TNI AL KKP Analisis Kelembagaan .1 Polair

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kelembagaan 4.1.1 Polair Objek analisis kelembagaan adalah tugas pokok dan fungsi tupoksi pada masing-masing kelembagaan penegakan hukum di bidang perikanan. Menurut Pasal 13 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, tugas pokok dan fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia, yaitu meliputi: 1 Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat; 2 Menegakan hukum; dan 3 Memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Apabila melihat dari sejarah hukum Polair, Polair dibentuk berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri No.423Um, tanggal 14 Maret 1951 tentang Penetapan Polisi Perairan sebagai Bagian dari Djawatan Kepolisian Negara terhitung mulai tanggal 1 Desember 1950. Berdasarkan kedua dasar hukum ini dapat diperjelas bahwa seluruh wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar di tengah hamparan laut Indonesia yang sangat luas merupakan tugas dari Polair untuk memelihara keamanan dan ketertiban serta penegakan hukum.

4.1.2 TNI AL

Tugas pokok dan fungsi TNI AL berdasarkan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Tentara Nasional Indonesia, yaitu sebagai berikut: 1 Melaksanakan tugas TNI matra laut di bidang pertahanan; 2 Menegakan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi; 3 Melaksanakan tugas diplomasi AL dalam rangka mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan oleh pemerintah; 4 Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan pengembangan kekuatan matra laut; dan 5 Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut. Tugas pokok TNI secara umum dapat dilihat pada Pasal 7 ayat 1 yaitu pada intinya menegakan kedaulatan dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI dari ancaman dan gangguan. Pada ayat 2 dijabarkan bahwa tugas pokok dilakukan dengan operasi militer untuk perang dan selain perang. Ditambahkan pada operasi militer selain perang diantaranya adalah membantu kepolisian dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam Undang- Undang. Berdasarkan dasar hukum ini, dapat dijelaskan bahwa terdapat kalimat keamanan pada Pasal 9 ayat 2 di wilayah laut. Hal ini harus diperjelas agar tidak terjadi tumpang tindih dengan lembaga lain seperti Polair.

4.1.3 KKP

Tugas pengawas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP dapat dilihat dari Keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP 307DJ-PSDKP2011 Tentang Penetapan Pengawas pada Unit Pelaksana Teknis, Satuan Kerja dan Pos Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan. Keputusan Dirjen tersebut pada urutan kedua mengatakan bahwa pengawas perikanan melaksanakan tugas pengawasan untuk kegiatan: 1 Penangkapan ikan; 2 Pembudidayaan ikan, pembenihan; 3 Pengolahan, distribusi keluar masuk ikan; 4 Distribusi keluar masuk obat ikan; 5 Konservasi; 6 Pencemaran akibat perbuatan manusia; 7 Plasma nutfah; 8 Penelitian dan pengembangan perikanan; 9 Ikan hasil rekayasa genetika; 10 Pengusahaan dan pemanfaatan pasir laut; 11 Pemanfaatan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil serta benda berharga asal muatan kapal tenggelam BMKT berkoordinasi dengan instansi terkait; dan 12 Tugas lainnya yang diberikan oleh pimpinan. Kekuatan Matra Laut √ Pertahanan Laut √ Berdasarkan ketiga tupoksi lembaga penegakan hukum dapat dilihat bahwa ketiganya memiliki persamaan tupoksi namun ada juga perbedaannya. Tabel persamaan dan perbedaan tupoksi ketiga lembaga tersebut dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Tupoksi Lembaga Penegakan Hukum No. Tupoksi Lembaga Polisi TNI AL PSDKP 1. Keamanan √ √ 2. Ketertiban √ 3. Penegakan Hukum √ √ √ 4. Pertahanan √ 5. Diplomasi √ 6. Pembangunan dan Pengembangan 7. Pemberdayaan Wilayah 8. Pengawasan Sumberdaya √ Sumber : Pengolahan data primer Analisis tupoksi lembaga penegakan hukum juga dapat dilihat dengan menggunakan diagram venn. Penggunaan diagram venn bertujuan untuk melihat tupoksi yang beririsan satu lembaga dengan lembaga lain. Keterangan nomor pada diagran venn mengikuti nomor tupoksi pada Tabel 7. Diagram venn didapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Diagram Venn Tupoksi Lembaga Penegak Hukum Berdasarkan diagram venn tersebut, dapat dilihat bahwa polisi memiliki tumpang tindih tupoksi keamanan dengan TNI AL. Ketiga lembaga memiliki tumpang tindih tupoksi penegakan hukum. Tupoksi ketertiban hanya dimiliki oleh Polisi, begitupun dengan tupoksi pengawasan hanya dimiliki PSDKP. Lembaga TNI AL juga memiliki tuposi yang berbeda dengan yang lain, antara lain pertahanan, diplomasi, pembangunan dan pertahanan kekuatan matra laut, dan pemberdayaan wilayah pertahanan laut. Objek penegakan hukum Polisi secara geografis adalah daratan dan lautan. Apabila dispesifikasi permasalahnnya, misalnya tindakan pencurian ikan, maka polair merupakan lembaga yang bertugas untuk memproses secara hukum. TNI AL dengan sangat jelas juga memiliki tugas dalam menegakan hukum di wilayah laut nasional. Jadi apabila ada suatu pelanggaran di laut, maka TNI AL juga merupakan lembaga yang bertugas untuk memprosesnya secara hukum. Pengawas SDKP juga memiliki tugas penegakan hukum, walau tidak disebutkan secara jelas, namun kegiatan yang disebutkan dalam Keputusan Dirjen merupakan kegiatan yang apabila dilanggar, akan terjerat hukum. Sebagai contoh kegiatan penangkapan ikan, apabila terjadi pelanggaran dalam kegiatan penangkapan ikan maka dapat dikenakan sangsi hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku yakni dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Dengan demikian jelas bahwa ketiga lembaga tersebut memiliki tugas sama yakni penegakan hukum di wilayah laut nasional.

4.2 Analisis Hukum