SIMPULAN Analisis Beban Kerja pada Proses Pembuatan Crankcase dan Penerapan TBP untuk Memprediksi Cost Reduction di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia

56

VI. SIMPULAN

Toyota Business Practice TBP merupakan cara untuk menerapkan Toyota Way secara jelas dipekerjaan sehari-hari dengan inti konsep adalah metode untuk pemecahan masalah. Toyota Business Practice ini terdiri atas 8 delapan langkah, yaitu problem clarification, breakdown analysis, setting target, root cause analysis, countermeasure, see countermeasure through, evaluation, standardization. Selama magang di divisi Purchasing, penulis mendapatkan proyek membuat manual book untuk resin material dengan proses injection. Resin material yang digunakan untuk kendaraan ini terdiri atas beberapa tipe, yaitu Polypropylene PP, Acrylic Butadiene Styrene ABS, Toyota Super Olefin TSOP, Polycarbonate PC, Polyamide PA, Polyethylene PE, Polycetal POM. Dari beberapa material tersebut material tipe PP yang paling banyak digunakan untuk membuat part. Part dari resin material ini dibuat dengan proses injection . Selama magang penulis juga diharuskan membuat A3 report dengan menggunakan analisis Toyota Business Practice, tema dari A3 report adalah aktivitas Cost Reduction CR untuk model IMV 4 dan IMV 5. Aktivitas untuk mendapatkan CR ini dilakukan karena tahun 2011 divisi Purchasing memiliki target CR sebesar 2.5 dari current, sedangkan sampai bulan Mei 2011 ini CR baru diperoleh 1.99 Rp 83,853 M untuk n-CPP. Oleh karena itu, diperoleh perbedaan antara kondisi saat ini dan kondisi ideal, yang dinamakan problem sebesar 0.51 Rp 21,350 M. Berdasarkan analisa menggunakan Toyota Business Practice, target CR kurang terpenuhi pada bagian interior dengan spesifikasi resin material dari supplier Sugity. Target CR kurang bisa terpenuhi dipengaruhi dua hal, yaitu material dan proses manufacturing. Dari kegiatan analisis akar masalah, didapatkan akar masalah belum adanya buku panduan yang berisi informasi aktual mengenai material dan proses manufacturing yang mempengaruhi CR. Berdasarkan data-data dari quuatation, diperoleh hubungan antara MC Tonnage dan cycle time dan apabila ingin dilakukan peningkatan jumlah produksi salah satu faktor yang mempengaruhi adalah MC Tonnage, karena semakin besar mesin Tonnage yang digunakan maka semakin tinggi lama cycle time pembuatan part tersebut dan semakin kecil luas dari part maka semakin kecil tonnage yang digunakan. Dari dua sample part yang diambil, untuk scuff plate apabila menggunakan tonnage 550 T untuk pembuatannya maka dapat diperoleh CR Rp 1,918pcs sedangkan untuk garnish SA back door outside dapat diperoleh CR Rp 8,835pcs apabila menggunakan mesin tonnage 170 T. Pada analisis beban kerja, pengukuran denyut jantung kerja untuk subjek A,B,D pada pukul 07.30 – 12.00 termasuk kategori beban kerja “sedang”, sedangkan pada pukul 12.30 – 16.00 kategori beban kerja “berat”. Pada pengukuran yang dilakukan saat bulan ramadhan untuk subjek C,E,F pada pukul 07.30 – 12.00 termasuk kategori beban kerja “sedang”, sedangkan pada pukul 12.30 – 16.00 kategori beban kerja “berat-sangat berat” untuk subjek C, tetapi untuk subjek E dan F masih termasuk kategori beban kerja “sedang”. Nilai konsumsi energi rata-rata untuk subjek A,B op 1 CC 2TR 46.3748 kalkg.menit, subjek C,D op 2 CC 2TR 44.6923 kalkg.menit, dan subjek E, F op 3 CC 1TR 28.9 kal.kg.menit. Terjadi peningkat denyut jantung ini dapat dikarenakan oleh temperature dan kelembaban udara sekeliling, tingginya pembebanan otot statis dan semakin sedikitnya otot yang terlibat dalam suatu kondisi kerja, kecepatan jumlah produksi. 57

VII. REKOMENDASI