2.3 Wilayah Laut Indonesia
Indonesia menurut Konvensi Hukum Laut 1982 UNCLOS ’82 memiliki beberapa rezim laut yang dibedakan berdasarkan derajat dan tingkat kewenangan
dalam kaitannya dengan pengelolaan sumberdaya kelautan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.
2.3.1 Wilayah laut dengan hak kedaulatan penuh
Wilayah laut dengan hak kedaulatan penuh bagi Indonesia atau dapat disebut juga sebutan wilayah kedaulatan Indonesia. Indonesia memiliki
kedaulatan mutlak atas ruang udara dan dasar laut serta tanah di bawahnya. Wilayah ini meliputi perairan pedalaman, perairan nusantara, dan laut teritorial.
1 Perairan Pedalaman Internal Waters. Perairan pedalaman merupakan wilayah Indonesia dimana terdapat
kedaulatan mutlak dan kapal-kapal asing tidak mempunyai hak lintas. Perairan Indonesia merupakan laut yang terletak pada sisi darat dari garis pangkal, atau laut
yang terletak pada sisi darat dari garis penutup teluk di perairan kepulauan. 2 Perairan Nusantara atau Perairan Kepulauan Archipelagic Water.
Wilayah perairan ini dapat dipahami sebagai laut yang terletak di antara pulau, dibatasi atau dikelilingi oleh garis pangkal, tanpa memperhatikan
kedalaman dan lebar laut tersebut. Kapal asing memiliki hak lintas berdasarkan prinsip lintas damai innocent passage dan bagi kepentingan pelayaran
intenasional kapal asing juga memiliki hak lintas melalui Alur Laut Kepulauan Indonesia ALKI atau sea lanes. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37
Tahun 2002, Indonesia memiliki tiga ALKI. Hak lintas kapal asing berdasarkan prinsip Lintas Damai dan ALKI memberdakan antara hak dan kewenangan antara
perairan pedalaman dan perairan nusantara. 3 Laut Teritorial Territorial Sea.
Laut Teritorial merupakan wilayah perairan di luar perairan kepulauan yang lebarnya tidak melebihi 12 mil laut diukur dari garis pangkal pantai.
Indonesia memiliki kedaulatan penuh terhadapnya. Seperti halnya yang berlaku di wilayah perairan kepulauan, kapal asing memiliki hak lintas berdasarkan Lintas
Damai dan hak lintas berdasarakn ALKI.
2.3.2 Wilayah laut dengan hak berdaulat
Wilayah laut dengan hak berdaulat adalah wilayah laut dimana suatu negara memiliki hak terhadap kekayaan alam yang dikandung serta memiliki
kewenangan untuk mengatur beberapa hal di wilayah tersebut. 1 Zona Tambahan Contiguous Zone.
Zona tambahan ditetapkan sampai dengan 12 mil laut di luar laut teritorial atau sampai dengan 24 mil laut diukur dari garis pangkal pantai terluar. Pada zona
ini Indonesia memiliki hak untuk dapat melaksanakan kewenangan tertentu dalam mengontrol
pelanggaran terhadap
aturan-aturan di
bidang bea
cukai, keuanganfiskal, kerantina kesehatan, pengawasan imigrasi, dan menjamin
pelaksanaan hukum di wilayahnya. 2 Zona Ekonomi Ekslusif Exclusive Economi Zone.
Konvensi hukum laut 1982 Pasal 55 dan 56 ayat 1a menyebutkan bahwa Zona Ekonomi Ekslusif ZEE adalah suatu daerah di luar dan berdampingan
dengan laut teritorial. Lebar ZEE tidak lebih dari 200 mil laut dari garis pangkal pantai terluar. Indonesia di perairan ZEE memiliki hak berdaulat atas eksplorasi
dan eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumberdaya alam, baik hayati maupun non hayati yang terdapat di kolom perairan. Hak berdaulat lainnya adalah
berkenaan dengan kegiatan untuk keperluan eksplorasi dan eksploitasi ekonomi seperti produk energi dari air, arus, dan angin. Indonesia juga memiliki kewajiban
untuk memelihara lingkungan laut, mengatur dan mengizinkan penelitian ilmiah kelautan, serta memberikan izin pembangunan pulau buatan, instalasi, dan
bangunan laut lainnya. Pemerintah telah mengeluarkan dasar hukum untuk mengatur wilayah ini yakni pada Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang
ZEEI. Zonasi dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Zona ratifikasi UNCLOS 1982
3 Landas Kontinental Continental Shelf. Landas kontinen merupakan wilayah dimana suatu negara pantai memiliki
kewenangan atas kekayaan alam yang terkandung di dasar laut dan tanah di bawahnya. Daerah di bawah permukaan yang terletak di luar laut teritorial,
sepanjang kelanjutan alamiah daratannya hingga pinggiran luar tepian kontinental continental margin, atau hingga jarak 200 mil dari garing pangkal dari lebar laut
teritorial diukur. Negara pentai diperbolehkan untuk menetapkan batasan luar landas kontinental lebih dari 200 mil dengan ketentuan:
1 Lebar maksimum tidak boleh lebih dari 350 mil laut diukur dari garis pangkal;
2 Tidak melebihi 100 mil laut diukur dari garis kedalaman 2500 m; 3 Tidak melebihi lebar 60 mil laut dari kaki lereng kontinen;
4 Garis terluar dengan titik-titik ketebalan batu endapan adalah paling sedikit 1 dari jarak terdekat antara titik-titik terluar dan kaki lereng kontinen.
2.3.3 Wilayah laut tanpa kedaulatan wilayah