Penentuan perlakuan terbaik Tahap Karakterisasi APG .1 Kemampuan menurunkan tegangan permukaan

Tabel 5 Perbandingan karakteristik APG sintesis dan APG Komersial Karakteristik APG Sintesis APG Komersial Perlakuan penambahan arang aktif 0 dan NaBH 4 Perlakuan terbaik proses pemurnian Kejernihan T 27,86 59,02 77,04 Kemampuan untuk menurunkan tegangan permukaan 61,18 61,94 58,89 Kemampuan untuk menurunkan tegangan antarmuka 94,88 95,60 93,57 Kestabilan emulsi 72,0 81,71 73,2 Tinggi Busa 57,5 62,5 67,5 Kestabilan Busa menit 312,5 315 342,5 Hasil perbandingan ini dapat dilihat bahwa APG hasil sintesis memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan APG komersial. Perbedaan karakteristik ini disebabkan oleh perbedaan penggunaan alkohol lemak. APG komersial menggunakan alkohol lemak campuran dari C 10 -C 16 , sedangkan APG sintesis menggunakan alkohol lemak C 12 .

4.4 Perhitungan biaya bahan baku untuk produksi APG

Perhitungan biaya bahan baku untuk memproduksi APG dilakukan dengan basis 1 ton tapioka. Dari 1 ton tapioka akan menghasilkan 1,8 ton APG kasar atau 3,7 ton APG murni. Bahan baku yang digunakan yaitu: tapioka, PTSA, butanol, alkohol lemak C 12 , DMSO, NaOH, NaBH 4 , H 2 O 2 , dan MgO. Perhitungan neraca massa produksi APG dapat dilihat pada Lampiran 16. Berdasarkan neraca massa diperoleh kebutuhan bahan baku dan jumlah produk yang dihasilkan. Untuk memproses 1 ton tapioka dibutuhkan biaya bahan baku sebesar Rp. 35.341.409 untuk menghasilkan APG murni. Sedangkan jika hanya memproduksi APG kasar dibutuhkan biaya bahan baku sebesar Rp. 27.645.531. APG murni yaitu APG kasar yang telah melalui proses pemucatan menggunakan H 2 O 2 dan penambahan akuades hingga konsentrasi bahan aktif APG 50. Biaya bahan baku produksi APG dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Biaya bahan baku pembuatan APG Bahan Baku Berat kg Harga Rp.kg Total Rp. Tapioka 1.000,00 2.500 a 2.500.000,00 PTSA 47,55 47.500 a 2.258.625,00 Butanol 388,27 10.650 a 4.135.092,60 Dodekanol 1.123,76 15.420 a 17.328.322,48 DMSO 107,38 12.350 a 1.326.088,03 NaOH 27,83 3.500 b 97.403,56 NaBH 4 12,94 522.500 c 6.763.237,43 H 2 O 2 73,94 12.500 b 924.321,91 MgO 1,84 4.500 b 8.318,89 Total biaya APG murni 35.341.409,91 Total biaya APG kasar 27.645.531,67 Sumber : a www.alibaba.com b www.icis.comstaticpagesa-e.htm c www.linkinghub.elsevier.com 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan : 1. Perlakuan terbaik untuk proses butanolisis yaitu kombinasi rasio mol katalis : pati yaitu 0,027 : 1 dan suhu 140 O C. Pada perlakuan ini memiliki nilai kejernihan T sebesar 45,75 dan residu total gula sebesar 69.345,2 ppm atau sebesar 39,70. 2. Perlakuan terbaik pada proses pemurnian adalah kombinasi penambahan konsentrasi arang aktif 0 dan NaBH 4 0,2 dilihat dari karakteristik warna 59,02 Tdan kinerja produk yaitu kemampuan untuk menurunkan tegangan permukaan 61,94, kemampuan untuk menurunkan tegangan antarmuka 95,6, stabilitas emulsi 81,71, tinggi busa 62,5 dan kestabilan busa 315 menit. Hasil analisa gugus fungsi APG sintesis menunjukkan lintasan yang mirip dengan APG komersial. Nilai HLB APG hasil sintesis dan APG komersial masuk dalam kisaran surfaktan pengemulsi ow. 3. Kemampuan untuk menurunkan tegangan permukaan dan tegangan antar muka serta kestabilan emulsi APG hasil sintesis memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan APG komersial, namun nilai kejernihan dan pembusaan APG hasil sintesis lebih rendah jika dibandingkan dengan APG komersial. 4. Biaya bahan baku untuk memproduksi APG murni dengan basis perhitungan 1 ton tapioka yaitu sebesar Rp. 35.341.409, sedangkan untuk memproduksi APG kasar yaitu sebesar Rp. 27.645.531.

5.2 S a r a n

Dari hasil penelitian ini dapat disarankan untuk penelitian selanjutnya yaitu : 1. Penelitian lanjutan mengenai aplikasi dalam produk sehingga dapat dievaluasi pengaruh proses pemurnian terhadap berbagai konsentrasi APG