Pengendalian Kebisingan Kebisingan Noise

10 Selain berdampak pada gangguan pendengaran, menurut Chanlett 1979, ada empat efek lainnya, yaitu: 1. Gangguan tidur dan istirahat 2. Mempengaruhi kapasitas kerja pekerja 3. Dalam segi fisik, seperti pupil membesar, dll. 4. Dalam segi psikologi, seperti stress, penyakit mental, dan perubahan sikap atau kebiasaan.

2.2.3. Pengendalian Kebisingan

Kebisingan yang terjadi di lingkungan kerja akan menimbulkan kerugian pada pekerja. Kebisingan mesin tidak mungkin dihilangkan, sehingga dibutuhkan tindakan efektif untuk mengatasi kebisingan antara lain mengurangi bising pada sumber bisingnya dengan pemasangan isolator baik pada mesin maupun pada dinding ataupun atap bangunan. Wilson 1989 merekomendasikan pengendalian kebisingan dengan dua alternatif, yaitu: disain mesin atau peralatan dan sistem operasi mesin, dan disain konstruksi bangunan. Disain mesin sebagai sumber utama kebisingan mendapat pertimbangan utama untuk didahulukan. Disain ini meliputi banyak hal tentang komponen-komponen yang sering menimbulkan kebisingan, diantaranya: motor listrik, transmisi gear, pompa, sabuk, puli, poros, cam, bearing, tombol, dan katup. Pengendalian kebisingan juga dapat dilakukan dengan menggunakan alat pelindung telinga APT. Menurut McCormick dan Sanders 1970, ada dua tipe APT, yaitu APT permanen earmuffs dan earplugs dan APT tidak permanen sumbat telinga seperti kapas dan glassdown. APT ini dapat mereduksi kebisingan antara 35-60 dB. Menurut Sembodo 2004, selain tutup telinga dan sumbat telinga, untuk mengurangi kebisingan ada yang menggunakan helm. Jika sumbat telinga mampu mereduksi 8-30 dB dan tutup telinga 25-40 dB, helm mampu mereduksi kebisingan hingga 40-50 dB. Peterson 1977 menyarankan upaya pengendalian kebisingan sebagai berikut: 1. Pengendalian Keteknikan, yaitu memodifikasikan peralatan penyebab kebisingan, modifikasi proses dan modifikasi lingkungan dimana peralatan dan proses tersebut berjalan. 2. Pengendalian Sumber Kebisingan, dilakukan dengan substitusi antara mesin, proses, dan material terutama penambahan penggunaan spesifikasi kebisingan pada peralatan baru. 3. Pelindung Diri, yaitu dengan menggunakan sumbat telinga dan tutup telinga. Alat-alat tersebut dapat mengurangi intensitas kebisingan sekitar 20-25 dB. 4. Pengendalian dengan modifikasi lingkungan, bila radiasi kebisingan dari bagian-bagian peralatan tidak dapat dikurangi maka dapat digunakan peredam getaran, rongga resonansi, dan peredam suara. Selain itu, untuk mengurangi kebisingan bisa dilakukan pengendalian di dalam gedung dan diluar gedung. Desain konstruksi bangunan masuk dalam pengendalian barrierpenghalang. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam konstruksi bangunan misalnya konstruksi tembok, konstruksi dan jenis ubin, konstruksi pintu dan jendela, konstruksi ventilasi, dan konstruksi langit-langit serta konstruksi atap. Sebagai dasar menentukan konstruksi bangunan tabel 7 di bawah ini memuat data tingkat reduksi kebisingan dari berbagai material dengan ketebalam tertentu. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 11 Tabel 7. Tingkat reduksi kebisingan berbagai material dengan ketebalan tertentu Bahan Tingkat Reduksi Kebisingan dB Ketebalan 3 mm 5 mm 10 mm 20 mm Kaca 5-10 7-15 10-20 15-25 Baja 10-15 12-20 15-25 22-32 Kayu triplekslapis 5-9 9-12 10-15 12-20 Beton 8-12 10-18 12-20 18-25 Fiber glass 9-15 9-14 12-25 20-30 Sumber: Sembodo, 2004 Bekerja sambil mendengarkan musik juga dapat membiaskan kebisingan, karena mempengaruhi otak untuk bekerja lebih semangat dan berprestasi. Dalam pekerjaan yang monoton, berulang-ulang, dan yang hanya memerlukan sedikit perhatian, musik akan menguntungkan, tetapi terhadap pekerjaan yang murni intelektual efeknya masih diragukan Sastrowinoto, 1985.

2.3. Pengolahan Teh