3 dititrasi dengan larutan NaOH 0.1 N yang telah distandarisasi sampai terbentuk
warna merah muda. Total asam tertitrasi dinyatakan sebagai persen asam laktat BM asam laktat = 90.
asam laktat V NaOH N NaOH
V sampel
2.2.1.3 Kadar Air AOAC 1995
Pengukuran kadar air dilakukan menggunakan metode oven. Cawan alumunium dikeringkan pada suhu 100 °C selama 15 menit, kemudian
didinginkan di dalam desikator selama 10 menit dan ditimbang. Sebanyak 2 gram sampel ditimbang dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobot
kosongnya. Kemudian dikeringkan dalam oven 105 °C selama 5 jam, lalu didinginkan di dalam desikator dan ditimbang sampai diperoleh bobot konstan.
2.2.1.4 Kadar Abu AOAC 1995
Pengukuran kadar abu dilakukan dengan metode pengabuan kering menggunakan alat tanur. Cawan porselen dikeringkan dengan tanur pada suhu
500°C selama satu jam, kemudian didinginkan dalam desikator. Cawan porselen kemudian ditimbang. Sebanyak 2 gram sampel ditimbang dalam cawan porselen
yang telah diketahui bobot kosongnya. Sampel diuapkan di atas hot plate selama 30-60 menit sampai kering. Kemudian dimasukkan ke dalam tanur bersuhu 600
ºC selama 2 jam, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang.
2.2.1.5 Kadar Protein Metode Kjeldahl AOAC 1995
Sebanyak 3 gram sampel ditimbang menggunakan neraca analitik. Sampel akan melalui tiga tahap, yaitu tahap penghancuran, destilasi dan titrasi.
2.2.1.6 Kadar Mineral AOAC 1995
Analisis kadar mineral dilakukan menggunakan instrumen Atomic Absorption Spectrofotometer AAS. Jenis mineral yang dianalisis dalam
penelitian ini adalah timbal Pb, tembaga Cu, timah Sn, raksa Hg, dan arsen As, kalsiumCa, Natrium Na. Sampel harus dibuat larutan abu.
2.2.1.7 Kadar Lemak Metode Babcock
Sebanyak 17.6 ml sampel dipipet ke dalam botol Babcock dan ditambahkan asam sulfat. Sampel kemudian disentrifuse saat masih panas 55-60
o
C yang akan menyebabkan lemak cair naik ke leher botol. Leher botol telah diberi skala yang
menunjukkan persen lemak. kadar lemak
volume lemak terbaca .