Konsep Jasa Konsep Kualitas Pelayanan

6. Folding pelipatan cucian bersih Setelah proses pengeringan maka dilanjut proses pelipatan, umumnya laundri kecil dilakukan secara manual. Mesin pelipat otomatis juga tersedia untuk sprei dan handuk baik sekala kecil sampai besar. Keuntungannya adalah mampu mengurangi tenaga kerja sehingga menekan biaya operasional. Sementara pelipatan secara manual biasanya mendapatkan kualitas lipatan lebih baik dan mampu menyeleksi hasil cucian yang lebih baik karena secara detail noda yang masih tertinggal bisa segera dipisahkan. 7. Storing penyimpanan Setelah cucian semua terlipat, sebagian disimpan di gudang dan sebagian dipakai langsung. Gudang penyimpanan tidak boleh tercampur dengan cucian kotor karena bisa saling terkontaminasi, dengan membersihkan secara rutin gudang penyimpanan dan memperhatikan sirkulasi udara sangatlah membantu untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 8. Penggunaan cucian bersih Penggunaan cucian bersih sebaiknya terhindar dari penyalagunaan. Bed sheet untuk di tempat tidur, handuk juga ditempatkan dengan benar, cucian kain meja juga digunakan di restoran dll. Penyalagunaan cucian hanya akan menimbulkan berkurangnya stok sehingga biaya akan bertambah banyak.

2.3. Konsep Jasa

Dipandang dari konsep usaha, laundri adalah bagian dari kegiatan usaha untuk menggerakkan produk jasa. Kotler 1995, menyebutkan bahwa jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan apapun terhadap jasanya. Pada bagian lain kotler membagi jasa dalam beberapa dimensi yaitu : intangible tidak dapat disentuh atau diraba, hanya dapat dirasakan, perishable sekali digunakan, immediate tidak dapat disimpan, konsumen involvement konsumen terlibat dalam pelaksanaannya dan inseparable umumnya tempat dan waktu jasa di produksi dan di konsumsi bersamaan. Pada usaha laundri, obyek primernya adalah pelayanan cuci dan setrika, pakaian konsumen, pewangi pakaian, sedangkan obyek sekundernya adalah pengiriman pakaian ke konsumen. Pemakai jasa atau konsumen laundri adalah orang yang peka terhadap hasil cucian dan waktu pengerjaan cucian tersebut. Apabila seseorang memberikan pakaiannya untuk dicuci maka dia sebenarnya telah memutuskan untuk membeli tenaga dan waktu untuk hasil yang optimal. Makin banyak tenaga dan waktu yang dihemat dengan hasil yang diharapkan maka minat untuk memberikan cucian pakaiannya akan semakin besar. Di samping itu mereka akan semakin menghargai waktu dan hasil yang diberikan sehingga akan memilih tempat cucian yang dapat memberikan hasil yang optimal dengan waktu yang lebih cepat.

2.4. Konsep Kualitas Pelayanan

Parasuraman et al. 1995, menyatakan bahwa kualitas yang diterima oleh kostumer dalam pelayanan adalah suatu fungsi yang berpengaruh terhadap perbedaan antara pelayanan yang diharapkan dan pelayanan yang diterima. Pernyataan ini menuntut penyedia jasa untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan konsumen. Parasuraman et al. 1995, membagi kualitas pelayanan dalam lima dimensi yaitu Tangible, Reliable, Responssiveness, Assurannce dan Empathi. Berikut ini penjelasan dari masing-masing dimensi. 1. Tangible adalah tampilan yang merupakan penampakan fasilitas fisik dari fasilitas peralatan dan personil. 2. Reliable adalah kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan handal dan akurat. 3. responssiveness adalah berhasrat membantu pelanggan dan menyediakan pelayanan yang cepat dan tepat. 4. Assurance adalah pelayanan yang meyakinkan berupa penguasaannya terhadap ilmu pengetahuan yang terkait dengan bidangnya serta ramah. 5. Emphaty yang berarti peduli, mampu mendengarkan dan berkomunikasi dengan baik, serta memahami kondisi pengguna jasa. Berkaitan dengan kualitas, Kotler 1995, mengatakan bahwa kualitas adalah hal yang paling diharapkan dari suatu produk atau jasa. Dari beberapa teori tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan berpusat kepada pelanggan yang mempunyai kebutuhan dan harapan tertentu atas kualitas pelayanan yang diberikan.

2.5. Konsep Kepuasan