Buah manggis saat ini mayoritas masih dikonsumsi dalam bentuk segar, selain itu buah manggis dapat diolah menjadi sirup, jus, permen dan puree, dan jus manggis bahkan dipercaya dapat
digunakan sebagai minuman diet. Namun teknologi pengolahan bauh manggis belum banyak dikuasai oleh para pelaku usaha pengolahan hortikulturadi Indonesia.
Buah manggis memiliki banyak jenis mulai dari segi ukuran, warna, dan bentuknya. Tidak semua buah yang dihasilkan dapat diekspor, manggis untuk ekspor memiliki persyaratan minimum
sebagai berikut: 1 Utuh, sehat dan bersih
2 Dengan kelopak dan tangkai yang masih menempel 3 Tidak busuk atau kerusakan yang membuat buah tidak layak untuk konsumsi
4 Bebas dari hama yang mempengaruhi penampilan secara umum 5 Bebas dari kerusakan akibat hama
6 Bebas dari kelembaban eksternal yang abnormal 7 Bebas dari bau dan rasa yang asing
8 Berpenampilan segar, memiliki bentuk, warna dan rasa yang khas 9 Bebas dari getah kuning
10 Bebas dari noda cacat burik 11 Buah mudah dibuka secara normal
Sedangkan standart mutu berdasarkan SNI 01-3211-1992 dapat dilihat pada Tabel 2 . Tabel 2. Persyaratan Mutu Buah manggis SNI 01-3211-1992
Jenis uji satuan
persyaratan Mutu super
Mutu I Mutu II
Keseragaman -
Seragam Seragam
Seragam Diameter
mm 65
55-65 55
Tingkat kesegaran -
Segar Segar
segar Warna kulit
Hijau kemerahan sd
merah muda mengkilat
Hijau kemerahan sd
merah muda mengkilat
Hijau kemerahan
Buah cacat atau busuk jumlahjumlah
Tangkai dan kelopak -
Utuh Utuh
Utuh Kadar kotoran
beratberat Serangga hidup atau mati
Warna daging buah -
Putih bersih khas manggis
Putih bersih khas manggis
Putih bersih khas manggis
Sumber:
Standar Nasional Indonesia 1992
B. Kemasan
Menurut Lee 2005, sistem logistik mencakup 5 komponen yaitu pengemasan, penyimpanan, bongkar muat, transportasi dan informasi. Kelima komponen tersebut terkait satu sama lain.
Pengemasan berfungsi untuk melindungi produk dari kerusakan mekanis, menciptakan iklim mikro
yang lebih sesuai, dan menekan kerusakan fisik yang mungkin terjadi selama proses penyimpanan dan pendistribusian produk.
Pengemasan buah adalah meletakkan buah-buahan ke dalam suatu wadah yang cocok dan baik sehingga komoditi tersebut terlindung dari kerusakan makanis, fisiologi, kimiawi, dan biologis
Satuhu, 2004. Berdasarkan fungsinya pengemasan dibagi menjadi dua, yaitu: pengemasan untuk pengangkutan atau distribusi shippingdelivery package, dan pengemasan untuk perdagangan eceran
retail package. Kemasan distribusi adalah kemasan yang bertujuan untuk melindungi produk yang dikemas selama pengangkutan dari produsen ke konsumen dan penyimpanan Paine, 1983. Penyebab
kerusakan mekanis selama pengangkutan bisa diakibatkan oleh isi kemasan yang terlalu penuh, isi kemasan kurang, atau kelebihan permukaan. Isi kemasan yang terlalu penuh menyebabkan
meningkatkan kerusakan akibat kompresi, begitu juga dengan kelebihan permukaan, tumpukan yang terlalu tinggi menyebabkan kemasan yang dibawahnya akan menerima beban kompresi yang terlalu
besar. Sedangkan jika kemasan kurang terisi penuh maka akan menyebabkan kerusakan akibat vibrasi pada lapisan atas, hal ini terjadi karena ruang kosong di atas bahan, sehingga selama pengangkutan
bahan bagian atas akan terlempar-lempar dan saling berbenturan. Kemasan distribusi dirancang dan dipilih untuk mengatasi getaran vibration dan kejutan
shock, karena fartor tersebut sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya kerusakan produk sehingga pemilihan bahan dan rancangan untuk kemasan distribusi lebih mengutamakan kemampuan kemasan
untuk melindungi produk selama proses pengangkutan, sedangkan pemilihan bahan dan rancangan untuk kemasan eceran lebih mengutamakan nilai estetika, hal ini bertujuan untuk memikat konsumen
Peleg, 1985. Agar kemasan distribusi dapat memberikan perlindungan maksimal, kemasan harus memiliki
sifat-safat sebagai berikut Paine and Paine, 1983. 1 Sesuai dengan produk yang dikemas.
2 Memiliki kekuatan yang cukup agar terhindar dari berbagai resiko selama pengangkutan dan penyimpanan.
3 Memiliki ventilasi yang cukup bagi produk tertentu. 4 Menyediakan informasi tentang identifikasi produk yang dikemas, tempat produsen, dan
tempat yang dituju. 5 Mudah dibongkar atau dibuka tanpa menggunakan buku petunjuk.
Menurut Amstrong di dalam anonim 1987, untuk menghindari kerusakan produk akibat getaran selama transportasi digunakan bahan anti getaran. Menurut sifatnya, bahan anti getaran terdiri
dari bahan anti getaran elastis dapat kembali kebentuk semula jika beban dilepaskan dan bahan anti getaran non elastis tidak dapat kembali ke bentuk semula jika beban dilepaskan.
Menurut Handerburg 1975, kemasan dapat mengurangi kehilangan air penguragan berat, dengan demikian dapat mencegah terjadinya dehidrasi, terutama bila digunakan bahan kedap air. Pada
umumnya kemasan hasil pertanian perlu dilubangi untuk tempat ventilasi, kecuali untuk komoditas segar yang telah dikupas.
C. Karton Gelombang