Analisis Kebijakan Metode Analisis Data .1

Tabel 6 Variabel kewilayahan Wilayah Lembaga Perairan Perairan Laut Pedalaman Kepulauan Teritorial ZEEI Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang ZEEI Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 junto Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI Kesepakatan Bersama antara Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia No: 10KBDep.KP2003 atau No.Pol: B4042VIII2003 tentang Penegakan Hukum di Bidang Kelautan dan Perikanan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.11Men2006 tentang Perubahan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.13MEN2005 tentang Forum Koordinasi Penanganan Tindak Pidana di Bidang Perikanan

3.3.3 Analisis Kebijakan

Analisis kebijakan menggunakan analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats SWOT dan matriks Quantitative Strategic Planning Management QSPM. 1 Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats SWOT Analisis digunakan untuk memberikan rekomendasi efektifitas penegakan hukum. Analisis SWOT merupakan suatu metode yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Seperti diutarakan sebelumnya pada tinjauan pustaka bahwa metode ini digunakan untuk meneliti adanya kekuatan strengths, kelemahan weaknesses, peluang opportunities, dan ancaman threats. Tahap pertama adalah pembuatan tabel internal kekuatan dan kelemahan dan eksternal ancaman dan peluang masing-masing lembaga. Setelah didapatkan dari ketiga lembaga tersebut, kemudian disatukan. Hal ini bertujuan untuk menentukan strategi bersama.Tahapan kedua yaitu pembuatan matriks Faktor Strategi Internal IFAS dan Faktor Strategi Eksternal EFAS. Proses pengisian dapat dilihat pada paparan sebelumnya di tinjauan pustaka. Nilai total yang dihasilkan akan menunjukkan bagaimana reaksi suatu organisasi atau instansi terhadap faktor internal dan eksternal yang ada. Perhitungan nilai dimulai dari skala 1 sampai dengan skala 4. Kriteria nilai adalah sebagai berikut: 1 Lembaga penegakan hukum sangat tidak dapat diandalkan untuk melakukan fungsi pengawasan karena faktor internal dan eksternal sangat tidak mendukung; 2 Lembaga penegakan hukum tidak dapat diandalkan untuk melakukan fungsi pengawasan karena masih banyak faktor yang belum mendukung; 3 Lembaga penegakan hukum dapat diandalkan untuk melakukan fungsi pengawasan karena banyaknya faktor pendukung meskipun masih ada beberapa faktor yang kurang mendukung; 4 Lembaga penegakan hukum sangat dapat diandalkan untuk melakukan fungsi pengawasan karena faktor internal dan eksternal sangat mendukung dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan yang akan diambil. Tahapan ketiga adalah analisis data yang dilakukan dengan pembuatan tabel strategi SWOT. Semakin tinggi nilai total bobot x rating yang diperoleh dalam perhitungan maka kebijakan strategi alternatif yang ditetapkan semakin tepat bagi lembaga penegakan hukum. 2 Matriks Quantitative Strategic Planning Management QSPM Langkah-langkah dalam membuat matriks QSPM adalah sebagai berikut : 1 Buatlah daftar peluangancaman eksternal kunci dan kekuatankelemahan internal kunci di kolom kiri QSPM. 2 Berilah bobot pada setiap faktor internal dan eksternal kunci. 3 Periksalah matriks-matriks pencocokan dan kenalilah strategi-strategi alternatif yang harus dipertimbangkan untuk diterapkan. 4 Tentukan nilai daya tarik AS. Cakupan daya tarik adalah : 1 = tidak menarik; 2 = agak menarik; 3 = wajar menarik; 4 = sangat menarik. 5 Hitunglah nilai total daya tarik WS. Total nilai daya tarik didefinisikan sebagai hasil mengalikan bobot dengan daya tarik di masing-masing baris. 6 Hitunglah jumlah total nilai daya tarik. Jumlahkan total nilai daya tarik di masing-masing kolom strategi QSPM, jumlah total nilai daya tarik mengungkapkan strategi yang paling menarik David, 2003. Pada analisis QSPM umumnya sama seperti pada analisis SWOT. Semakin tinggi nilai total bobot x rating yang diperoleh maka prioritas kebijakan strategi alternatif yang ditetapkan semakin baik. sebaliknya apabila nilai yang diperoleh kecil, maka prioritas kebijakan strategi alternatif kurang baik. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kelembagaan 4.1.1 Polair