Karton Gelombang Perancangan dan pengujian kemasan berbahan karton gelombang (corrugated fiber board) untuk buah manggis (Garcinia mangostana L.)

yang lebih sesuai, dan menekan kerusakan fisik yang mungkin terjadi selama proses penyimpanan dan pendistribusian produk. Pengemasan buah adalah meletakkan buah-buahan ke dalam suatu wadah yang cocok dan baik sehingga komoditi tersebut terlindung dari kerusakan makanis, fisiologi, kimiawi, dan biologis Satuhu, 2004. Berdasarkan fungsinya pengemasan dibagi menjadi dua, yaitu: pengemasan untuk pengangkutan atau distribusi shippingdelivery package, dan pengemasan untuk perdagangan eceran retail package. Kemasan distribusi adalah kemasan yang bertujuan untuk melindungi produk yang dikemas selama pengangkutan dari produsen ke konsumen dan penyimpanan Paine, 1983. Penyebab kerusakan mekanis selama pengangkutan bisa diakibatkan oleh isi kemasan yang terlalu penuh, isi kemasan kurang, atau kelebihan permukaan. Isi kemasan yang terlalu penuh menyebabkan meningkatkan kerusakan akibat kompresi, begitu juga dengan kelebihan permukaan, tumpukan yang terlalu tinggi menyebabkan kemasan yang dibawahnya akan menerima beban kompresi yang terlalu besar. Sedangkan jika kemasan kurang terisi penuh maka akan menyebabkan kerusakan akibat vibrasi pada lapisan atas, hal ini terjadi karena ruang kosong di atas bahan, sehingga selama pengangkutan bahan bagian atas akan terlempar-lempar dan saling berbenturan. Kemasan distribusi dirancang dan dipilih untuk mengatasi getaran vibration dan kejutan shock, karena fartor tersebut sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya kerusakan produk sehingga pemilihan bahan dan rancangan untuk kemasan distribusi lebih mengutamakan kemampuan kemasan untuk melindungi produk selama proses pengangkutan, sedangkan pemilihan bahan dan rancangan untuk kemasan eceran lebih mengutamakan nilai estetika, hal ini bertujuan untuk memikat konsumen Peleg, 1985. Agar kemasan distribusi dapat memberikan perlindungan maksimal, kemasan harus memiliki sifat-safat sebagai berikut Paine and Paine, 1983. 1 Sesuai dengan produk yang dikemas. 2 Memiliki kekuatan yang cukup agar terhindar dari berbagai resiko selama pengangkutan dan penyimpanan. 3 Memiliki ventilasi yang cukup bagi produk tertentu. 4 Menyediakan informasi tentang identifikasi produk yang dikemas, tempat produsen, dan tempat yang dituju. 5 Mudah dibongkar atau dibuka tanpa menggunakan buku petunjuk. Menurut Amstrong di dalam anonim 1987, untuk menghindari kerusakan produk akibat getaran selama transportasi digunakan bahan anti getaran. Menurut sifatnya, bahan anti getaran terdiri dari bahan anti getaran elastis dapat kembali kebentuk semula jika beban dilepaskan dan bahan anti getaran non elastis tidak dapat kembali ke bentuk semula jika beban dilepaskan. Menurut Handerburg 1975, kemasan dapat mengurangi kehilangan air penguragan berat, dengan demikian dapat mencegah terjadinya dehidrasi, terutama bila digunakan bahan kedap air. Pada umumnya kemasan hasil pertanian perlu dilubangi untuk tempat ventilasi, kecuali untuk komoditas segar yang telah dikupas.

C. Karton Gelombang

Karton gelombang adalah karton yang dibentuk oleh kertas linear sebagai penyekat dan kertas medium sebagai komponen pelapisnya. Kualitas karton gelombang ditentukan oleh jumlah gramatur kertas pelapis, ketahanan retak, dan ketahanan tekan tepi atau edge crush resistance ECT. Gramatur adalah berat dari karton gelombang dalam gram per meter persegi Triyanto, 1991, sedangkan ketahanan retak karton adalah tekanan yang diperlukan untuk meretakkan selembar karton, dinyatakan dalam kilopascal atau kilogram gaya per sentimeter persegi. Ketahanan tekan tepi adalah daya tahan karton gelombang dalam posisi tegak terhadap suatu tekanan, dinyatakan dalam kilogram gaya per sentimeter. Ketahanan tekan tepi bermanfaat untuk mengetahui kemampuan menahan tekanan sejajar dengan permukaan karton. Peleg 1985 mengklasifikasikan karton gelombang berdasar lapisan kertas flat sheet dan flute penyusunnya, yaitu: 1 Single face dengan single flute Tersusun dari lapisan datar atau liner dan lapisan gelombang. Banyak digunakan sebagai pembungkus atau sebagai perlengkapan interiorbantalan. Karton jenis ini tidak digunakan untuk bahan pembuatan box carton, seperti terlihat pada Gambar 2a. 2 Double face dengan single flute Terbuat dari dua lapisan liner dan satu lapisan gelombang, seperti terlihat pada Gambar 2b. 3 Double wall Dimana jenis ini terdapat lima lapisan yaitu dua liner sebagai dinding luar dan satu liner sebagai sekat antara dua lapisan gelombang. Jenis ini sering digunakan untuk bahan kotak kemasan ekspor, seperti terlihat pada Gambar 2c. 4 Triple wall Jenis ini memiliki tiga medium gelombang dan total tujuh lapisan kertas, seperti terlihat pada Gambar 2d. Gambar 2. Klasifikasi karton berdasarkan lapisan kertas flat sheet dan flute menyusunnya Karton gelombang jenis dinding tunggal biasanya dinyatakan dalam formasi KMK kraft linermediumkraft. Karton gelombang terbuat dari paperboard yang merupakan kertas dengan ketebalan kurang lebih 0.02 mm, terbuat dari serat selulosa alami yang terdapat pada kayu dibuat dengan proses kraft. Paperboard memiliki dua lapisan, yaitu lapisan utama primary layer dan lapisan pendukung secondary layer. Primary layer memberi kekuatan karena terbuat dari serat yang kasar dan kuat, sedangkan secondary layer membuat permukaan paperboard halus. Selain itu juga terdapat tiga jenis kertas yang digunakan sebagai lapisan pada karton gelombang, yaitu kertas kraf, white kraf, dan medium. Namun jika dilihat dari sifat yang dimiliki oleh ketiganya, kertas kraf dengan warna alami sering digunakan karena bersifat lebih kuat. Fungsi lapisan gelombang adalah untuk meredam gaya, menambah kekuatan tekan, dan membentuk rongga udara sehingga karton gelombang bersifat isolator Peleg, 1985. 2a 2b 2c 2d Sedangkan karton gelombang memiliki empat struktur yang sering digunakan untuk komersil, yaitu A coarse, B fine, Cmedium, dan E very fine seperti terlihat pada Tabel 5 dan Gambar 6. Menurut Jaswin 1999, flute A memiliki sifat bantalan cushioning yang baik karena ketebalannya dapat meredam gaya tekan yang terjadi saat kemasan ditumpuk. Flute B memiliki bantalan yang tidak terlalu tinggi, flute jenis ini sering digunakan untuk kemasan sekunder, tetapi flute B memiliki ketahanan tekan datar yang baik. Sedangkan untuk jenis C memiliki karakteristik diantara flute A dan flute B, dan flute E banyak digunakan untuk kemasan display. Jenis-jenis flute dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Tabel 3. Jenis-jenis flute Jenis flute Jumlah flute per meter Tinggi flute mm Kekuatan tekan datar minimum Nm -2 A coarse 104-125 4.5-4.7 140 B fine 150-184 2.1-2.9 180 C medium 120-145 3.5-3.7 165 E very fine 275-310 1.15-1.65 1185 Sumber : Lott 1977 di dalam Paine 1977 Tabel 4. Tipe Flute dan sifat karton gelombang Jenis flute Ketebalan mm Kekuatan tekan tepi kgcm Single-wall A 4.9-5.5 6.8-7.6 B 2.9-3.5 5.2-7.3 C 3.9-4.5 5.4-7.5 Double-wall A+B 7.8-9.0 9.0-12.1 A+C 8.8-10.0 9.1-12.3 Sumber : Peleg 1985

D. Peti Karton

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Perubahan Kadar Enzim AST, ALT serta Perubahan Makroskopik dan Histopatologi Hati Mencit Jantan (Mus musculus L) strain DDW setelah diberi Monosodium Glutamate (MSG) diban

1 68 118

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengendalian Kutu Putih pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dengan Insektisida Botani

11 121 93

Evaluasi Lahan Untuk Pengembangan Tanaman Manggis (Garcinia mangostana L.) di Kabupaten Mandailing Natal

4 42 82

Rancangan Kemasan Berbahan Karton Gelombang untuk Individual Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.)

0 6 11