Pemilihan rasio mol dan suhu terbaik proses butanolisis

Gambar 16 APG Kasar Hasil proses destilasi

4.2.2.5 Proses pemucatan bleaching

Sebelum dilakukan pemucatan, APG kasar hasil dari proses distilasi dilarutkan terlebih dahulu dengan perbandingan penambahan akuades suhu 90 O C 1 : 1 dengan APG kasar hingga konsentrasi bahan aktif APG 50. Setelah dipanaskan suhu diturunkan hingga 70 O C kemudian dilakukan penambahan MgO 500 ppm dan H 2 O 2 35 sebanyak 2 bb dari larutan. Selama penambahan H 2 O 2 suhu akan naik hingga 110 O C. Proses ini berlangsung selama kurang lebih 45 menit hingga gelembung akibat penambahan H 2 O 2 hilang. Kemurnian H 2 O 2 yg digunakan tidak boleh lebih dari 50 dan penambahan pada saat bleaching tidak boleh lebih dari 3, karena sifat H 2 O 2 yang sangat oksidatif Hill et al. 2000. Penambahan H 2 O 2 berlebih akan menyebabkan kerusakan pada produk APG sehingga APG yang dihasilkan menjadi 2 lapisan. hal ini menandakan bahwa ikatan antara gugus hidrofilik dan hidrofobiknya telah rusak. Hasil proses pemucatan dapat dilihat pada Gambar 17.

4.2.2.6 Karakteristik kejernihan

Pembentukan warna gelap selama proses sintesis APG terjadi karena terbentuknya polidekstrosa selama proses transasetalisasi karena kondisi asam, suhu tinggi dan kandungan air. Warna gelap juga terbentuk dari degradasi glukosa menjadi hidroksil metil furfural HMF. Arang aktif telah dikenal sebagai salah satu absorben yang mampu menyerap zat warna, sehingga dapat mengurangi warna gelap produk. NaBH 4 merupakan senyawa hidrogenasi yang mampu mereduksi glukosa menjadi sorbitol yang lebih tahan panas. Setelah dilakukan pemucatan terjadi perubahan warna pada produk APG, produk yang dihasilkan berwarna putih kekuningan hingga coklat muda Gambar 18. APG hasil sintesis berbentuk pasta sedangkan APG komersial bersifat cairan kental berwarna keruh transparan. Hal ini disebabkan karena APG komersial mengkombinasikan alkohol lemak C 8 , C 10 , C 12 dan C 14 . Menurut Ware et al 2007 sintesis APG menggunakan alkohol lemak C 8 dan C 10 akan menghasilkan APG yang berisfat cairan kental, sedangkan menggunakan alkohol lemak C 12 akan menghasilkan APG yang berbentuk pasta. Pada alkohol lemak dengan jumlah C yang lebih tinggi, APG yang dihasilkan akan berbentuk padat pada suhu kamar. Gambar 17 Produk APG murni hasil proses pemucatan bleaching Hasil penelitian ini menunjukkan nilai kejernihan sebagai Transmisi berkisar antara 27,86 –63,68. Hasil analisa ragam menunjukkan bahwa faktor penambahan arang aktif berbeda nyata terhadap kejernihan APG yang dihasilkan, demikian pula dari faktor penambahan NaBH 4 berpengaruh nyata terhadap kecerahan APG yang dihasilkan. Interaksi kedua faktor antara penambahan arang aktif dan penambahan NaBH 4 menunjukkan hasil yang berpengaruh nyata. Hasil uji D uncan α=0,05 menunjukkan faktor penambahan NaBH 4 0,2 dan 0,3 tidak berbeda nyata, namun berbeda nyata dengan penambahan NaBH 4 0 dan Arang Aktif 0 Arang Aktif 5 Arang Aktif NaBH 4 NaBH 4 NaBH 4 NaBH 4 0,3