mempunyai amplitudo yang rendah dibanding jalan luar kota, maupun jarak buruk aspal dan jalan buruk berbatu. Frekuensi alat angkut yang tinggi bukan penyebab utama kerusakan buah dalam
pengangkutan, tetapi yang lebih berpengaruh terhadap kerusakan buah adalah amplitudo jalan. Lembaga Uji Konstruksi BPPT tahun 1986 telah mengukur goncangan truk yang diisi 80
penuh dengan kecepatan 60 kmjam dalam kota dan 30 kmjam untuk jalan buruk aspal dan jalan berbatu. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Data Goncangan truk Jumlah Kejadian
Amplitudo Amplitudo Getaran Vertikal cm
Jalan Dalam Kota
Jalan Luar Kota
Jalan Aspal Jalan Buruk
Berbatu 1
3.5 3.9
4.8 5.2
500 3.2
3.6 4.2
4.1 1000
2.9 3.3
3.9 3.8
1500 2.5
3.0 3.5
3.6 2000
2.2 2.8
3.1 3.2
2500 1.8
2.5 2.8
2.6 3000
1.6 2.1
2.8 2.6
3500 1.5
2.0 2.0
2.0 4000
1.1 1.7
1.2 1.1
4500 0.9
1.3 0.8
0.7 5000
0.0 0.1
0.2 0.1
Amplitudo Rataan 1.3
1.74 1.85
1.71
Sumber : Lembaga Uji Konstruksi, BPPT1986
Kusuman 2007, mengkaji pengaruh kemasan dan suhu terhadap mutu fisik mentimun selama transportasi. Penelitian dilakukan menggunakan empat kemasan yang berbeda untuk mengemas
mentimun yang akan ditransportasikan, dan s imulasi penggetaran dilakukan selama 3 jam tiga jam. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat kerusakan mekanis tertinggi dialami oleh mentimun
dalam peti kayu dengan nilai kerusakan sebesar 40.915 dan yang terendah dialami oleh mentimun dalam kemasan kardus dengan nilai kerusakan sebesar 26.1 .
H. Penelitian Terdahulu Terkait Dengan Kemasan
Aspihani 2006, telah melakukan penelitian mengenai pengaruh tipe kemasan, bahan kemasan, dan ventilasi terhadap kekuatan kemasan peti karton corrugated box untuk distribusi.
Pemberian lubang ventilasi pada kemasan peti karton menyebabkan penurunan compression strength, semakin besar presentase luasan ventilasi terhadap luasan karton maka semakin kecil compression
strength peti karton tersebut. Penurunan compression strength peti karton karena pembarian luasan ventilasi dapat dinyatakan dengan nilai faktor koreksi FK.
Sakti 2010, telah melakukan kajian Perubahan Suhu dalam Kemasan berventilasi Untuk Komoditas hortikultura, Studi Kasus Kemasan Karton Corrugated Box Dengan Komoditas Tomat
Lycopersicum esculentum mill. Hasil kajian menunjukkan kemasan yang berventilasi lingkaran lebih responsif terhadap suhu lingkungan dari pada kemasan yang berventilasi oval dan kemasan tanpa
ventilasi. Hal ini menyebabkan buah tomat yang dikemas dengan kemasan berventilasi lingkaran laju
penurunan kekerasan dan laju peningkatan total padatan terlarutnya lebih besar daripada buah yang dikemas pada kemasan lainnya. Sedangkan penelitian yang dilakukan Adhinata 2008, diperoleh pola
grafik hubungan waktu terhadap suhu, dimana pada kemasan berventilasi lingkaran dan berventilasi oval memiliki pola yang sama, sedangkan pola grafik berventilasi campuran cenderung memiliki pola
yang sama dengan kemasan tanpa ventilasi. Hasil simulasi penelitian menunjukkan pola sebaran suhu dipengaruhi oleh bentuk ventilasi. Keadaan suhu pada daerah yang searah dengan ventilasi
menghasilkan sebaran suhu yang relatif sama dengan suhu lingkungan. Yulianti 2009, telah melakukan perancangan kemasan untuk transportasi buah manggis dan
menghasilkan dua kemasan karton berkapasitas 8 kg 39.4×21×21 cm dan 15 kg 39.4×21×21 cm, keduanya menggunakan bahan karton jenis flute BC dengan gramatur 150125150 kgm
2
. Hasil pengujian kekuatan tekan kemasan menunjukkan kemasan kapasitas 8 kg sebesar 201.01 kgf, dan
kemasan kapasitas 15 kg sebesar 204 kgf dengan tingkat ketelitian 98.5. Selanjutnya dilakukan simulasi transportasi pada masing-masing kemasan hasil rancangan dengan dua perlakuan pada pola
penyusunan buah manggis yaitu pola fcc face centred cubic dan pola acak jumble dengan menggunakan kemasan sekunder net foam, dimana pasca simulasi menunjukkan kerusakan mekanis
kapasitas 8 kg jumble 44 buah sebesar 2.3, kapasitas 8 kg fcc 64 buah sebesar 3.1, kapasitas 15 kg jumble 80 buah sebesar 2.5, dan kapasitas 15 fcc 120 buah sebesar 7.5. Selain itu Seesar
2009, telah melakukan penelitian umur simpan dan mutu buah manggis Garcinia mangostana L. dalam berbagai jenis kemasan dan suhu penyimpanan pada simulasi transportasi. Hasil penelitian
menunjukkan pasca simulasi transportasi buah yang dikemas pada peti kayu bersekat styrofoam memiliki tingkat kerusakan mekanis sebesar 5.20 dan pada keranjang plastik bersekat styrofoam
sebesar 3.57.
III. METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu