Pengaruh Brand Image dan E-Service Quality Terhadap Customer Satisfaction Bukalapak: (Studi Kasus Pada Pelanggan Bukalapak)
PENGARUH BRAND IMAGE DAN E-SERVICE QUALITY
TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION BUKALAPAK
(Studi Kasus Pada Pelanggan Bukalapak)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
ANGGITA SEPTIANI NIM: 1112081000070
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Anggita Septiani No. Induk Mahasiswa : 1112081000070 Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelar dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 9 September 2016 Yang menyatakan,
(7)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Anggita Septiani
2. Tempat tgl lahir : Jakarta, 01 September 1994
3. Alamat : Jl. Kemajuan no.45 RT001/RW004
Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan
4. Telepon : 085778049016
5. E-mail : septianianggita@yahoo.co.id
II.PENDIDIKAN
1. 2006-2009 SMP Islam Al-Hikmah 2. 2009-2012 SMAN 32 Jakarta
3. 2012-2016 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah : Much.Ridwan 2. Ibu : Rubiyatun
3. Alamat : Jl. Kemajuan no.45 RT001/RW004 Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. 2000 - 2009 Anggota OSIS SMP Islam Al-Hikmah 2. 2009 – 2012 Anggota OSIS SMAN 32 Jakarta 3. 2012 – 2016 Anggota HMJ Manajemen UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
(8)
vii
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze effect of brand image and e-service quality through customer satisfaction Bukalapak. Type of this research is quantitative. This research uses primary data which sampled by customer of Bukalapak. Data collected by accidental sampling with 100 respondents of customer Bukalapak. The method of this research uses regression analysis.The result of this research showed that : (1). Brand image influence significantly through customer satisfaction (2). E-Service quality influences through customer satisfaction Bukalapak (3). Brand image dan E-Service Quality significantly through customer satisfaction.
(9)
viii ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh brand image dan e-service quality terhadap customer satisfaction Bukalapak. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Sumber data penelitian ini merupakan data primer dengan mengambil sampel pelanggan Bukalapak. Pengumpulan data dilakukan menggunakan accidental sampling dengan menyebarkan kepada 100 responden pelanggan Bukalapak. Penelitian ini menggunakan metode analisis Regresi Berganda.Hasil temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa : (1) brand image berpengaruh secara signifikan terhadap customer satisfaction Bukalapak (2) e-service quality berpengaruh signifikan terhadap customer satisfaction Bukalapak (3) brand image dan e-service quality berpengaruh secara signifikan terhadap customer satisfaction Bukalapak.
(10)
ix
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua, Bapak Much.Ridwan dan Ibu Rubiyatun, serta Adik Anisya Febriana dan Ariska Putri, atas dukungan moril dan materil serta doa dan kasih sayang yang senantiasa tidak henti-hentinya diberikan kepada penulis.
2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Ir. Ella Patriana, MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Dr. Muniaty Aisyah., Ir., MM, selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah berkenan memberikan tambahan ilmu, bimbingan, arahan
(11)
x
dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Ade Suherlan, SE., MBA., selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia memberikan motivasi, tambahan ilmu, bimbingan, arahan dan solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
7. Bapak Dr.Suhendra, S.Ag., MM, selaku dosen Pembimbing akademik yang telah bersedia memberikan motivasi, banyak ilmu dan solusi selama masa perkuliahan.
8. Seluruh Bapak/Ibu dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan dan membantu penulis.
9. Teman-teman seperjuangan di bangku perkuliahan yaitu Ravena, Kiki, Putri, Mahda, Laras, Silvi, Tommy, Wendy, Julbot dan “GGC” yaitu Fifi, Syifa, lely, Obi, Wilda, Nisa, Devi serta khususnya Manajemen B regular dan Konsentrasi Pemasaran serta teman-teman KKN Semarak. Terima kasih telah menjadi bagian dalam kehidupan selama masa perkuliahan. Semoga kelak kita menjadi manusia yang sukses dan bermanfaat.
10. Teman teman seperjuangan di HIPMI PT UIN Jakarta. Semoga kelak kita menjadi pengusaha sukses semua.
11. Sahabat di rumah dan di bangku SMA, yaitu Gishella, Rika, Octavia dan teman-teman “Gengges Rumpi” yaitu Tri, Eri, Vina, Intan, Febby, Nabillah, Wati, Hany, Moza terima kasih banyak atas semangat, hiburan, doa dan bantuan teman-teman semua.
12. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis,
(12)
xi
suatu kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua, terima kasih banyak.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai tambahan informasi serta pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, 9 September 2016 Penulis
(13)
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan Skripsi ... ii
Lembar Pengesahan Komprehensif ... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... v
Daftar Riwayat Hidup ... vi
Abstract ... vii
Abstrak ... viii
Kata Pengantar ... ix
Daftar Isi ... xii
Daftar Tabel ... xvi
Daftar Gambar ... ix
Daftar Lampiran ... xx
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
A. Pemasaran Jasa …..……..………... ... 9
1. Pengertian Jasa ... 9
2. Karakteristik Jasa ... 9
3. Bauran Pemasaran Jasa ... 10
B. E-Commerce ... 15
1. Pengertian E-Commerce... 15
2. Jenis – Jenis E-Commerce ... 15
(14)
xiii
4. Manfaat E-Commerce ... 18
5. Proses Transaksi E-Commerce ... 19
C.Brand Image ... 20
1. Pengertian Citra (Image) ... 20
2. Pengertian Merek ... 21
3. Manfaat Merek ... 28
4. Pengertian Brand Image ... 30
5. Pengukuran Citra Merek (Brand Image) ... 31
D.E-Service Quality ... 33
1. Pengertian E-Service Quality ... 33
2. Dimensi E-Service Quality atau e-SQ ... 39
E. Customer Satisfaction ... 40
1. Pengertian Customer Satisfaction ... 41
2. Elemen Program Kepuasan Pelanggan ... 42
3. Faktor – faktor Kepuasan Pelanggan ... 45
4. Mengukur Kepuasan Pelanggan ... 46
5. Manfaat Kepuasan Pelanggan ... 47
F. Hubungan Antar Variabel ... 48
G.Penelitian Terdahulu ... 49
H.Kerangka Berfikir.. ... 53
I. Hipotesis Penelitian…. ... 54
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 55
A.Ruang Lingkup Penelitian ... 55
B.Metode Penentuan Sampel ... 55
C.Metode Pengumpulan Data ... 57
1. Data Primer (Primery Data) ………... 57
2. Data Sekunder (Secondary Data)………. ... 57
D.Metode Analisis Data ... 58
(15)
xiv
a. Uji Validitas ………... 59
b. Uji Reliabilitas ………. . 60
E. Uji Asumsi Klasik ……….………... 61
1. Uji Normalitas Data ………. ... 61
2. Uji Multikolinieritas ……… ... 62
3. Uji Heteroskedastisitas ………... ... 63
F. Pengujian Hipotesis ……….. 64
1. Uji t (parsial) ……… ... 64
2. Uji F (simultan) ………... ... 65
G.Analisis Regresi Berganda ... 66
H.Koefisien Determinasi (Adjusted R²) ... 67
I. Operasional Variabel Penelitian ... 67
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 72
A.Deskripsi Objek Penelitian ... 72
1. Sejarah Singkat Bukalapak... 72
2. Visi dan Misi Bukalapak ... 74
B.Deskripsi Responden ... 74
1. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin... 74
2. Karakteristik Responden Menurut Usia ... 75
3. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan ... 75
C.Hasil Uji Kualitas Data ... 76
1. Hasil Uji Validitas ... 76
2. Hasil Uji Reliabilitas ... 81
D.Statistik Deskriptif... 83
1. Brand Image ... 83
2. E-Service Quality ... 90
3. Customer Satisfaction ... 99
E. Hasil Uji Asumsi Klasik……….105
(16)
xv
2. Hasil Uji Multikolonieritas ... 107
3. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 109
F. Hasil Uji Hipotesis ... 112
1. Hasil Uji T (Parsial) ... 112
2. Hasil Uji F (Simultan) ... 114
G. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 117
H. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 118
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 120
A.Kesimpulan ... 120
B.Saran ... 119
1. Bagi Perusahaan Bukalapak ... 120
2. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 122
DAFTAR PUSTAKA ... 123
(17)
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pengguna Internet di 25 Negara ... 2
Tabel 1.2 Top Brand Situs Jual Beli Online di Indonesia Tahun 2015... 4
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 49
Tabel 3.1 Skala Likert ... 58
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian... 69
Tabel 4.1 Jenis Kelamin ... 74
Tabel 4.2 Usia Responden... 75
Tabel 4.3 Pendidikan. ... 76
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Brand Image ... 77
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas E-Service Quality ... 79
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Customer Satisfaction ... 80
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Brand Image ... 81
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas E-Service Quality ... 82
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Customer Satisfaction ... 82
Tabel 4.10 Informasi merek Bukalapak sebagai situs jual beli online yang “mudah dan terpercaya” mudah diingat konsumen ... 83
Tabel 4.11 Informasi merek Bukalapak sebagai situs jual beli online yang “mudah dan terpercaya” dapat bertahan di benak konsumen ... 84
Tabel 4.12 Belanja di Bukalapak nyaman ... 84
Tabel 4.13 Produk di Bukalapak bagus... 85
Tabel 4.14 Pesan Bukalapak sebagai situs jual beli online yang “mudah dan terpercaya” tersampaikan melalui produk ... 86
Tabel 4.15 Program komunikasi Bukalapak seperti iklan dan lain lain mendukung pemasaran produk – produknya ... 86
Tabel 4.16 Merek Bukalapak mudah diingat ... 87
Tabel 4.17 Keunggulan merek Bukalapak bertahan lama ... 87
(18)
xvii
Tabel 4.19 Atribut-atribut produk Bukalapak sesuai dengan
kebutuhan konsumen ... 88
Tabel 4.20 Fungsi produk di Bukalapak sesuai dengan kebutuhan konsumen ... 90
Tabel 4.21 Citra Bukalapak sebagai situs jual beli online mudah dan terpercaya sesuai dengan kebutuhan konsumen ... 90
Tabel 4.22 Website Bukalapak mudah diakses ... 90
Tabel 4.23 Mudah mendapatkan produk yang diinginkan di Bukalapak... 91
Tabel 4.24 Informasi di Bukalapak mudah didapatkan ... 91
Tabel 4.25 Situs Bukalapak berfungsi dengan baik ... 92
Tabel 4.26 Stok barang di Bukalapak tersedia ... 92
Tabel 4.27 Pengiriman barang dari Bukalapak tepat waktu ... 93
Tabel 4.28 Kerahasiaan informasi pribadi di situs Bukalapak terjamin ... 93
Tabel 4.29 Bukalapak mampu menyediakan informasi yang diperlukan ketika terjadi masalah ... 94
Tabel 4.30 Mekanisme penanganan masalah di Bukalapak berjalan dengan baik... 95
Tabel 4.31 Bukalapak menyediakan pilihan garansi online bagi konsumen yang menginginkan ... 95
Tabel 4.32 Bukalapak mampu memberikan layanan 100% pengembalian uang bila barang tidak sampai ... 96
Tabel 4.33 Bukalapak mampu mengembalikan biaya pengiriman jika barang tidak sampai ... 96
Tabel 4.34 Bukalapak mampu menangani berbagai masalah ... 97
Tabel 4.35 Customer Service melalui telepon tersedia di Bukalapak ... 98
Tabel 4.36 Customer service melalui media online tersedia di Bukalapak ... 98
Tabel 4.37 Bukalapak memberikan produk yang berkualitas ... 99
Tabel 4.38 Pelayanan sesuai dengan harapan konsumen Bukalapak memberikan ... 99
(19)
xviii
Tabel 4.39 Pelayanan yang cepat diberikan oleh Bukalapak saat konsumen
membutuhkan bantuan ... 100
Tabel 4.40 Konsumen merasa bangga menggunakan produk dari Bukalapak... 101
Tabel 4.41 Harga produk di Bukalapak sesuai dengan kualitas yang didapatkan... 101
Tabel 4.42 Harga yang dibayarkan ketika berbelanja di Bukalapak sesuai dengan kuantitas produk yang dipesan ... 102
Tabel 4.43 Harga yang dibayarkan ketika berbelanja online di Bukalapak sesuai dengan harapan konsumen ... 102
Tabel 4.44 Berbelanja di Bukalapak konsumen tidak mengeluarkan biaya tambahan seperti biaya administrasi dan lain sebagainya ... 103
Tabel 4.45 Produk di Bukalapak memuaskan ... 104
Tabel 4.46 Kemudahan dalam berbelanja di Bukalapak memuaskan ... 104
Tabel 4.47 Hasil Uji Kolmogrov Smirnov ... 107
Tabel 4.48 Hasil Uji Multikolonieritas ... 108
Tabel 4.49 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Glejser ... 111
Tabel 4.50 Hasil Uji T (Uji Parsial) ... 112
Tabel 4.51 Hasil Uji F (Simultan) ... 116
Tabel 4.52 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 117
(20)
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 53 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Secara Grafik ... 106 Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 110
(21)
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kuesioner ... 127
Lampiran 2 Hasil Jawaban Responden (Data Mentah) ... 133
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 142
(22)
(23)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa kini kehadiran teknologi internet di kehidupan manusia sangatlah
penting. Banyak pengamat dan para ahli yang sesumbar mengatakan bahwasanya
kebutuhan akan internet dan media komunikasi lainnya sekarang menjadi kebutuhan
pokok manusia. Sejak diperkenalkan pada tahun 1969 di Amerika Serikat, internet
mengalami perkembangan yang luar biasa. Apalagi dengan diperkenalkannya
teknologi World Wide WEB (WWW), semakin menambah sempurnanya teknologi
tersebut (McLeod dan Schell, 2004:64). Ada beberapa alasan mengapa teknologi
internet begitu popular. Internet memiliki konektivitas dan jangkauan yang luas.
Selain itu dapat mengurangi biaya dari komunikasi. Internet juga bersifat interaktif,
fleksibel, dan mudah. Dengan koneksi internet semua lini kehidupan aktifitas setiap
manusia dapat terhubung satu sama lain. Dengan kata lain segala kemudahan dalam
melakukan aktifitas manusia yang kompleks dapat diberikan oleh teknologi internet.
Internet menyediakan akses untuk layanan komunikasi yang terebar di seluruh
(24)
2
Tabel 1.1
Tabel Pengguna Internet di 25 Negara
Sumber : www.id.techinasia.com (2014)
Berdasarkan data di atas menunjukan bahwa Indonesia menempati urutan ke 6
di 25 Negara dengan mencapai 93,4 juta orang pada tahun 2015 yang menggunakan
internet di Indonesia. Pengguna internet di Indonesia di perkirakan akan terus
(25)
3
yang menggunakan internet. Maka dari itu sekarang ini banyak sekali pelaku bisnis
baik individu maupun perusahaan yang memanfaatkan internet sebagai media atau
sarana dalam upaya mengembangkan bisnisnya. Pertumbuhan pesat pangsa pasar
e-commerce di Indonesia memang sudah tidak bisa diragukan lagi.
Dengan jumlah pengguna internet yang mencapai angka 82 juta orang atau
sekitar 30% dari total penduduk di Indonesia, pasar e-commerce menjadi tambang
emas yang sangat menggoda bagi sebagian orang yang bisa melihat potensi ke
depannya. Pertumbuhan ini didukung dengan data dari Menkominfo yang
menyebutkan bahwa nilai transaksi e-commerce pada tahun 2013 mencapai angka
Rp130 triliun. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa pasar e-commerce sangat
potensial dan para perusahaan yang berbasis e-commerce harus menerapkan strategi
yang tepat agar dapat unggul di dalam industri e-commerce. (http://startupbisnis.com,
2014).
Salah satu situs jual beli online yang sedang berkembang di Indonesia adalah
Bukalapak.com. Bukalapak.com berdiri pada tahun 2010 yang didirikan oleh Achmad
Zacky. Bukalapak.com menyediakan sarana penjualan dari konsumen ke konsumen
dimanapun dan siapapun dapat membuka toko online untuk melayani calon pembeli
(26)
4
Tabel 1.2
Top Brand Situs Jual Beli Online di Indonesia Tahun 2015
Sumber : (www.topbrand-award.com, 2015)
Berdasarkan data Top Brand Award pada tahun 2015 di atas dapat dilihat
bahwa Bukalapak menempati peringkat ke 5 sebesar 0,7 %. Bukalapak masih kalah
dengan situs jual beli online lainnya seperti yang terlihat pada gambar di atas. Hal ini
menunjukan bahwa pentingnya kepuasan pelanggan (Customer Satisfaction) agar
Bukalapak bisa lebih unggul dari situs jual beli online lainnya. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh brand image dan e-service quality
Pelayanan yang tidak memuaskan akan membuat pelanggan kecewa dan akan
berdampak buruk bagi citra (brand image) perusahaan. Hal ini akan berdampak
panjang bagi keberlangsungan perusahaan jika kualitas pelayanan tidak diperbaiki
dan citra merek (brand image) perusahaan akan terus menurun sehingga membuat
(27)
5
pentingnya pelayanan yang berkualitas agar terciptanya kepuasan pelanggan
(customer satisfaction).
Menurut Lovelock (2010:75) layanan online yang berkualitas melibatkan
lebih dari sekedar interaksi dengan sebuah situs, digambarkan sebagai kualitas proses
dan meluas terhadap kualitas hasil dan kualitas pemulihan dan masing-masingnya
harus diukur. Pemisahan pelanggan dari penyedia pelayanan selama transaksi online
menyoroti pentingnya mengevaluasi suatu perusahaan dalam menangani pertanyaan,
keprihatinan dan kefrustrasian pelanggan ketika timbul masalah.
Persaingan di dalam industri E-Commerce sangat ketat, seperti Bukalapak
yang menerapkan konsep C2C (Customer to Customer) bukan lagi berorientasi pada
cara meningkatkan volume penjualan tetapi lebih berorientasi bagaimana memuaskan
kebutuhan pelanggan dan menciptakan loyalitas pelanggan. Pemasaran memiliki
peranan yang penting dalam perusahaan untuk menciptakan nilai bagi pelanggan serta
membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan
kunci dalam menciptakan loyalitas pelanggan (Kolter dan Armstrong 2008:102).
Semakin tingginya tingkat persaingan, akan menyebabkan pelanggan menghadapi
lebih banyak pilihan alternatif untuk produk, harga, dan kualitas yang bervariasi,
sehingga pelanggan akan selalu mencari nilai yang dianggap paling tinggi dari
beberapa produk (Kotler 2005:97). Kualitas yang rendah akan menimbulkan
ketidakpuasan pada pelanggan, tidak hanya pelanggan yang menikmati hidangan di
restoran tersebut tapi juga berdampak pada orang lain. Pelanggan yang kecewa akan
(28)
6
Untuk itu, upaya perbaikan kualitas layanan maupun kualitas produk akan jauh lebih
efektif bagi keberlangsungan bisnis.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberapa permasalahan
mendasar yaitu apakah melalui Brand Image dan E-Service Quality dapat
berpengaruh untuk meningkatkan Customer Satisfaction Bukalapak. Maka dari itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Brand Image
dan E-Service Quality terhadap Customer SatisfactionBukalapak”
B. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Dalam upaya menciptakan kepuasan pelanggan, Perusahaan akan terus
mencari strategi untuk menciptakan kepuasan pelanggannya. Bagi Bukalapak, hal ini
harus di ukur melalui Brand image dan E-Service Quality terhadap Customer
Satisfaction Bukalapak yang baik sehingga terciptanya kepuasan pelanggan. Peningkatan Brand image dan E-Service Quality Bukalapak dalam mempengaruhi
dan meningkatkan Customer Satisfaction sangat menarik untuk diteliti. Oleh karena
itu, melihat fenomena yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian adalah sebagai berikut :
1. Apakah Brand Image berpengaruh secara parsial terhadap Customer
Satisfaction Bukalapak ?
2. Apakah E-Service Quality berpengaruh secara parsial terhadap Customer
(29)
7
3. Apakah ada pengaruh antara Brand Image dan E-Service Quality secara
simultan terhadap Customer Satisfaction Bukalapak ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial Brand Image terhadap Customer
Satisfaction Bukalapak.
2. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial E-Service Quality terhadap
Customer Satisfaction Bukalapak.
3. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan antara Brand Image dan
E-Service Quality terhadap Customer Satisfaction Bukalapak. D. Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh Brand Image dan E-Service Quality terhadap
Customer Satisfaction Bukalapak diharapkan memberikan manfaat antara lain :
1. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pihak manajemen pemasaran
(30)
8
2. Bagi Penulis
Bagi peneliti, merupakan tambahan pengetahuan dan wawasan dalam
penerapan ilmu manajemen, khususnya dalam bidang manajemen pemasaran.
3. Bagi Akademisi
Sebagai referensi tambahan untuk mempelajari ilmu pengetahuan secara
teoritis dan praktis, serta menjadi bahan perbandingan untuk peneliti yang
(31)
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Jasa
1. Pengertian Jasa
Menurut (Lovelock,2010:16) Jasa adalah suatu aktivitas ekonomi yang di
tawarkan oleh suatu pihak kepada pihak yang lain. Sering kali kegiatan yang
dilakukan dalam jangka waktu tertentu (time-based), dalam bentuk suatu kegiatan
(performances) yang akan membawa hasil yang diinginkan kepada penerima,
obyek maupun asset – asset lainnya yang menjadi tanggung jawab dari pembeli. Konsumen mengharapkan suatu nilai dari jasa yang mereka beli dengan uang,
waktu dan upaya, nilai ini akan didapatkan dari akses ke berbagai unsur yang
menciptakan nilai itu, bukan dari kepemilikan terhadap barang.
Kotler dan Keller (2012:378) mengemukakan pengertian jasa (service)
adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak
lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan
kepemilikan apapun.
2. Karakteristik Jasa
Menurut Keller & Armstrong, 2016:268) Perusahaan memiliki 4
(32)
10
a. Intangibility
Jasa berarti tidak bisa dilihat, dicicipi, dirasakan, didengar atau berbau
sebelum mereka membeli. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli mencari
sinyal dari kualitas pelayanan. Mereka menarik kesimpulan tentang kualitas
dari tempat, orang, harga, peralatan dan komunikasi yang dapat mereka lihat.
Oleh karena itu, tugas penyedia layanan adalah untuk membuat layanan yang
nyata dalam satu atau cara yang lebih dan sinyal yang tepat tentang kualitas
b. Inseparability
Jasa tidak dapat dipisahkan dari mereka yang memberikan, apakah
penyedia jasa adalah orang-orang atau mesin. Jika seorang karyawan jasa
menyediakan layanan, maka karyawan menjadi bagian dari layanan dan
pelanggan tidak hanya membeli dan menggunakan jasa, mereka memainkan
peran aktif dalam pengirimannya. Produksi bersama pelanggan membuat
interaksi penyedia - pelanggan fitur khusus dari pemasaran jasa. Kedua
penyedia dan pelanggan mempengaruhi hasil layanan
c. Variability
Kualitas layanan tergantung pada siapa yang memberikan mereka serta
(33)
11
d. Perishability
Jasa tidak dapat disimpan untuk kemudian dijual atau digunakan. Cepat
rusaknya layanan tidak menjadi masalah ketika permintaan stabil. Namun,
ketika permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa sering mengalami kesulitan.
3. Bauran Pemasaran Jasa
Menurut Lovelock (25:2010) Secara kolektif, keseluruhan tujuh elemen – “7P” dari pemasaran jasa menunjukan unsur – unsur yang dibutuhkan untuk menciptakan strategi yang layak dalam memenuhi kebutuhan untuk menciptakan
strategi yang layak dalam memenuhi kebutuhan pelanggan sekaligus menghasilkan
laba dalam pasar yang kompetitif. Elemen-elemen 7P yaitu :
a. Elemen Produk
Produk jasa berada dijantung strategi pemasaran perusahaan. Jika sebuah
produk didesain dengan buruk, maka tidak akan menciptakan nilai yang berarti
bagi para pelanggan, meskipun elemen-elemen 7P dilaksanakan dengan baik.
Produk jasa terdiri dari :
1). Produksi inti yang menjawab kebutuhan primer para pelanggan
2). Serangkaian elemen tambahan (supplementary service elements) yang
secara bersamaan memperkuat nilai tambah produk yang membantu
para pelanggan untuk menggunakan produk inti secara lebih efektif
(34)
12
b. Tempat dan Waktu
Banyak jasa berbasis informasi dapat dihantarkan langsung ke lokasi
manapun di dunia yang memiliki akses Internet. Lebih jauh lagi, perusahaan
mungkin menghantarkan jasa langsung ke pengguna atau melalui organisasi
perantara seperti gerai ritel yang akan menerima upah atau komisi yang
melakukan tugas-tugas yang terkait dengan penjualan layanan dan kontak
pelanggan. Untuk menghantarkan elemen jasa kepada para pelanggan, harus
diambil keputusan mengenai di mana dan kapan hal tersebut dilakukan dan juga
metode serta saluran yang digunakan.
c. Harga dan Pengeluaran Lain
Seperti nilai produk, nilai yang menjadi bagian melekat dalam
pembayaran sangat penting bagi peran pemasaran dalam memudahkan
pertukaran nilai antara perusahaan dan para pelanggannya. Untuk pemasok,
strategi harga adalah mekanisme finansial di mana pendapatan dihasalkan untuk
mengimbangi biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan layanan serta
menciptakan surplus untuk laba. Strategi harga sering kali sangat dinamis,
dengan tingkat harga disesuaikan dari waktu ke waktu dengan faktor-faktor
seperti tipe pelanggan, waktu dan tempat penghantaran, tingkat permintaan dan
kapasitas yang bisa disediakan.
Pada sisi lain, para pelanggan melihat harga sebagai bagian kunci dari
biaya yang harus mereka keluarkan untuk mendapatkan manfaat yang
(35)
13
bernilai, mereka mungkin akan melihat tidak sebatas nilai uang belaka namun
juga menilai pengeluaran waktu dan upaya mereka. Karena itu, pemasar jasa
tidak hanya harus menetapkan harga yang bisa menyasar para pelanggan yang
mau dan mampu membayar, tetapi memperkecil beban pengeluaran lain yang
harus dikeluarkan para pelanggan ketika menggunakan layanan.
d. Promosi dan Edukasi
Di dalam pemasaran jasa, banyak komunikasi yang bersifat edukatif,
khususnya untuk pelanggan baru. Penyedia layanan perlu mengajari pelanggan
mengenai manfaat dari layanannya, di mana dan kapan mendapatkannya dan
bagaimana cara berpartisipasi dalam proses pelayanan untuk mendapatkan hasil
terbaik. Komunikasi mungkin di hantarkan oleh individu seperti tenaga
penjualan (salespeople) dan staf lini depan, di situs internet, dilayar perlatan
swalayan (self-service), dan melalui rangkaian media iklan. Aktivitas promosi
yang mungkin melibatkan insentif uang sering kali dirancang untuk
menstimulasi pembelian percobaan sesegera mungkin atau untuk mendorong
konsumsi ketika tingkat permintaan rendah.
e. Proses
Menciptakan dan menghantarkan elemen produk membutuhkan
rancangan dan implementasi proses yang efektif. Rancangan proses yang buruk
akan mengakibatkan penghantaran jasa yang lambat, birokratis dan tidak
efektif; buang-buang waktu dan pengalaman yang mengecewakan. Hal itu juga
(36)
14
dengan baik, yang akan menghasilkan produktivitas yang rendah dan
meningkatnya kemungkinan kegagalan layanan.
f. Lingkungan Fisik
Penampilan bangunan, taman, kendaraan, perabotan interior, peralatan,
seragam pegawai, tanda, materi cetak dan berbagai isyarat lain yang
memberikan bukti berwujud terhadap kualitas jasa perusahaan, memfasilitasi
pelayanan dan membimbing pelanggan melalui proses pelayanan. Perusahaan
jasa harus mengelola “servicescape” dengan seksama, karena dapat memberi pengaruh mendalam terhadap kepuasan pelanggan dan produktivitas jasa.
g. Manusia
Walaupun ada kemajuan teknologi, banyak jasa yang akan selalu
membutuhkan interaksi langsung antara para pelanggan dan pegawai jasa.
Perusahaan jasa perlu bekerja erat dengan divisi sumber daya manusia (SDM)
dan memberikan perhatian khusus dalam memilih, melatih dan memotivasi
pegawai mereka. Selain harus memiliki keahlian teknik yang dibutuhkan dalam
pekerjaan mereka, para pegawai ini juga harus memiliki keahlian antar pribadi
(37)
15
B. E- Commerce
1. Pengertian E-Commerce
Menurut Laudon dan Laudon (2008:63) E-Commerce adalah suatu proses
membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari
perusahaan ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi bisnis.
Menurut Peter dan Olson (2013:278) Perdagangan elektronik atau
E-Commerce adalah proses dimana pembeli dan penjual melakukan pertukaran informasi, uang dan barang melalui sarana elektronik, terutama di internet.
Menurut Hermawan (2012:211) E-Commerce adalah model bisnis dimana
produk di jual langsung ke konsumen (B2C) atau kepada bisnis lainnya (B2B).
Jadi menurut Clow dan Baack (2012:269) Sebuah situs E-Commerce
meliputi katalog, keranjang belanja, metode pengumpulan pembayaran dan
pencarian took. Dalam E-Commerce dan usaha internet lainnya, konsumen harus
mempercayai bahwa ini merupakan proses aman dan akan tertarik untuk
mengubah kebiasaan membeli. Tiga hal yang membantu orang mengubah pola
pembelian adalah keuangan, kenyamanan dan nilai tambah.
2. Jenis-jenis E-Commerce
Banyak perusahaan kini terlibat atau mensponsori tiga kategori dasar dari
(38)
16
a. B2C (Business to Costumer)
Perusahaan harus mengembangkan pasar elektronik menarik untuk
menjual berbagai produk dan jasa ke para pelanggan. B2C sering juga disebut
jenis transaksi pasar. Aplikasi E-Commerce yang berfokus pelanggan memiliki
tujuan penting yang sama yaitu : menarik calon pembeli, melakukan transaksi
atas barang dan jasa, serta membangun loyalitas pelanggan melalui pelayanan
yang baik untuk setiap individu dan terlibat dengan berbagai fitur komunitas.
b. B2B (Business to Business)
Cara transaksi B2B disebut sebagai transaksi antar perusahaan. Transaksi
pada B2B menggunakan EDI dan e-mail untuk pembelian barang dan jasa,
mengetahui status informasi dan konsultasi. E-Commerce B2B juga merupakan
transaksi sisir grosir dan pasokan dari proses komersial, tempat berbagai
perusahaan, membeli, menjual atau berdagang dengan perusahaan – perusahaan lainnya.
c. C2C (Customer to Customer)
Tempat para pelanggan (dan juga Perusahaan) dapat membeli serta
menjual ke satu sama lain dalam proses situs web lelang, menjadikan C2C
(39)
17
3. Komponen penting E-Commerce
Menurut ( Humdiana & Indrayani, 2006:355) yaitu :
a. EDI (Electronic Data Interchange) didefinisikan sebagai pertukaran data antar
komputer antar berbagai organisasi atas suatu informasi terstruktur dalam
format yang standart dan bisa diolah computer. Tujuan EDI adalah untuk
memfasilitasi perdagangan dengan cara mengikat aplikasi bisnis antar patner
dagang.
b. Digitaly Currency memungkinkan uses memindahkan dananya secara
elektronik dalam lingkungan kerja tertentu. Saat ini digital currency dirancang
untuk versi elektronik dari uang kertas, dimana memiliki atribut yang sama
dengan media fisik, baik secara anatomis maupun dari segi likuiditasnya. Jenis
dari digital currency adalah e-cash, micropayments.
c. Electronic Catalogs (e-catalogs) aplikasi di internet dan merupakan komponen
utama dari system E-Commerce. E-Catalog merupakan antar muka (interface)
grafis yang pada umumnya berbentuk halaman WWW yang menyediakan
informasi tentang penawaran produk dan jasa.
d. Intranet dan Ekstranet
Kemampuan fitur standar intranet dalam perusahaan pada umumnya memiliki
empat kemampuan dasar: e-mail, on line publishing, on line searches, dan
(40)
18
kemampuan fitur tersebut ke patner bisnis. Keuntungan menggunakan intranet
di dalam suatu perusahaan/organisasi adalah mempercepat proses bisnis,
memfasilitasi pertukaran informasi, meningkatkan komunikasi dan kolaborasi.
4. Manfaat E-Commerce
E-commerce memiliki beberapa manfaat, baik itu organisasi, perusahaan dan masyarakat itu sendiri, berikut beberapa manfaat dari e-commerce (Suyanto,
2003:50-51):
a. Bagi organisasi pemilik e-commerce
1). Memperluas market place hingga kepasar nasional dan internasional.
2). Dengan capital outplay yang minim, sebuah perusahaaan dapat dengan
mudah menemukan lebih banyak pelanggan, supplier yang lebih baik dan
partner bisnis yang paling cocok dari seluruh dunia.
3). E-commerce menurunkan biaya pembuatan, pemrosesan, pendistribusian,
penyimpanan, dan pencarian informasi yang menggunakan kertas.
4). E-commerce mengurangi waktu antara outlay modal dan penerimaan produk
dan jasa.
b. Bagi konsumen
1). E-commerce memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan
(41)
19
2). E-commerce memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan, mereka
bisa memilih berbagai produk dari banyak vendor.
3). E-commerce menyediakan produk dan jasa yang tidak mahal kepada
pelanggan dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan
perbandingan secara cepat.
4). Pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara detil dalam
hitungan detik,bukan lagi hari atau minggu.
c. Bagi masyarakat
1). E-commerce memungkinkan orang untuk bekerja didalam rumah dan tidak
harus keluar rumah untuk berbelanja. Ini berakibat menurunkan arus
kepadatan lalu lintas dijalan serta mengurangi polusi udara.
2). E-commerce memungkinkan orang di negara-negara dunia ketiga dan
wilayah pedesaan untuk menikmati aneka produk dan jasa yang akan susah
mereka dapatkan tanpa e-commerce.
5. Proses Transaksi E-Commerce
Agar sebuah perdagangan antar pembeli dan penjual dapat dilakukan, maka
harus ada satu proses tertentu. Proses transaksi E-Commerce bisa mencakup
tahap-tahap sebagai berikut (Suyanto,2003:46):
(42)
20
Penjual menunjukkan produk atau layanannya di situs yang dimiliki, lengkap
dengan detail spesifikasi produk dan harganya.
b. Register.
Konsumen melakukan register untuk memasukkan data-data identitas, alamat
pengiriman dan informasi login.
c. Order
Setelah konsumen memilih produk yang diinginkan, konsumen pun selanjutnya
melakukan order pembelian.
d. Payment
Konsumen melakukan pembayaran.
e. Verification
Verifikasi data konsumen sepeti data-data pembayaran (No. rekening atau kartu
kredit).
f. Deliver
(43)
21
C. Brand Image
1. Pengertian Citra (Image)
Image (Citra) adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Image dipengaruhi oleh banyak faktor yang di luar kontrol perusahaan.
Citra yang efektif melakukan tiga hal :
a. Memanfaatkan karakter produk
b. Menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak
dikacaukan dengan karakter pesaing.
c. Memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental.
Citra merupakan seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki oleh
seseorang terhadap suatu objek (Kotler,2009:299).Mengembangkan citra yang
kuat membutuhkan kreatifitas dan kerja keras. Citra tidak dapat ditanamkan dalam
pikiran manusia dalam semalam atau disebarkan melalui media masa. Sebaliknya,
citra itu harus disampaikan melalui tiap sarana komunikasi yang tersedia dan
disebarkan secara terus menerus. Untuk berhasil memperoleh dan
mempertahankan konsumennya maka perusahaan harus berusaha semaksimal
mungkin untuk menampilkan produk dengan memiliki citra merek (brand image)
yang positif dimata konsumen. Dengan menampilkan produk yang memiliki citra
merek yang positif dapat mempertinggi kepercayaan konsumen terhadap
produknya dan mendorong konsumen semakin lama akan menjadi konsumen yang
(44)
22
2. Pengertian Merek
Merek adalah nama , istilah, tanda , simbol atau desain, atau kombinasi dari
ulasan ini. Itu mengidentifikasi pembuat atau penjual dari suatu produk atau jasa
(Kotler & Armstrong , 2016 : 263).
Merek membantu pembeli dalam banyak hal, nama merek membantu
pelanggan mengidentifikasi produk yang menguntungkan mereka. Merek juga
mengatakan sesuatu tentang kualitas produk dan konsistensi - pembeli yang selalu
membeli dengan merek yang sama tahu bahwa mereka akan mendapatkan fitur
yang sama yang mungkin ditiru oleh pesaing. ( Kotler & Armstrong, 2016 : 264)
Merek merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pemasaran
karena kegiatan memperkenalkan dan menawarkan produk dan jasa tidak terlepas
dari merek yang di andalkan. Hal ini berarti bahwa merek tidak berdiri sendiri.
Merek harus sesuai dengan komponen proses pemasaran lainnya (Surachman,
2008:2).
Merek mempunyai beberapa peran bagi perusahaan yang memasarkannya,
Peran ekonomi yang penting adalah memungkinkan perusahaan untuk mencapai
skala ekonomi dengan memproduksi merek tersebut secara massal. Peran ekonomi
tidak ternilai lainnya adalah bahwa merek yang sukses dapat menjadi penghambat
bagi pesaing yang ingin memperkenalkan merek yang sama. Merek mempunyai
peran strategis yang penting dalam menjadi pembeda antara produk yang
(45)
23
Dimensi kedua dari pengetahuan tentang merek yang berdasarkan konsumen
(consumer-based brand knowledge) adalah citra dari sebuah merek. Citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dalam bentuk pemikiran atau
citra tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek, sama halnya ketika kita berifikir
tentang orang lain. Asosiasi ini dapat dikonseptualisasi berdasarkan jenis,
dukungan, kekuatan dan keunikan. Jenis asosiasi merek meliputi atribut, manfaat
dan sikap. Atribut terdiri dari atribut yang berhubungan dengan produk misalkan
desain, warna, ukuran dan atribut yang tidak berhubungan dengan produk,
misalnya harga, pemakai dan citra penggunaan.
Menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1 dalam Tjiptono
(2011:3) merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Perkembangan terakhir menunjukan bahwa bentuk, suara, hologram dan bahkan
aroma juga dimasukan dalam lingkup definisi merek (Tjiptono,2011:12). Melalui
pengetahuan merek yang cukup, konsumen dapat menghemat waktu dan biaya
pencarian (searching cost) serta menghindari risiko-risiko yang dapat muncul
kemudian, seperti risiko fungsional, finansial, fisik, sosial dan psikologis. Bagi
konsumen, kesan merek yang melekat pada suatu produk disebut citra merek.
Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan
(46)
24
untuk selalu mengembangkan dan merebut market share (pangsa pasar). Salah
satu asset untuk mencapai keadaan tersebut adalah brand (merek).
Senada dengan pengertian di atas Tjiptono (2008:104) menyatakan bahwa
merek merupakan nama, istilah, tanda, symbol/lambang, desain, warna, gerak, atau
kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan
identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing,
Tjiptono (2008:104) menyatakan pada dasarnya suatu merek juga
merupakan janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian
ciri-ciri, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek yang baik juga
menyampaikan jaminan dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek yang baik juga
menyampaikan jaminan dan jasa tertentu kepada para pembeli. Merek
mengidentifikasi sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen
untuk menetapkan tanggung jawab pada pembuat atau distributor tertentu.
Konsumen bisa mengevaluasi produk identik secara berbeda, tergantung pada
bagaimana produk diberi merek. Mereka dapat menentukan merek mana yang
memuaskan dan mana yang tidak (Kotler,2009:332)
Walaupun pesaing bisa dengan mudah meniru proses pembuatan dan
rancangan produk mereka tidak dapat menandingi kesan terakhir dalam pikiran
konsumen mengenai pengalaman produk dengan pengertian lain bahwasanya
kekuatan merek dapat dilihat sebagai sarana yang kuat untuk mengamankan
(47)
25
Merek sendiri pada dasarnya digunakan untuk beberapa tujuan yaitu
(Tjiptono,2008:104):
a. Sebagai identitas, yang bermanfaat untuk diferensiasi atau membedakan produk
suatu perusahaan dengan produk pesaingnya.
b. Alat promosi, sebagai daya tarik produk.
c. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas,
serta prestise tertentu kepada konsumen.
d. Untuk mengendalikan pasar.
Merek memiliki peranan yang penting dalam pemasaran. Ada perbedaan
yang cukup besar antara produk dan merek. Produk hanyalah sesuatu yang
dihasilkan pabrik dan mudah ditiru, sedangkan merek merupakan sesuatu yang
dibeli konsumen dan selalu memiliki keunikan yang sulit ditiru (Tjiptono,
2008:105).
Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan merek (brand) sebagai “nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa pesaing” Dengan demikian sebuah merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara
tertentu mendiferensiasikan dari produk dan jasa lain yang dirancang untuk
memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa fungsional, rasional, atau
berwujud yang dikaitkan dengan kinerja produk dari merek (Kotler,2009;332).
(48)
26
a) Nama
b) Logo
c) Simbol
d) Desain
e) Slogan
f) Kemasan
2) Beberapa Kriteria Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemilihan Elemen Merek
a) Mudah Diingat
Artinya elemen merek yang dipilih hendaknya mudah diingat, dan
disebut atau diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan hendaknya
menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan
dikonsumsi
b) Memiliki Makna
Artinya elemen merek yang dipilih hendaknya mengandung sebuah
makna maupun penjelasan atau deskripsi dari produk. Diharapkan makna
ini dapat mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.
Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa:
(1) Informasi umum tentang kategori dan isi produk.
(2) Informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan
manfaat dari produk.
(49)
27
Pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen adalah dengan
variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang kaya akan
visualisasi dan imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah desain
yang menarik dan lucu.
d) Fleksibel
Artinya elemen merek dapat dimengerti dan tetap dapat diterima oleh
daerah atau pasar, bahkan budaya lain. Nama yang digunakan pun
tidaklah terlalu sulit untuk diterjemahkan. Seringkali pemilihan elemen
merek mudah diingat oleh masyarakat lokal, namun sangatlah sulit
dimengerti oleh masyarakat lain. Hal ini, tentunya akan menghambat
produsen untuk masuk ke dalam pasar yang baru.
e) Legal
Artinya brand elemen tersebut sah menurut hukum dan
undang-undang yang berlaku, sehingga berada di bawah perlindungan hukum.
3) Hal-Hal Yang Berkaitan Erat Dengan Merek
a) Nama merek (brand name), yaitu bagian dari suatu merek yang dapat
diucapkan atau dilafalkan. Contohnya Avon, Toyota, Disneyland,
Pepsodent dan lain-lain.
b) Tanda merek (brand mark), yaitu bagian dari merek yang dapat dikenali,
namun tidak dapat dibaca atau diucapkan. Tanda merek ini berupa logo,
symbol, warna, gambar, desain.
(50)
28
(1) A Quality Product
Sejak kepuasan konsumen digunakan untuk mengukur nilai-nilai
merek (brand values), kualitas adalah nomor satu yang diinginkan
konsumen.
(2) Being First
Menjadi yang pertama dalam pasar, bukan dalam tekhnologi.
(3) Unique Positioning Concept
Merek harus memiliki posisi konsep yang unik, yang akan
membedakan dari pesaingnya,
(4) Strong Communication Program
Brand yang sukses yang harus disertai dengan penjualan yang efektif, pengiklanan, kampanye promosi yang akan mengkomunikasikan
fungsi dari brand itu dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Dengan usaha yang keras, dan komitmen untuk memperkuat
komunikasi itu, maka akan menimbulkan kesadaran konsumen akan
brand tersebut. (5) Time and Consistency
Merek tidak dibangun dalam waktu yang cepat, membutuhkan waktu
untuk membangun merek tersebut dan nilai-nilai yang ada di
dalamnya. Dan memlihara nilai-nilai merek dibutuhkan waktu yang
berkesinambungan secara terus-menerus dan dihubungkan dengan
(51)
29
3. Manfaat Merek
Merek bermanfaat bagi produsen dan konsumen. Bagi produsen, merek
berperan penting sebagai (Tjiptono, 2011:43):
a. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan
produk bagi perusahaan, terutama bagi perusahaan, terutama dalam
pengorganisasian persediaan dan pencatatan akuntansi.
b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.
c. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa
dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.
d. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk para
pesaing.
e. Sumber keunggulan kompetitif,terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas
pelanggan dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.
f. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.
Keller (2003) mengemukakan 7 manfaat pokok merek bagi konsumen,
yaitu sebagai identifikasi sumber produk; penetapan tanggung jawab pada
pemanufaktur atau distributor tertentu; pengurang resiko; penekanan biaya
pencarian (search cost) internal dan eksternal; janji atau ikatan khusus dengan
produsen; alat simbolis yang memproyeksikan citra diri; dan signal kualitas.
Menurut Tjiptono (2011:44) fungsi potensial sebuah merek meliputi
(52)
30
hedonistic dan fungsi etis, sementara itu, mengelompokan manfaat-manfaat merek ke dalam tiga kategori: raritas (manfaat ekonomi atau value for money), Virtositas
(manfaat fungsional dan kualitas) dan complacibilitas (manfaat psikologis atau
kepuasan pribadi). (Ambler, 2002) dalam Tjiptono (2011:44).
4. Pengertian Brand Image
Brand image adalah persepsi konsumen mengenai sebuah merek, yang tercermin dari asosiasi merek yang berada di benak konsumen. Dengan kata lain,
asosiasi merek adalah node informasi lain yang terhubung ke node merek dalam
memori dan mengandung arti merek bagi konsumen. Asosiasi datang dalam segala
bentuk dan mungkin mencerminkan karakteristik dari produk atau aspek
independent dari produk. (Keller, 2013:76)
Brand Image atau brand description yakni deskripsi tentang asosiasi dan
keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Sejumlah teknik kuantitatif dan
kualitatif telah dikembangkan untuk membentuk mengungkap persepsi dan
asosiasi konsumen terhadap sebuah merek tertentu, diantaranya multidimensional
scaling, projection techniques, dan sebagainya (Tjiptono, 2011:112).
Brand Image (citra merek) adalah sekumpulan asosiasi merek yang
terbentuk dan melekat di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan
merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image. Citra merek
ialah persepsi dan keyakinan dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalan
(53)
31
Citra merek kadang-kadang dapat berubah, ketika dibutuhkan suatu
perubahan citra merek maka model peran yang harus ditemukan. Sebagian bagian
dari identifikasi merek, model peran tersebut seharusnya dapat mewakili elemen
identitas inti sebuah merek (Surachman, 2008:108).
5. Pengukuran Citra Merek (Brand Image)
Menurut Keller (2013:77) bahwa pengukuran citra merek dapat dilakukan
berdasarkan pada aspek sebuah merek, yaitu : strength, favorable dan uniqueness
a. Kekuatan (Strength of Brand Associations)
Semakin dalam individu berfikir tentang informasi produk dan
menghubungkan dengan pengetahuan merek yang ada, maka semakin kuat
asosiasi merek yang akan dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi hasil ini
adalah program komunikasi pemasaran yang diciptakan dapat menumbuhkan
brand image dalam bentuk khalayak (personal revelence) dan merupakan program komunikasi pemasaran yang konsisten (consistency) pada suatu waktu
dan sepanjang waktu. (Keller, 2013:78)
Kekuatan asosiasi merek tergantung pada bagaimana informasi masuk
kedalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut bertahan
sebagai bagian dari brand image.
b. Keunggulan (Favorability of Brand Associations)
Asosiasi yang menguntungkan bagi merek adalah asosiasi yang
(54)
32
pesan dapat disampaikan oleh produk atau program komunikasi pemasaran
yang mendukung. Favorable mengarah pada kemampuan merek tersebut
untuk mudah diingat oleh konsumen. Favorable adalah asosiasi – asosiasi yang dapat diharapkan oleh khalayak sasaran (desirable) dan disampaikan
(delivered) secara sukses oleh sebuah produk melalui program komunikasi
pemasaran yang mendukung merek produk tersebut. (Keller, 2013:78)
Kesuksesan sebuah proses pemasaran sering tergantung pada proses
terciptanya asosiasi merek yang menguntungkan, dimana konsumen dapat
dipercaya pada atribut yang diberikan mereka dapat memuaskan kebutuhan
dan keinginan konsumen.
c. Keunikan (Uniqueness of Brand Associations)
Inti dari asosiasi ini adalah merek harus memiliki keunggulan yang
berkelanjutan atau memiliki proposisi penjualan yang unik untuk memberikan
alasan mengapa konsumen harus membelinya. Aspek uniqueness bergantung
pada dua faktor yang dibawakan oleh program komunikasi pemasaran atau
keseimbangan jika dibandingkan dengan asosiasi merek produk lainnya (point
of parity) dan sejauh mana program komunikasi pemasaran memiliki unsur perbedaan (point of difference) jika dibandingkan dengan asosiasi merek
(55)
33
Suatu merek harus memiliki keunggulan yang menjadi alasan bagi
konsumen untuk memilih merek tertentu. Keunikan asosiasi merek dapat
berdasarkan atribut produk, fungsi produk atau citra yang dinikmati.
D. E-Service Quality
1. Pengertian E-Service Quality
Kualitas layanan online pada lingkungan online menjadi sesuatu yang
penting dalam penentuan kesuksesan atau kegagalan dari perdagangan elektronik.
Voss (2003) mendefinisikan layanan dalam lingkungan elektronik (e-service) sebagai “the delivery as service using new media such as the web”. Definisi tersebut berarti penyerahan jasa dengan menggunakan media yang baru yaitu web.
Keberadaan bukti dari kualitas layanan atas penyerahan melalui website
merupakan kesuksesan strategi yang sangat penting di bandingkan dengan harga
murah dan keberadaan web (Zeithaml dkk., 2002).
Parasuraman dkk. (2005) menyatakan definisi kualitas layanan online
(e-service quality) dalam interaksinya dengan website adalah “the extent to which a website facilities efficient and effective shopping, purchasing and delivery”. Penjelasan definisi diartikan sebagai suatu tingkat sebuah website secara efektif
dan efisien memfasilitasi dalam hal berbelanja, melakukan pembelian dan proses
penyerahan dari produk dan jasa. Penilaian kualitas website tidak hanya saat
(56)
34
setelah mendapatkan layanan. Studi sebelumnya mengatakan, kualitas layanan
pada lingkungan online merupakan penentu yang penting dalam hal efektifitas dari
proses e-commerce. Standar tertinggi dari e-service quality berarti keuntungan
potensial dari internet dapat direalisasikan.
Berkembangnya kualitas layanan online akan membuat layanan online
menjadi lebih efektif dan menarik sehingga membantu perusahaan dalam
pencapaian level tertinggi terhadap kepuasan pelanggan. Parasuraman dkk., (2005)
menyatakan, telah menemukan dimensi kualitas layanan online untuk melakukan
pengukuran terhadap e-service quality. Hal tersebut didasarkan atas skala dimensi
kualitas layanan tradisional yang dikembangkan. Pada seri penelitian yang
dilakukan, diidentifikasikan sebelas dimensi kualitas layanan online, yaitu:
a. Kehandalan (reliability): mengoreksi fungsi teknikal dari situs dan ke akuratan
dari layanan yang di janjikan (memiliki persediaan item, penyerahan terhadap
apa yang di pesan, penyerahan seperti yang di janjikan), tagihan dan informasi
produk.
b. Ketanggapan (responsiveness): respon yang cepat dan kemampuan untuk
membantu jika terdapat masalah atau pertanyaan.
c. Akses (access): kemampuan untuk menemukan situs secara cepat dan untuk
mendapatkan lokasi perusahaan ketika dibutuhkan.
d. Fleksibilitas (flexibility): pilihan dalam cara membayar, mengirimkan, membeli,
(57)
35
e. Kemudahan navigasi (ease of navigation): situs mengandung fungsi yang dapat
membantu pelanggan dalam menemukan apa yang dibutuhkan tanpa
mengalami kesulitan, yaitu fungsi pencarian yang baik dan mengijinkan
pelanggan untuk melakukan manuver secara mudah dan cepat berbalik dan
maju melalui halaman-halaman situs.
f. Efesiensi (efficiency): Situs mudah digunakan, terstruktur baik dan berisi
informasi minimum yang dibutuhkan pelanggan sebagai masukan.
g. Jaminan atau kepercayaan (assurance/trust): keyakinan dari pelanggan
melakukan persetujuan dengan situs dan berdasarkan reputasi dari situs tersebut
dan terhadap produk atau jasa yang di jual haruslah jelas dimana informasi
yang di presentasikan adalah benar.
h. Keamanan atau privasi (security/privacy): tingkat dimana pelanggan percaya
bahwa situs tersebut aman dari gangguan dan perlindungan terhadap informasi
pribadi.
i. Pengetahuan harga (price knowledge): tingkat dimana pelanggan dapat
menentukan harga pengiriman, harga total dan harga komparatif selama proses
berbelanja.
j. Estetika situs (site aesthetics): tampilan dari situs.
k. Kustomisasi atau Personalisasi (Customization/personalization): Seberapa besar
dan dan sebagaimana mudahnya situs dapat dikhususkan secara individual
(58)
36
Menurut Zeithaml dkk. (2002), ada beberapa kriteria yang digunakan
pelanggan dalam mengevaluasi kualitas layanan online dan mengevaluasi website,
yaitu:
1). Ketersediaan informasi dan isi (Information availability and content).
Ketersediaan dan kedalaman informasi yang disampaikan sering
ditemukan menjadi sangat penting sebagai alasan dalam berbelanja online. Isi
dari informasi adalah kemampuan dalam mencari harga, kualitas informasi
akan meningkatkan kepuasan terhadap pengalaman dan pembelian produk dan
akan meningkatkan niat untuk kembali mengunjungi dan melakukan
pembelian ulang melalui website.
2). Mudah digunakan (ease of use).
Transaksi yang dilakukan melalui internet-based adalah terlihat kompleks
dan sangat mengintimidasi banyak pelanggan dalam menggunakannya. Sangat
rasional jika kemudahan dalam menggunakan website merupakan faktor yang
menentukan terhadap kualitas layanan online yang dirasakan. Kemudahan
dalam menggunakan website sering diartikan sebagai kegunaan (usability)
dalam konteks online. Fungsi pencarian, kecepatan download, keseluruhan
desain, dan pengorganisasian merupakan elemen kunci yang mempengaruhi
usability.
(59)
37
Keamanan atau privasi merupakan kunci kriteria dalam mengevaluasi
kualitas online. Privasi melibatkan perlindungan terhadap informasi personal
artinya informasi pribadi pelanggan yang dimiliki tidak dipublikasikan kepada
website lainnya (misalnya daftar pembelian), melindungi keadaan tanpa nama, dan menyediakan persetujuan yang diberitahukan. Keamanan dilain pihak
melibatkan perlindungan terhadap risiko dari penipuan, kehilangan keuangan
dalam menggunakan kartu kredit atau informasi keuangan lainnya. Persepsi
keamanan telah menunjukan pengaruh yang kuat terhadap sikap dari
penggunaan layanan online keuangan.
Jenis penilaian e-service quality terhadap situs internet dari perspektif
pelanggan lainnya dikenal dengan nama WEBQUAL (Website Quality).
WEBQUAL diciptakan berdasarkan saluran fungsi kualitas. Menurut Slabey
(dalam Barnes dan Vidgen, 2001) dinyatakan definisi quality function
deployment (QFD) adalah “structured and disciplined process that provides a means to identify and carry the voice of the customer through each stage of product and or service development and implementation” yaitu proses yang terstruktur dan teratur yang disediakan untuk mengidentifikasi dan membawa
keluhan pelanggan melalui tiap tingkatan implementasi dan pengembangan
produk atau jasa.
Barnes dan Vidgen (2001) mengembangkan penilaian kualitas layanan
menjadi tiga dimensi kualitas layanan online yang dikenal sebagai
(60)
38
1) Kualitas informasi website (web information quality), merupakan penilaian
terhadap kualitas informasi yang disediakan. Misalnya akurasi, tepat
waktu, informasi yang dapat dipercaya.
2) Kualitas interaksi website (web interaction quality), merupakan penilaian
terhadap kualitas interaksi antara website dengan pelanggan. Misalnya
reputasi yang baik, keamanan dalam transaksi, keamanan data pribadi,
penyerahan sesuai yang dijanjikan.
3) Kualitas desain situs (site design quality), merupakan penilaian terhadap
bentuk fisik dari website. Misalnya navigasi yang mudah, tampilan yang
menarik, menunjukan tingkat kompetensi.
Skala dimensi SERVQUAL dengan jelas tidak dapat diterapkan secara
langsung pada e-service quality, tetapi dimensi-dimensi tersebut dapat dirancang
ulang untuk mendekati kriteria dari e-service quality. Meskipun demikian
tambahan dimensi diperlukan untuk melengkapi secara utuh rancangan dari
e-service quality.
Parasuraman dkk., (2005) telah mengembangkan dimensi dalam mengukur
kualitas layanan online yang berasal dari service quality secara tradisional. Seperti
yang dinyatakan sebelumnya bahwa definisi dari e-service quality adalah
melibatkan proses pengalaman interaksi dengan website selama dan sesudah
layanan online diterima. Dimensi inti dari proses layanan online telah
dikembangkan sebagai E-S-QUAL (e-core service quality) untuk mengukur
(61)
39
1) Efesiensi (efficiency): Kemudahan dan kecepatan dalam mengakses dan
menggunakan situs. kemampuan dari pelanggan untuk mendapatkan
website, dimana untuk menemukan produk yang diinginkan dan
informasi yang berhubungan dengan produk tersebut, dan mencari
kebenarannya dengan sedikit usaha.
2) Pemenuhan (fulfillment): tingkat bagaimana situs menjanjikan seperti
penyerahan pesanan dan ketersediaan item yang dapat dipenuhi.
Berhubungan dengan akurasi dari janji layanan, memiliki stok persediaan,
dan menyerahkan produk tersebut pada waktu yang di janjikan.
3) Ketersediaan sistem (system availability): fungsi koreksi teknikal dari
situs. Berhubungan dengan fungsional tehnik dari situs, terutama bagian
bagian dari situs yang tersedia dan dapat berfungsi dengan baik
4) Privasi (privacy): tingkat dimana situs aman dan melindungi informasi
pelanggan. Jaminan data perilaku berbelanja pelanggan yang tidak
dibagikan serta informasi dari kartu kredit pelanggan yang aman terjaga.
2. Dimensi E-Service Quality atau e-SQ
Menurut Fandy Tjiptono (2014:363) E-Service Quality terbagi menjadi 7
dimensi yaitu :
(62)
40
Kemampuan pelanggan untuk mengakses website, mencari produk yang
diinginkan dan informasi yang berkaitan dengan produk tersebut dan
meninggalkan situs bersangkutan dengan upaya minimal.
b. Reliabilitas
Berkenaan dengan fungsionalitas teknis situs bersangkutan khususnya
sejauh mana situ tersebut tersedia dan berfungsi sebagai mana mestinya.
c. Fulfillment
Mencakup akurasi janji layanan, ketersediaan stok produk dan
pengiriman produk sesuai dengan waktu yang dijanjikan.
d. Privasi
Berupa jaminan bahwa data perilaku berbelanja tidak akan diberikan
kepada pihak lain manapun dan bahwa informasi kartu kredit pelanggan
terjamin keamanannya.
e. Daya tanggap (Responsiveness)
Merupakan kemampuan pengecer online untuk memberikan informasi
yang tepat kepada pelanggan sewaktu timbul masalah, memiliki mekanisme
untuk menangani pengembalian produk dan menyediakan garansi online.
f. Kompensasi
Meliputi pengembalian uang, biaya pengiriman dan biaya penanganan
produk.
(63)
41
Mencerminkan kebutuhan pelanggan untuk bisa berbicara dengan staff
layanan pelanggan secara online atau melalui telepon (dan bukan
berkomunikasi dengan mesin)
E. Customer Satisfaction
1. Definisi Customer Satisfaction
Menurut Zeithaml dan Bitner (2004:86) Kepuasan adalah memberikan
respon yang penuh kepada konsumen. Dapat dinilai dari sebuah produk atau
fitur-fitur pelayanan, produk atau jasa sendiri, untuk mengetahui sebuah
tingkatan kesenangan dari mengkonsumsi/menggunakan produk atau jasa.
Menurut Kotler, kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dia rasakan dibandingkan dengan
harapannya (Kotler dan Armstrong : 52). Sedangkan Tse dan Wilton (1988)
dalam Lupiyoadi (2004:349) kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah
respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian (disconfirmation) yang
dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan
setelah pemakaiannya. Wilkie (1990) mendefinisikannya sebagai suatu
tanggapan nemosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu
produk atau jasa. Engel, et al (1990) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan
(64)
sekurang-42
kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan
timbul apabila hasil (outcome) tidak memenuhi harapan (Tjiptono, 2004 : 349) .
Kepuasan pelanggan terhadap suatu produk ataupun jasa, sebenarnya sesuatu
yang sulit untuk didapat jika perusahaan jasa atau industri tersebut tidak
benar-benar mengerti apa yang diharapkan oleh konsumen. Untuk produk atau layanan
dengan kualitas yang sama, dapat memberikan tingkat kepuasan yang
berbeda-beda bagi konsumen yang berberbeda-beda. Oleh karena itu, suatu perusahaan harus
selalu memperhatikan kualitas produk maupun pelayanan yang diberikan kepada
konsumen.
Kepuasan pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian
antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya
setelah pemakaian (Rangkuti, 2002:30). Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh
persepsi kualitas jasa, kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat
pribadi serta yang bersifat situasi sesaat.
Dari berbagai pendapat yang dilontarkan para ahli bisa disimpulkan definisi
kepuasan pelanggan adalah respon dari perilaku yang ditunjukkan oleh
pelanggan dengan membandingkan antara kinerja atau hasil yang dirasakan
dengan harapan. Apabila hasil yang dirasakan dibawah harapan, maka pelanggan
akan kecewa, kurang puas bahkan tidak puas, namun sebaliknya bila sesuai
dengan harapan, pelanggan akan puas dan bila kinerja melebihi harapan,
(65)
43
2. Elemen Program Kepuasan Pelanggan
Menurut Tjiptono (2014:358) pada umumnya program kepuasan pelanggan
meliputi kombinasi dari tujuh elemen utama, yakni :
a. Barang dan jasa yang berkualitas
Perusahaan yang ingin menciptakan program kepuasan pelanggan harus
memiliki produk berkualitas baik dan pelayanan prima. Biasanya perusahaan
yang tingkat kepuasan pelanggannya tinggi menyediakan tingkat layanan
pelayanan yang tinggi pula.
b. Relationship marketing
Kunci pokok dalam setiap program promosi loyalitas adalah upaya
menjalin relasi jangka panjang dengan para pelanggan. Jalinan relasi dalam
relationship marketing berlangsung terus menerus dalam jangka panjang dan
tidak berhenti hanya pada satu transaksi penjualan. Relationship marketing
berfokus pada kepuasan nonekonomis, seperti layanan, waktu pengiriman
produk (penyampaian jasa) dan kepastian mengenai kesinambungan pasokan.
Relationship marketing mengutamakan peluang untuk menjalin hubungan yang saling menguntungkan atas dasar kesepakatan yang memuaskan kedua belah
pihak.
c. Program promosi loyalitas
Program promosi loyalitas banyak diterapkan untuk menjalin relasi antara
perusahaan dan pelanggan. Biasanya, program ini memberikan semacam „penghargaan‟ (rewards) khusus (seperti bonus, diskon, voucher dan hadiah
(66)
44
yang dikaitkan dengan frekuensi pembelian atau pemakaian produk/jasa
perusahaan) kepada pelanggan kelas kakap atau pelanggan rutin (heavy users)
agar tetap loyal pada produk dari perusahaan bersangkutan.
d. Fokus pada pelanggan terbaik (best customer)
Pelanggan terbaik bukan sekedar mereka yang termasuk heavy users.
Tentu saja mereka berbelanja banyak, namun kriteria lainnya menyangkut
pembayaran yang lancar dan tepat waktu, tidak terlalu banyak membutuhkan
layanan tambahan dan relatif tidak sensitif terhadap terdapat harga.
e. Sistem penanganan komplain secara efektif
Sistem penanganan complain yang efektif membutuhkan beberapa aspek
(Tjiptono,2014:344) seperti (1) permohonan maaf kepada pelanggan atas
ketidaknyamanan yang mereka alami; (2) empati terhadap pelanggan yang
marah; (3) kecepatan dalam penanganan keluhan; (4) kewajaran atau keadilan
dalam memecahkan masalah/keluhan; dan (5) kemudahan bagi konsumen untuk
menghubungi perusahaan dalam rangka menyampaikan komentar, kritik, saran,
pertanyaan dan komplain
f. Unconditional guarantes
Unconditional guarantes dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan program kepuasan pelanggan. Garansi merupakan janji eksplisit yang
disampaikan kepada para pelanggan mengenai tingkat kinerja yang dapat
diharapkan akan mereka terima. Garansi ini bermanfaat dalam mengurangi
(1)
140
39.
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
29
40.
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
39
41.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
42.
4
4
3
4
4
4
4
2
4
4
37
43.
3
4
3
3
4
4
3
5
3
4
36
44.
4
4
4
3
4
4
3
3
4
4
37
45.
4
5
3
2
1
5
4
1
3
1
29
46.
3
4
3
3
3
3
3
4
3
4
33
47.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
48.
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
38
49.
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
36
50.
3
4
3
3
4
4
4
3
3
3
34
51.
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
38
52.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
53.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
41
54.
4
4
3
3
4
3
2
1
4
3
31
55.
4
4
3
3
4
4
4
3
4
4
37
56.
3
4
4
3
4
4
4
5
2
3
36
57.
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
38
58.
3
4
3
3
3
4
4
4
3
4
35
59.
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
42
60.
4
4
5
3
4
4
4
1
4
4
37
61.
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
38
62.
4
3
3
2
4
3
3
3
4
4
33
63.
4
4
4
4
5
5
5
4
5
5
45
64.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
65.
4
4
4
3
3
3
4
5
3
3
36
66.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
67.
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
39
68.
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
50
69.
4
3
3
2
3
4
4
4
3
4
34
70.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
71.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
72.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
73.
5
4
3
5
4
4
4
2
4
4
39
74.
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
38
75.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
76.
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
27
77.
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
30
78.
3
4
5
4
3
4
4
4
4
4
39
(2)
141
80.
5
4
4
3
4
4
4
4
4
4
40
81.
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
37
82.
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
34
83.
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
36
84.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
85.
3
4
4
3
3
4
3
3
4
4
35
86.
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
28
87.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
41
88.
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
43
89.
3
3
4
3
3
4
3
4
4
4
35
90.
1
5
1
1
1
5
1
1
3
1
20
91.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
92.
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
33
93.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
94.
3
3
3
2
3
4
3
2
3
4
30
95.
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
34
96.
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
33
97.
3
4
4
3
4
4
3
4
3
3
35
98.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
40
99.
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
41
(3)
142
Lampiran 3
Variabel
Brand Image
(X )
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 44.7667 23.909 .709 .889
VAR00002 44.8667 22.878 .745 .886
VAR00003 44.8333 23.109 .837 .883
VAR00004 44.9667 24.033 .569 .895
VAR00005 44.7000 24.148 .501 .899
VAR00006 44.8000 23.752 .557 .896
VAR00007 44.7667 23.082 .647 .891
VAR00008 45.0333 22.516 .708 .888
VAR00009 45.0667 24.616 .454 .901
VAR00010 45.0333 24.723 .512 .898
VAR00011 44.8333 25.316 .482 .899
VAR00012 44.9667 23.137 .806 .884
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
(4)
143
Variabel
E-Service Quality
(X )
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.927 15
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 56.3333 39.885 .657 .922
VAR00002 56.6000 37.972 .659 .922
VAR00003 56.4333 40.806 .503 .926
VAR00004 56.3333 39.609 .614 .923
VAR00005 56.6000 38.524 .592 .924
VAR00006 56.7000 38.631 .568 .925
VAR00007 56.3333 38.092 .756 .919
VAR00008 56.4667 38.947 .660 .922
VAR00009 56.6333 38.447 .689 .921
VAR00010 56.4667 38.809 .616 .923
VAR00011 56.6333 37.620 .734 .919
VAR00012 56.5667 37.633 .674 .922
VAR00013 56.7000 38.493 .776 .919
VAR00014 56.5333 38.878 .741 .920
(5)
144
Variabel
Customer Satisfaction
(Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.849 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
VAR00001 36.1333 12.326 .466 .842
VAR00002 36.1333 11.706 .653 .827
VAR00003 36.2000 11.890 .704 .826
VAR00004 36.3667 10.723 .570 .837
VAR00005 36.1667 12.144 .562 .835
VAR00006 36.2333 11.495 .583 .832
VAR00007 36.2000 11.614 .586 .832
VAR00008 36.1000 12.024 .359 .857
VAR00009 36.2333 11.013 .714 .820
(6)