Pengendalian Kebisingan HASIL DAN PEMBAHASAN

43 Gambar 20. Tindakan pekerja jika mengalami gangguan pendengaran. Dari hasil kuisioner, diketahui bahwa hampir keseluruhan pekerja bekerja 8 jam kerjahari 66.67, sedangkan pekerja yang lain ada yang bekerja kurang dari 8 jam kerjahari 13.33, bahkan ada juga pekerja yang bekerja lebih dari 8 jam kerjahari 20. Perbedaan jam kerja ini disebabkan oleh perbedaan pekerjaan pada masing-masing ruangan. Untuk ruang penggilingan dan pengeringan, pekerja bekerja lebih dari 8 jam kerjahari, sedangkan untuk ruang pembeberan, pekerja bekerja kurang dari 8 jam kerjahari. Sebanyak 100 pekerja menjawab ada waktu istirahat selama bekerja. Waktu istirahat dilakukan secara bergantian antara pekerja yang satu dengan pekerja yang lainnya karena proses produksi berlangsung secara kontinyu. Sebagian besar pekerja 46.67 tidak menggunakan alat pelindung telinga selama berada di dalam ruangan bising sehingga akan sangat mudah terkena gangguan pendengaran. Alasan para pekerja tidak menggunakan alat pelindung telinga karena alat tersebut tidak nyaman, alat tersebut bisa mengganggu sistem gerak pekerja pada saat bekerja, dan jika menggunakan alat pelindung telinga pekerja tidak dapat mengetahui apakah ada mesin yang mati atau rusak. Akan tetapi, ada sebagaian pekerja 53.33 yang peduli terhadap kesehatan mereka dengan menggunakan alat pelindung telinga pada saat bekerja. Beberapa alat pelindung telinga yang digunakan oleh para pekerja antara lain kapas, earplug, dan topi. Sebagian dari pekerja belum mengetahui efek dari kebisingan dan manfaat dari penggunaan alat pelindung telinga. Oleh karena itu, perlu diadakan program penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja terutama untuk efek kebisingan dan penanggulangannya.

4.4. Pengendalian Kebisingan

Pengendalian kebisingan merupakan hal yang wajib diterapkan dalam suatu pabrik yang menghasilkan kebisingan pada level tertentu. Namun, pengendalian kebisingan tersebut tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar perancangan pabrik yaitu faktor kelayakan ekonomi, faktor safety, kemudahan operasi alat, dan kemudahan maintenance. Setelah dilakukan pengukuran kebisingan pada ruang penggilingan, pengeringan, dan sortasi, dan telah diketahui waktu yang aman untuk berada di dalam ruangan tersebut, maka perlu 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 tindakan pekerja Pe rsen ta se tidak berbuat apa-apa meminta saran ke teman berobat ke dokter tidak bekerja 44 dilakukan pengendalian kebisingan agar pekerja bisa bekerja melebihi waktu aman yang telah ditetapkan tanpa mengganggu kesehatan pekerja. Pengendalian pada masing-masing ruangan untuk setiap shift tersebut dilakukan dengan mereduksi kebisingan sampai berada di bawah nilai ambang batas yang telah di tentukan. Nilai Ambang Batas NAB yang telah ditetapkan Menaker RI adalah 85 dBA. Pereduksian kebisingan dilakukan agar tidak mengganggu kenyamanan dan kesehatan pekerja saat bekerja. Tabel 15 menunjukkan tingkat reduksi kebisingan yang diperlukan untuk masing-masing ruangan pada tiap shift. Tabel 18. Besar reduksi kebisingan yang diperlukan Ruang Shift Kebisingan dBA Intensitas Batas Reduksi Penggilingan 1 95.2 85 10.2 2 91.7 85 6.7 Pengeringan 1 98.5 85 13.5 2 95.9 85 10.9 Sortasi 1 101 85 16 2 90 85 5 Dalam buku Kesehatan dan Keselamatan Kerja 1984 dalam Baiquni 2009, dijelaskan bahwa fungsi alat pelindung telinga adalah untuk menurunkan intensitas kebisingan yang mencapai alat pendengaran. Pengurangan intensitas kebisingan dari alat pelindung telinga ini tergantung dari jenisnya, cara pemakaiannya, serta keterangan penggunaannya. Kebisingan yang tinggi di masing-masing ruangan menyebabkan pekerja harus menggunakan alat pelindung telinga. Pekerja yang bekerja di daerah-daerah yang besar kebisingannya melebihi 100 dBA dianjurkan menggunakan APT jenis tutup telinga yang dapat mereduksi kebisingan sekitar 25-40 dB, sedangkan untuk daerah-daerah yang besar kebisingannya masih di bawah 100 dBA cukup dengan menggunakan APT jenis sumbat telinga yang dapat mereduksi kebisingan sekitar 8-30 dB. Berdasarkan besar kebisingan dan reduksi yang diperlukan, maka untuk ketiga ruangan yang diukur yaitu ruang penggilingan, pengeringan, dan sortasi dianjurkan menggunakan sumbat telinga pada shift 1 dan shift 2 karena kebisingan maksimum diruangan ini masih di bawah 100 dBA dengan tingkat reduksi berkisar 6.7 – 10.2 dBA untuk ruang penggilingan, 10.9 – 13.5 dBA untuk ruang pengeringan, dan 5-16 dBA untuk ruang sortasi. Penggunaan APT secara benar dan teratur oleh pekerja dapat mengurangi resiko terjadinya gangguan pendengaran. Namun, pada kenyataannya, banyak pekerja yang tidak menggunakan APT. Hanya sebagian pekerja yang menggunakan APT berupa kapas. Penyediaan APT dari perusahaan dalam jumlah yang sedikit serta tidak adanya peraturan khusus yang mewajibkan semua pekerja menggunakan APT, menjadi salah satu faktor yang membuat pekerja tidak menggunakan APT pada saat bekerja. Contoh alat pelindung telinga beserta reduksi kebisingan dan harga dapat dilihat pada lampiran 6. Menurut jenisnya alat pelindung telinga terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Sumbat Telinga Dapat dibuat dari kapas, plastik, karet alami, dan sintetis. Pengurangan tekanan bising pada sumbat telinga ini adalah berkisar 8-30 dB. Hal ini tergantung pada longgar tidaknya pemasangan sumbat telinga menutup lubang telinga. Daya proteksi alat ini Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software 45 kurang untuk besar bising di atas 100 dB, tidak dapat dipakai bila ada infeksi telinga, sulit dimonitor pemakaiannya karena dari jauh tidak terlihat, harus disediakan berbagai ukuran dan mudah hilang karena kecil, serta perlu perawatan untuk menjaga kebersihan. 2. Tutup Telinga Dapat dipakai pada tekanan bising sampai dengan 110 dB karena dapat mengurangi tekanan bising sekitar 25-40 dB, dapat digunakan walaupun terdapat infeksi pada telinga dan cukup disediakan satu ukuran, tidak mudah hilang, serta mudah dimonitor karena dapat dilihat dari luar. Kerugiannya adalah tidak nyaman dalam penggunaan yang lama di lingkungan yang panas dan mengganggu penggunaan alat pelindung lain. Kombinasi tutup telinga dan sumbat telinga dianjurkan untuk tekanan bising antara 120-125dB. 3. Helmet Dapat mengurangi bising sekitar 40-50 dB dan mengurangi masuknya gelombang suara melalui getaran tulang kepala. Kerugiannya mahal dan tidak nyaman penggunaannya karena besar dan berat. Tabel di bawah ini menunjukkan jenis alat pelindung telinga dengan tingkat peredaman kebisingan berdasarkan kisaran frekuensi. Tabel 19. Peredaman kebisingan berbagai jenis APT Jenis Pelindung Peredaman Kebisingan dBA 125 Hz 250 Hz 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz 8000 Hz Sumbat kapas 2 2 3 2 4 3 8 3 12 6 12 4 9 5 Sumbat kapas berlilin 6 4 10 5 12 4 16 5 27 7 32 9 26 9 Sumbat wol gelas 7 4 11 5 13 4 17 7 29 6 35 7 31 8 Sumbat tercetak sesuai telinga ybs. 15 7 15 8 16 5 17 5 35 5 41 5 28 7 Penutup berperapat busa 8 6 14 5 24 6 34 8 36 7 43 8 31 8 Penutup berperapat cairan 13 6 20 6 33 6 35 6 38 7 47 8 41 8 Helm penerbang 14 4 17 5 29 4 32 5 48 7 59 9 54 9 Keterangan: Angka dalam kurung merupakan penyimpangan deviasi standar Sumber: SPLN 46-1 : 1981 Upaya pengendalian kebisingan dapat juga dilakukan dengan pengendalian teknis yaitu memeriksa dan memperbaiki bagian-bagian mesin-mesin yang memungkinkan menjadi penyebab kebisingan ketika mesin bekerja seperti memberi pelumas pada bagian-bagian mesin yang aus, merekatkan sambungan-sambungan antar bagian mesin, dan mengganti bagian-bagian mesin yang telah rusak. Sebagai contoh, pada ruang penggilingan, teralis- teralis yang dipasang sebagai penutup mesin-mesin diperkuat pemasangan baut-bautnya, agar pada saat mesin beroperasi, teralis-teralis tersebut tidak bergetar dan menghasilkan kebisingan. 46 Pengendalian kebisingan lainnya dilakukan dengan mengurangi waktu terkena kebisingan pemajanan terhadap pekerja dengan cara pengaturan waktu kerja dan istirahat, sehingga waktu kerja dari pekerja masih berada dalam batas aman. Caranya adalah jika pekerja sudah berada di lingkungan kerja yang bising sesuai dengan batas waktu maksimum yang diperbolehkan, maka pekerja tersebut harus istirahat meninggalkan tempat kerja tersebut selama beberapa menit dan kembali lagi ke tempat kerja tersebut untuk bekerja seperti biasa. Pengendalian lainnya dapat dilakukan dengan cara mengatur jadwal produksi, menentukan jadwal kerja, dan rotasi tenaga kerja, penjadwalan operasi mesin, transfer tenaga kerja dengan keluhan pendengaran, membuat peraturan yang jelas sesuai dengan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3. Oleh karena itu, dibutuhkan kesadaran dari kedua belah pihak dalam rangka menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja. Perusahaan menyediakan APT dalam jumlah yang cukup untuk semua pekerja, dan memberi peraturan yang mewajibkan semua pekerja menggunakan APT, serta kesadaran dari semua pekerja untuk menggunakan APT agar resiko terjadinya gangguan pendengaran menurun. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Kebisingan yang terjadi di ruang penggilingan, pengeringan, dan sortasi berturut-turut adalah berkisar antara 84.3 – 95.2 dBA, 84.0 – 98.5 dBA, dan 72.5 – 101 dBA. 2. Pola penyebaran kebisingan pada tiap shift tidak seragam karena jumlah mesin yang beroperasi pada shift 1 dan shift 2 berbeda. Namun, pada ruang sortasi pola penyebaran kebisingan hampir serupa. Bagian dengan kebisingan tinggi terletak di bagian kanan ruangan dimana seluruh mesin-mesin untuk proses sortasi diletakkan disana, dan bagian dengan kebisingan rendah terletak di bagian kiri ruangan yang merupakan tempat penyimpanan teh yang sudah dikemas dalam papersack. 3. Batas waktu aman maksimum untuk pekerja bekerja di dalam ruang penggilingan, pengeringan, dan sortasi menurut standar Kemenaker RI untuk shift 1 berturut-turut adalah 1 jam 57.6 menithari, 1 jam 18 menithari, dan 54 menithari, sedangkan untuk shift 2 berturut-turut adalah 3 jam 19.2 menithari, 1 jam 49.2 menithari, dan 4 jamhari.

5.2. Saran

1. Pekerja yang bekerja di ruang penggilingan disarankan untuk berada di zona bising tinggi yaitu di sekitar mesin-mesin CTC, BLC, GLS, air humidifier, dan exhaust fan tidak melebihi 2 jam. Jika pekerja telah bekerja di zona bising selama 2 jam, maka pekerja dapat beristirahat di zona bising rendah di dalam ruangan dengan waktu aman tidak melebihi 8 jam. 2. Pekerja yang bekerja di ruang pengeringan disarankan untuk berada di zona bising tinggi yaitu di sekitar mesin-mesin FBD dan heat exchanger tidak melebihi 1.5 jam. Jika pekerja telah bekerja di zona bising selama 1.5 jam, maka pekerja dapat beristirahat di zona bising rendah di dalam ruangan dengan waktu aman tidak melebihi 6 jam. 3. Pekerja yang bekerja di ruang sortasi disarankan untuk berada di zona bising tinggi yaitu di sekitar mesin-mesin sortasi seperti midleton, mini crusher, vibro blank dan vibro mess, chota shifter, suction winower dan exhaust fan tidak melebihi 2 jam. Jika pekerja telah bekerja di zona bising selama 2 jam, maka pekerja dapat beristirahat di zona bising rendah di dalam ruangan dengan waktu aman bekerja selama 8 jam. 4. Harus dibuat zona-zona kebisingan di dalam ruangan, dimana terdapat zona dengan kebisingan tinggi dan zona dengan kebisingan rendah, sehingga pekerja dapat beristirahat sejenak di zona dengan kebisingan yang rendah dengan pada saat bekerja. 5. Kebisingan pada setiap ruangan harus diredam dengan mengurangi getaran di tempat- tempat yang menimbulkan bising,terutama disekitar mesin-mesin produksi, dan mempertebal plat yang digunakan di ruang penggilingan, pengeringan, dan sortasi agar getaran yang dihasilkan berkurang. 6. Membuat ruang kedap suara yang transparan untuk pekerja agar pekerja tetap bisa mengontrol pekerjaan dengan tidak mengganggu alat pendengaran pekerja akibat kebisingan.