Transasetalisasi S u r f a k t a n

H 2 O 2 + HO 2 → H 2 O + O 2 + HO Pada proses pemucatan diharapkan yang terjadi pada persamaan reaksi yang pertama karena menghasilkan ion HOO - sedangkan dengan adanya logam transisi maka dekomposisi hidrogen peroksida akan diarahkan mengikuti persamaan reaksi yang kedua. Pada reaksi yang kedua proses pemucatan berlangsung dengan memberikan efek oksidasi dengan terbentuknya senyawa O 2 namun daya pemucatannya kurang efektif jika dibandingkan dengan persamaan pertama Fuadi dan Sulistya 2008

2.2.7 Katalis

Pemilihan katalis pada proses sintesa APG sangat menentukan keberhasilan terbentuknya ikatan asetal serta memperpendek proses sintesa berlangsung. Katalis-katalis asam yang dapat digunakan pada tahapan proses asetalisasi meliputi : 1. Asam anorganik: asam fosfat, asam sulfat, asam klorida, dll. 2. Asam organik: asam triflouroasetat, asam p-toluena sulfonat, asam sulfosuksinat, asam kumena sulfonat, asam lemak tersulfonasi, ester asam lemak tersulfonasi, dll. 3. Asam dari surfaktan: asam alkil benzena sulfonat, alkohol lemak sulfat, alkoksilat alkohol lemak sulfat, alkil sulfonat rantai lurus, alkil ester dari asam sulfosuccinat, alkil naphthalena sulfonat, dll. Dari katalis tersebut diatas dipilih katalis organik asam p-toluena sulfonat, karena katalis tersebut cenderung bersifat organik dan dapat terurai serta berupa asam lemah. Jika menggunakan asam kuat, kemungkinan asam akan bereaksi dengan menghidrolisa glukosa. Penggunaan asam lemah juga akan memudahkan dalam proses netralisasi. Selain itu asam p-toluena sulfonat juga bersifat tidak korosif terhadap pipa besi ataupun stainless steel Hill 2000. Buchanan et al. 2000, menentukan katalis asam yang digunakan dalam proses butanolisis dengan perbandingan rasio molmol katalis yaitu 0,018 – 0,036. Sedangkan untuk reaksi transasetalisasi ditambahkan katalis kira-kira 25-50 dari berat katalis pertama.

2.2.8 Natrium Borohidrat NaBH4

Natrium borohidrat dikenal juga sebagai natrium tetrahidroborat, merupakan senyawa pereduksi anorganik dengan rumus NaBH 4 . Senyawa ini berbentuk padat berwarna putih, biasa terdapat berbentuk serbuk ataupun granula. Kegunaan senyawa ini sangat luas baik dalam skala laboratorium maupun skala teknis. Sebagian besar digunakan dalam pemucatan pulp kayu. Berat molekul NaBH 4 yaitu 37,83 molg, dan nilai densitas 1,0740 gcm 3 . NaBH 4 biasa digunakan untuk mengubah gugus aldehid dan keton menjadi gugus alkohol Anonim 2010b. Himakumar et al. 2006 menyatakan bahwa NaBH 4 merupakan senyawa pereduksi yang menyimpan unsur hidrogen, dan bereaksi dengan air untuk menghasilkan sejumlah hidrogen. Reaksi NaBH 4 dan air dapat dilihat pada persamaan reaksi berikut: NaBH 4 + 4H 2 O → NaBO 2 .2H 2 O + 4 H 2 + 300 kl Sejumlah H 2 yang dihasilkan dari reaksi tersebut digunakan untuk mengubah gugus aldehid pada glukosa ataupun gugus keton pada fruktosa menjadi sorbitol. Sorbitol diketahui lebih tahan pada suhu tinggi sehingga pada proses destilasi yang menggunakan suhu 140-180 O C sorbitol tidak mengalami kerusakan hingga penbentukan warna gelap dapat dihindari. McCurry et al 2000, menambahkan 1 g NaBH4 pada setiap 10-20 g kelebihan glukosa yang tidak bereaksi. Reaksi pembentukan gugus alkohol dari gugus aldehid ataupun keton dengan menggunakan NaBH 4 dapat juga dimulai dengan ionisasi NaBH 4 menjadi Na + + BH4 - . Mula-mula salah satu atom H dari BH 4 mendekati ikatan rangkap C=O. salah satu ikatan akan bergeser ke O sehingga atom H akan berikatan dengan C. Atom O - akan mengikat salah satu atom H dari air hingga membentuk gugus alkohol. Secara simultan gugus BH 3 - mampu berikatan dengan atom O + Fox dan Whitesell 1994 Proses ini dapat dilihat pada Gambar 4.