnage yang digunakan maka semakin tinggi lama cycle time pembuatan part tersebut dan semakin kecil luas dari part maka semakin kecil tonnage yang digunakan. Dari dua sample part yang diambil, untuk scuff plate apabila menggunakan tonnage 550 T untuk pembuatannya maka dapat diperoleh CR Rp 1,918pcs sedangkan untuk garnish SA back door outside dapat diperoleh CR Rp 8,835pcs apabila menggunakan mesin tonnage 170 T. Pada analisis beban kerja, pengukuran denyut jantung kerja untuk subjek A,B,D pada pukul 07.30 – 12.00 termasuk kategori beban kerja “sedang”, sedangkan pada pukul 12.30 – 16.00 kategori beban kerja “berat”. Pada pengukuran yang dilakukan saat bulan ramadhan untuk subjek C,E,F pada pukul 07.30 – 12.00 termasuk kategori beban kerja “sedang”, sedangkan pada pukul 12.30 – 16.00 kategori beban kerja “berat-sangat berat” untuk subjek C, tetapi untuk subjek E dan F masih termasuk kategori beban kerja “sedang”. Nilai konsumsi energi rata-rata untuk subjek A,B op 1 CC 2TR 46.3748 kalkg.menit, subjek C,D op 2 CC 2TR 44.6923 kalkg.menit, dan subjek E, F op 3 CC 1TR 28.9 kal.kg.menit. Terjadi peningkat denyut jantung ini dapat dikarenakan oleh temperature dan kelembaban udara sekeliling, tingginya pembebanan otot statis dan semakin sedikitnya otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja, kecepatan jumlah produksi.