Kalibrasi subjek Aspek Khusus Analisis Beban Kerja pada Proses Pembuatan Crankcase

47 Setiap operator di core crankcase memiliki Tabel Standarisasi Kerja TSK, yaitu instruki kerja yang menggambarkan dengan jelas kondisi pekerjaan di tempat tersebut yang sekaligus menggambarkan masing-masing proses kegiatan di dalam suatu tempat kerja. Langkah kerja dari setiap operator dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Standarisasi kerja operator

V.3.2 Kalibrasi subjek

Pengukuran beban kerja pada crankcase 2TR terdiri atas empat subjek, dimana yang bekerja sebagai operator 1 adalah subjek A dan B, sedangkan operator 2 adalah subjek C dan subjek D. Untuk crankcase 1TR operator 3 terdiri atas dua subjek pengukuran, yaitu subjek E dan subjek F. Pengukuran dimulai dengan mengukur karakterisitik subjek, meliputi tinggi badan dan berat badan. Data yang diperoleh ini digunakan untuk memperoleh nilai BME Basal Metabolic Energy dari pendekatan volume oksigen pada tubuh, dengan mengkonversi BME ekivalen dengan VO 2 berdasarkan luas permukaan tubuh Tabel 4. Setelah itu dilakukan kalibrasi subjek untuk menormalisasi nilai denyut jantung melalui kegiatan step test, yaitu turun naik bangku step test dengan frekuensi berbeda-beda, disini digunakan frekuensi 20 siklusmenit, 25 siklusmenit, dan 30 siklusmenit dengan tinggi bangku 48 step test 25 cm. Contoh perhitungan luas permukaan tubuh dan BME untuk subjek A dan nilai BME subjek dari data antropometri, dapat dirumuskan sebagai berikut: Subjek A : 2 425 . 725 . 425 . 725 . 67 . 1 007246 . 60 165 007246 . m A w H A = × × = × × = menit kkal BME Tabel menit liter VO 035 . 1 1000 1 5 214 ] 4 . [ 207 2 = × × = = Untuk karakterisitik dan antopometri subjek lainnya dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Karakteristik dan antropometri subjek Subjek Jenis kelamin Usia tahun Berat badan kg Tinggi badan cm Pekerjaan Pengalaman Kerja tahun A m2 VO 2 litermenit BME kkalmenit A laki-laki 30 60 165 CC 2TR op 1 8 1.67 207 1.035 B laki-laki 28 60 173 CC 2TR op 1 8 1.73 214 1.07 C laki-laki 19 59 164 CC 2TRop 2 1 1.65 204 1.02 D laki-laki 22 60 171 CC 2TRop 2 1 1.72 213 1.065 E laki-laki 27 65 165 CC 1TR op 3 7 1.73 214 1.07 F laki-laki 28 65 172 CC 1TR op 3 8 1.78 220 1.1 Data denyut jantung subjek saat step test yang telah tercatat dalam HRM kemudian dipindahkan dalam bentuk grafik. Berdasarkan grafik denyut jantung saat KST tercatat diawal pengukuran denyut jantung tinggi Gambar 32, 33, 34 hal ini dikarenakan subjek telah mengalami beberapa kegiatan sebelum itu seperti berjalan dari tempat parkir atau loker ke OASIS, mengecek kondisi plant sebelum bekerja, dan subjek juga masih menyesuaikan dengan alat HRM. Dari grafik yang disajikan dibawah juga dapat dilihat terjadi peningkatan denyut jantung sesuai dengan meningkatnya frekuensi step test dan denyut jantung pada istirahat berikutnya juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan denyut jantung diawal istirahat. Hal ini dikarenakan pengaruh dari meningkatnya frekuensi step test, oleh karena itu untuk mendapatkan nilai IRHR saat step test dalam perhitungannya dilakukan perbandingan antara HR step test dengan HR saat istirahat awal. Hasil pengukuran denyut jantung KST subjek A yang bekerja sebagai operator 1 disajikan pada Gambar 32, subjek C yang bekerja sebagai operator 2 pada Gambar 33, dan subjek E yang bekerja sebagai operator 3 pada Gambar 34, sedangkan subjek lainnya dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada beban kerja fisik ini berhubungan dengan kegiatan yang menggunakan otot sebagai kegiatan sentral sehingga dapat menyebabkan perubahan pada fungsi alat-alat tubuh yang dapat dideteksi melalui perubahan konsumsi oksigen, denyut jantung, temperature tubuh, dan lain-lain biasanya hal ini berkaitan dengan tinggi badan dan berat badan subjek. 49 Gambar 32. Grafik hasil pengukuran HR kalibrasi step test subjek A operator 1 Gambar 33. Grafik hasil pengukuran HR kalibrasi step test subjek C operator 2 Gambar 34. Grafik hasil pengukuran HR kalibrasi step test subjek E operator 3 Keterangan : R1 : istirahat 1 ST1 : step test 120 siklusmenit R2 : istirahat 2 ST2 : step test 2 25 siklusmenit R3 : istirahat 3 ST3 : step test 3 30 siklusmenit R4 : istirahat 4 Untuk pengambilan data HR rest, dari data yang ada diambil minimal 6 data dengan nilai HR terkecil. Sedangkan untuk HR step test diambil minimal 6 data dengan nilai HR terbesar 50 tetapi bukan yang berada dimenit-menit akhir saat step test dikarenakan apabila di menit awal dan akhir data yang diperoleh masih tidak stabil. Untuk contoh perhitungan data HR rest, HR work , dan IRHR untuk Mr. A pada step test 20 siklusmenit, sebagai berikut: 502 . 1 57 . 71 5 . 107 5 . 107 14 108 108 108 108 108 108 108 107 107 107 107 107 107 107 37 . 71 16 7171 71 71 71 71 71 71 71 71 72 72 72 72 72 72 = = = = + + + + + + + + + + + + + = = + + + + + + + + + + + + + + = rest HR test step HR IRHR menit denyut test step HR menit denyut rest HR Data HR rest dan HR step test subjek lainnya dengan tingkat frekuensi berbeda dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Data HR rest dan HR step test tiap subjek R1 ST1 R2 ST2 R3 ST3 R4 A 72.53 107.5 73.89 116.75 74.56 122.65 84.43 B 73.54 107.5 78.5 117.55 78.56 122 84.5 C 71.57 106.6 73.5 118.42 79.5 123.46 84.07 D 70.05 107.75 76.55 118.36 78.5 122.56 79.45 E 70.57 108.83 72.29 118.69 76.64 124.93 83.4 F 70.54 108.6 75.54 118.8 76.5 125.4 78.5 SUBJEK HR denyut jantungmenit Setelah data IRHR step test tiap subjek diperoleh, maka dapat dihitung jumlah energi yang dikeluarkan atau Work Energy Cost saat step test WEC st . Nilai WEC st merupakan nilai konsumsi energi subjek untuk proses metabolisme tubuh dan melakukan kerja. WEC st ini dipengaruhi oleh berat badan, tinggi bangku step test, frekuensi step test tersebut. Contoh perhitungan WEC st untuk subjek A adalah sebagai berikut, sedangkan untuk nilai WECst subjek lainnya disajikan pada Tabel 15. menit kkal WEC menit kkal WEC menit kkal WEC menit siklus f menit siklus f menit siklus f st st ST ST ST ST 1 . 2 75 . 1 4 . 1 1000 2 . 4 20 2 25 . 8 . 9 60 30 25 20 3 2 3 2 1 1 = = = × × × × = = = = Tabel 15. Nilai IRHR dan WEC tiap subjek saat step test WEC ST WEC ST WEC ST kkalmenit kkalmenit kkalmenit A 1.482 1.400 1.610 1.750 1.691 2.100 B 1.462 1.400 1.598 1.750 1.659 2.100 C 1.489 1.377 1.655 1.721 1.725 2.065 D 1.538 1.400 1.690 1.750 1.750 2.100 E 1.542 1.517 1.682 1.896 1.770 2.275 F 1.540 1.517 1.684 1.896 1.778 2.275 ST 3 30 siklusmenit IRHR IRHR IRHR SUBJEK ST1 20 siklusmenit ST 2 25 siklusmenit 51 Nilai IRHR st dan WEC st yang ada kemudian dimasukkan ke dalam grafik yang membentuk hubungan linier. Grafik ini berfungsi untuk menghasilkan persamaan daya, dengan bentuk persamaan Y = ax + b. Persamaan daya ini diperoleh dengan cara memasukkan nilai IRHR st dan WEC st subjek tiap frekuensi step test, dimana x adalah untuk WEC st dan y adalah IRHR st . Setelah diperoleh persamaan daya, maka dapat diketahui nilai WEC saat kerja, dengan mengganti Y dengan nilai IRHR kerja sehingga nanti diperoleh nilai X atau WEC kerja. Grafik hubungan WEC st dan IRHR st untuk subjek A dapat dilihat pada Gambar 35, subjek C pada Gambar 36, subjek E Gambar 37, dan untuk subjek lainnya dapat dilihat pada Lampiran 7. Gambar 35. Grafik korelasi IRHR dan WEC subjek A saat step test Gambar 36. Grafik korelasi IRHR dan WEC subjek C saat step test Gambar 37. Grafik korelasi IRHR dan WEC subjek E saat step test 52 Tabel 16. Persamaan daya tiap subjek Subjek Persamaan kalibrasi y = IRHR ; x = WEC R 2 A Y = 0.298 x + 1.071 0.983 B Y = 0.281 x + 1.080 0.953 C Y = 0.343 x + 1.032 0.947 D Y = 0.302 x + 1.129 0.94 E Y = 0.300 x + 1.094 0.983 F Y = 0.314 x + 1.072 0.985 Dari persamaan daya yang ada pada Tabel 16. tiap subjek memiliki koefisien determinasi R 2 yang merupakan koefisien linier sebagai hubungan antara dua peubah acak X dan Y, yang memiliki nilai berkisar dari nol sampai dengan satu 0 r 1. Persamaan diatas juga menggambarkan kemampuan fisiologis kemampuan cardiovaskuler dan serat otot tiap subjek. Dari keenam subjek pengukuran di core crankcase, subjek C memiliki slope a yang lebih tinggi yaitu 0.343 dengan memiliki IRHR terbesar saat step test 1.725 dan WEC terbesar 2.065 kkalmenit. Sedangkan slope a terendah adalah subjek B yaitu 0.281 dengan nilai IRHR terbesar 1.659 dan WEC terbesar 2.100. Perbedaan slope ini menunjukkan perbedaan kenaikan IRHR terhadap beban kerja yang dirasakan.

5.3.3 Pengukuran Beban Kerja Saat Pembuatan Crankcase