Tabel 6. Ukukan kontainer berpendingin Jenis kontainer
Bukaan pintu mm Ukuran bagian dalam mm
Kapasitas volume m
3
Lebar Tinggi
Panjang Lebar
tinggi 20ft 20’×8’×8’6”
2294 2201
5451 2290
2156 28
40ft 40’×8’×8’6” 2294
2174 11577
2294 2110
56 40 ft high cube
2278 2473
11578 2280
2425 64
Sumber : Refrigeran Containers www.pentalvercontainersales.co.uk
a b Gambar 4. Pola penyusunan pallet dalam kontainer. Kontainer 20ft a, 40ft b sumber: Basic
Shipping Cointaner http:www.itsfabry.com
G. Simulasi Transportasi Hasil Pertanian
Produk hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan rentan terhadap kerusakan mulai dari kegiatan pemanenan hingga sampai konsumen. Kerusakan ini dipercepat dengan timbulnya luka
gores dan luka memar setelah mengalami transportasi dari kebun ke tempat rumah pengemasan. Untuk memperoleh gambaran data kerusakan mekanik yang diterima produk hortikultura jika terkena
goncangan, maka dirancang suatu alat simulasi pengangkutan yang disesuaikan dengan jalan dalam dan luar kota Kusumah, 2007.
Simulasi pengangkutan dengan menggunakan truk, guncangan yang dominan adalah guncangan pada arah vertikal, sedangkan guncangan pada kereta api adalah guncangan pada arah
horizontal. Guncangan lain berupa puntiran dan bantingan diabaikan karena jumlah frekuensinya kecil sekali Soedibyo, 1992.
Purwadaria 1992 dalam Muthmainah 2008 menyatakan bahwa goncangan yang terjadi selama pengangkutan baik di jalan raya maupun di rel kereta api dapat mengakibatkan kememaran,
susut bobot dan memperpendek masa simpan. Hal ini terutama terjadi pada pengangkutan buah dan sayuran yang tidak dikemas. Meskipun kemasan dapat menahan efek goncangan, tetapi gaya
redamnya tergantung pada jenis kemasan dan tebal bahan kemasan, susunan komoditas di dalam kemasan, dan susunan kemasan di dalam alat angkut.
Menurut Darmawati 1994, yang menjadi dasar perbedaan jalan dalam kota dan luar kota adalah besar amplitudo yang terukur dalam suatu panjang jalan tertentu, dimana jalan dalam kota
mempunyai amplitudo yang rendah dibanding jalan luar kota, maupun jarak buruk aspal dan jalan buruk berbatu. Frekuensi alat angkut yang tinggi bukan penyebab utama kerusakan buah dalam
pengangkutan, tetapi yang lebih berpengaruh terhadap kerusakan buah adalah amplitudo jalan. Lembaga Uji Konstruksi BPPT tahun 1986 telah mengukur goncangan truk yang diisi 80
penuh dengan kecepatan 60 kmjam dalam kota dan 30 kmjam untuk jalan buruk aspal dan jalan berbatu. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Data Goncangan truk Jumlah Kejadian
Amplitudo Amplitudo Getaran Vertikal cm
Jalan Dalam Kota
Jalan Luar Kota
Jalan Aspal Jalan Buruk
Berbatu 1
3.5 3.9
4.8 5.2
500 3.2
3.6 4.2
4.1 1000
2.9 3.3
3.9 3.8
1500 2.5
3.0 3.5
3.6 2000
2.2 2.8
3.1 3.2
2500 1.8
2.5 2.8
2.6 3000
1.6 2.1
2.8 2.6
3500 1.5
2.0 2.0
2.0 4000
1.1 1.7
1.2 1.1
4500 0.9
1.3 0.8
0.7 5000
0.0 0.1
0.2 0.1
Amplitudo Rataan 1.3
1.74 1.85
1.71
Sumber : Lembaga Uji Konstruksi, BPPT1986
Kusuman 2007, mengkaji pengaruh kemasan dan suhu terhadap mutu fisik mentimun selama transportasi. Penelitian dilakukan menggunakan empat kemasan yang berbeda untuk mengemas
mentimun yang akan ditransportasikan, dan s imulasi penggetaran dilakukan selama 3 jam tiga jam. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tingkat kerusakan mekanis tertinggi dialami oleh mentimun
dalam peti kayu dengan nilai kerusakan sebesar 40.915 dan yang terendah dialami oleh mentimun dalam kemasan kardus dengan nilai kerusakan sebesar 26.1 .
H. Penelitian Terdahulu Terkait Dengan Kemasan