Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor (PTPN VIII)

(1)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG

WISATA AGRO GUNUNG MAS

CISARUA BOGOR (PTPN VIII)

SKRIPSI

FRANS THOMAS MANURUNG H34086040

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(2)

RINGKASAN

FRANS THOMAS MANURUNG. Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor (PTPN VIII). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Dibawah bimbingan LUKMAN M BAGA.

Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro). Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya, contoh seperti pada Objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dalam periode 2 tahun (Januari 2001 sampai dengan Desember 2002) relatif tidak stabil jumlahnya apabila dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata lainnya. Beberapa objek wisata agro lain mampu menyerap wisatawan dengan jumlah kunjungan yang relatif di bawah objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Objek agrowisata ini mampu menyerap puluhan ribu dalam jangka waktu 2 tahun, sedangkan objek wisata agro lain belum mampu mencapai jumlah tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis perilaku tingkat kepuasan pengunjung pada objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor untuk mempertahankan atau meningkatkan kinerja dalam memberikan kepuasan kepada pengunjung.

Tujuan penelitian ini : 1) Menganalisis tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. 2) Mengidentifikasi proses pengambilan keputusan pembelian jasa pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor, 3) Menganalisis atribut yang harus diperbaiki dan ditambahkan oleh pengelola Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Penelitian diwisata Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor ini dilakukan dengan pendekatan Convenience sample dimana contoh diambil berdasarkan pengunjung yang datang ke lokasi penelitian. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 100 orang. Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, analisis IPA (Importance Performance Analysis), CSI (Customer satisfaction Index (CSI).

Berdasarkan hasil Karakteristik Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor, Umur Pengunjung didominasi oleh umur sekitar 20-25 tahun yaitu sebanyak 42%. Berdasarkan sebaran jenis kelamin didominasi laki-laki sebanyak 74%, Tingkat Pendidikan yaitu berpendidikan Sarjana (46%), Status pernikahan cenderung belum menikah (53%), Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan yang paling tinggi yaitu pegawai swasta (31%), pendapatan dan pengeluaran sebagian besar tingkat pendapatan pengunjung berkisar Rp 1.000.000-1.500.000 dengan persentase (26%), Kota Asal kedatangan sebagian pengunjung (93%) berasal dari daerah Jabodetabek.


(3)

Berdasarkan hasil proses keputusan sebagian besar pengunjung menyatakan bahwa sebagian besar pengunjung (36%) datang bersama keluarga, jenis wisata yang di sukai mengarah pada suasana yang tenang dan alamai seperti objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor, dimana jenis wisata yang lebih disukai pengunjung mengarah pada wisata yang mengandung nilai pendidikan dan manfaat yang diharapkan pengunjung adalah refresing dan ketenangan, umumnya pengunjung memperoleh informasi mengenai objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor berasal dari teman, pengunjung objek wisata Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor menyatakan bahwa alasan mereka berkunjung ke lokasi Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor karena dekat dengan tempat tinggal, alat transportasi yang digunakan pengunjung untuk mencapai objek Wisata Agro Gunung Mas adalah dengan menggunakan kendaraan pribadi. Sebagian besar pengunjung telah merasa puas dengan kunjungan mereka dengan persentase (91%) sehingga tidak akan mempengaruhi frekuensi kedatangan apabila mengalami kenaikan harga yang telah lama ditentukan.

Hasil dari analisis tingkat kepuasan pengunjung dengan metode IPA (Importance Performance Analysis) dibagi menjadi 4 kuadran, akan tetapi pada kuadran 1 dianggap penting dalam meningkatkan atributnya. Pada kuadran 1 telah disebutkan bahwa terdapat 10 atribut yaitu Kondisi jalan menuju wisata agro, Kebersihan, Sarana dan prasarana di wisata agro, Lahan parkir, Kondisi jalan di wisata agro, Tingkat kebersihan toilet, ketersediaan toilet , Keamanan diwisata agro, jaminan rasa aman dalam menggunakan permainan yang ditawarkan oleh wisata agro dan penanganan keluhan pengunjung. Atribut-atribut ini perlu mendapatkan perhatian khusus atau lebih diprioritaskan karena keberadaan faktor faktor ini dinilai sangat penting bagi pengunjung.


(4)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENGUNJUNG

WISATA AGRO GUNUNG MAS

CISARUA BOGOR (PTPN VIII)

FRANS THOMAS MANURUNG H34086040

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2011


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor (PTPN VIII)” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.

Bogor, Agustus 2011

Frans Thomas Manurung H34086040


(6)

Judul Skripsi : Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor (PTPN VIII) Nama : Frans Thomas Manurung

NIM : H34086040

Disetujui, Dosen Pembimbing

Ir. Lukman M Baga MA.Ec 19640220 198903 1 001

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di kota Loksukon, Aceh Utara Propinsi Nangro Aceh Darusalam pada tangal 24 April 1987. Penulis adalah anak ke 2 dari 3 bersaudara, Putra Bapak M.Manurung dan Ibu M.Silalahi.

Penulis mengawali pendidikannya pada Tahun 1996 diSekolah Dasar Negeri 4 Cot Girek Aceh Utara. Seusai menamatkan pendidikan sekolah dasar penulis melanjutkan pendidikan diSekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Sunggal Medan Sumatra Utara, dan pada Tahun 2005 lulus dari Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Methodist 1 Medan Sumatra Utara.

Selepas menyelesaikan pendidikan di SLTA, penulis berkesempatan melanjutkan pendidikannya di Lembaga Pendidikan Perkebunan Yogyakarta (LPP Yogyakarta) sebagai mahasiswa Program Studi Diploma Budidaya Tanaman Perkebunan dan memperoleh gelar Ahli Madya pada Tahun 2008. Pada Tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan pada jenjang Strata Satu (S1) Program Sarjana Ekstensi Agribisnis, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor.


(8)

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, Penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Ir. Lukman M Baga MA.Ec selaku dosen pembimbing, atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Febriantina Dewi, SE, M.Sc selaku dosen evaluator Kolokium yang telah banyak memberikan saran dan kritikan pada skripsi ini.

3. Dr. Ir Rita Nurmala, MS selaku dosen penguji utama dalam sidang skripsi yang telah memberikan saran dan masukan dalam menyempurnakan skripsi ini.

4. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen komite akademik dalam sidang skripsi yang telah memberikan saran dan masukan dalam menyempurnakan skripsi ini.

5. Kepada Wakil Manajer Objek Wisata Agro Gunung Mas Bapak Wachyuni Hoesni, BSc.

6. Keluarga Besar Objek Wisata Agro Gunung Mas PTPN VIII Bogor yang tidak dapat disebutkan satu persatu..

7. Ayahanda M. Manurung dan Ibunda M. Silalahi tercinta yang telah memberi dukungan moril maupun materil kepada penulis sehingga untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan bimbingan Bapak Ir. Lukman M Baga MA.Ec (Dedek, Kiki, Judo, Reza, Rory dan Windi) yang telah bersama-sama dalam menyelesaikan bimbingan skripsi ini.

Bogor, Agustus 2011


(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, dengan udul Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor (PTPN VIII). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganilisis sejauh mana tingkat kepuasan pengunjung yang datang ke Objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor yang dikelola oleh PTPN VIII.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala keterbatasan yang ada, skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dan mampu memberikan kontribusi dalam pembangunan pertanian di Indonesia.

Bogor, Agustus 2011


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

I PENDAHULUAN………... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan ... 7

1.4 Kegunaan ... 7

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ... 8

II TINJAUAN PUSTAKA……….. 9

2.1 Definisi Pariwisata ... 9

2.2 Agrowisata ... 10

2.2.1 Manfaat Agrowisata ... 10

2.3 Beberapa Penelitian Terdahulu ... 12

III KERANGKA PEMIKIRAN……… 15

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 15

3.1.1 Karakteristik Pengunjung ... 15

3.1.2 Perilaku Konsumen ... 16

3.1.3 Tahapan Proses Keputusan Pembelian ... 19

3.1.4 Presepsi Nilai ... 24

3.1.5 Kepuasan Pelanggan ... 26

3.1.6 Faktor Faktor Kepuasan Konsumen ... 28

3.1.7 Alat Analisis dan Teknik Mengukur Kepuasan Konsumen ... 29

3.1.7.1 Indeks Kepuasan Konsumen ... 29

3.1.7.2 Importance Performance Analysis (IPA) ... 29

3.1.7.3 Customer satisfaction Index (CSI) ... 30

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 30

IV METODE PENELITIAN……… 32

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

4.2 Jenis dan pengumpulan data ... 32

4.3 Metode pengambilan sampel ... 33

4.4 Metode Pengolahan Data ... 33

4.4.1 Analisis Deskiptif ... 33

4.4.2 IPA (Importance Performance Analysis) ... 33

4.4.3 Customer satisfaction Index (CSI) ... 37

4.5 Atribut-Atribut ... 38

III  


(11)

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 40

5.1 Sejarah Perusahaan ... 40

5.2 Sejarah Singkat Wisata Agro ... 41

5.3 Keadaan fisik dan Geografis ... 42

5.4 Tanah dan Sumber Air ... 43

5.5 Kondisi Infrastruktur ... 44

5.6 Sarana dan Prasarana Wisata Agro Gunung Mas ... 45

5.7 Visi dan Misi PTP Nusantara Gunung Mas ... 46

5.8 Struktur Organisasi PTPN VIII Gunung Mas ... 47

VI HASIL DAN PEMBAHASAN... 48

6.1 Karakteristik Responden ... 48

6.1.1 Umur Pengunjung ... 49

6.1.2 Jenis Kelamin ... 50

6.1.3 Tingkat pendidikan ... 50

6.1.4 Status Pernikahan ... 51

6.1.5 Jenis Pekerjaan ... 52

6.1.6 Pendapatan dan Pengeluaran ... 53

6.1.7 Kota Asal Kedatangan ... 53

VI I PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG…… 55 

7.1 Pengenalan Kebutuhan ... 55

7.1.1 Kedatangan Pengunjung ... 55

7.1.2 Tipe Wisata yang di Sukai ... 56

7.1.3 Jenis wisata yang lebih disukai ... 57

7.1.4 Manfaat yang Diharapkan ... 58

7.2 Pencarian Informasi ... 58

7.3 Evaluasi Alternatif ... 60

7.4 Keputusan Berkunjung ... 62

7.4.1 Pengambilan Keputusan ... 62

7.5 Evaluasi Pasca Kunjungan ... 66

VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA…. 67

8.1 Kuadran 1 (Prioritas Utama) ... 72

8.2 Kuadran 2 (Pertahankan Prestasi) ... 75

8.3 Kuadran 3 (Berlebihan) ... 77

8.4 Kuadran 4 (Prioritas Rendah) ... 77

IX KESIMPULAN DAN SARAN………... 78

9.1 Kesimpulan ... 78

9.2 Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN ... 82

IV  


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Perbandingan Jumlah Kunjungan Wisatawan keBeberapa

Kawasan Agrowisata di Indonesia Selama Bulan

Januari 2001 s/d Desember 2002………... 3

2. Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bogor Tahun 2002-2007….... 4

3. Skor Pengukuran Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja……… 34

4. Rentang Skala terhadap Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja ………... 35

5. Skala untuk Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Terhadap Atribut ... ... 37

6. Kriteria Nilai Customer satisfaction Index ( Indeks Kepuasan )….... 38

7. Atribut – Atribut Penelitian…………..……….... 39

8. Fasilitas yang Tersedia di Gunung Mas……….... 46 

9. Karakterisitik Responden Berdasarkan Usia ... ... 49

10. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

11. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... ... 51

12. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... ... 52

13. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan…………... 52

14. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... ... 53

15. karakteristik Responden Berdasarkan Kota Asal Kedatangan .... ... 54

16. Sebaran Responden Berdasarkan Kedatangan ke Wisata Agro Gunung Mas ... ... 56

17. Sebaran Responden Berdasarkan Tipe Wisata yang Disukai... ... 57

18. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Wisata yang disukai ... ... 57

19. Sebaran responden Berdasarkan Manfaat yang Diharapkan oleh Pengunjung Objek Wisata Agro Gunung Mas Puncak Bogor….. 58

20. Sebaran Responden Berdasarkan Pencarian Informasi ... ... 59

21. Sebaran Responden Berdasarkan Pihak yang Mempengaruhi .... ... 60

V  


(13)

22. Sebaran Responden Berdasarkan Objek Wisata yang

Pernah Dikunjungi ... ... 61 23. Sebaran Responden Berdasarkan Prioritas Utama Objek Wisata

Agro Gunung Mas……….….. 61 24. Sebaran responden Berdasarkan Cara Memutukan Berkunjung... 62 25. Sebaran Responden Menurut Sumber yang Mempengaruhi

Keputusan untuk Berkunjung ke Agro Wisata Gunung Mas... 63 26. Sebaran Responden Berdasarkan Waktu Perjalanan Wisata

ke Gunung Mas ... ... 64 27. Sebaran Responden Berdasarkan Alasan Kunjungan ke Objek

Wisata Agro Gunung Mas ... ... 64 28. Sebaran Responden Berdasarkan Frekuensi Kunjungan

ke Objek Wisata Agro Gunung Mas... 65 29. Sebaran responden Berdasarkan Alat Transportasi yang

Digunakan Untuk Mencapai Objek Wisata Agro Gunung Mas... 65 30. Sebaran Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan

Pengunjung Terhadap Objek Wisata Agro Gunung Mas ... ... 66 31. Sebaran Responden Berdasarkan Niat Berkunjung Kembali... 66 32. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Responden CSI ... ... 68 33. Tabel Hasil IPA Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan

Responden ... ... 69

VI  


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

VII  

... 17

2. 1 1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhinya ... Tahapan Proses Keputusan Pembelian ... 19

3. Tahap Antara Evaluasi, Alternatif dan Keputusan Membeli ... 21

4. Konsep Kepuasan Konsumen ... 27

5. Kerangka Pemikiran Operasional. ... 3

6. Diagram Kartesius ... 36

7. Struktur Organisasi Unit I Wisata Agro Gunung Mas ... 47


(15)

VIII  

DAFTAR LAMPIRAN

omor Halaman

1. Kuisioner Analisis Deskriptif ... 85

2. Bukti Surat Keterangan Loyalitas Pelanggan ... 87

3. Data Kunjungan Wisatawan Gunung Mas Tahun 2007 ... 88

4. Struktur Organisasi Unit 1 Wisata Agro Gunung Mas ... 89

5. Peta Rute Tea Walk Wisata Agro Gunung Mas 90

6. Peta Lokasi Penginapan W ... 91 N

... isata Agro Gunung Mas


(16)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar dominasi untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau untuk mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas pariwisata menjadi bagian penting dari kebutuhan dasar masyarakat maju. Indonesia merupakan negara tropis dengan sumberdaya alam hayati yang sangat beraneka ragam. Oleh karena itu banyak tempat yang dapat dijadikan objek wisata. Pariwisata telah menjadi industri yang mendunia dan juga suatu bisnis yang semakin berkembang. Pariwisata menjadi faktor penting dalam pengembangan ekonomi karena kegiatannya mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi nasional. Dalam UUD No 9 Tahun 1990 menyatakan bahwa salah satu tujuan penyelenggaraan kepariwisataan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Peningkatan populasi juga dapat memungkinkan bahwa pariwisata menjadi salah satu komoditi yang dapat meningkatkan pendapatan bagi negara. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati (Biodiversity) nomor 3 terbesar di dunia kekayaan alam yang melimpah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber plasma nutfah/genetik dan sebagai areal wisata. Demikian pula dengan kondisi tanah dan iklim yang beragam, peluang untuk mengembangkan berbagai komoditas pertanian pun semakin besar dengan menerapkan sistem pengelolaan lahan yang sesuai. Hal ini tercemin pada berbagai teknologi pertanian lokal yang berkembang di masyarakat menyesuaikannya dengan tipologi lahan. Keunikan-keunikan tersebut merupakan aset yang dapat menarik bangsa lain untuk berkunjung dan berwisata ke Indonesia.

Pariwisata dikembangkan oleh banyak negara di dunia termasuk Indonesia. Sebagai suatu produk wisata agro merupakan salah satu daya tarik penting, banyak negara bergantung dari industri pariwisata sebagai sumber pajak dan pendapatan untuk perusahaan yang menjual jasa kepada wisatawan. Oleh karena itu pengembangan industri pariwisata ini adalah salah satu strategi yang dipakai oleh organisasi non pemerintah untuk mempromosikan wilayah tertentu sebagai daerah wisata.


(17)

2 Tirtawinata dan Fachruddin (1996) menjelaskan bahwa Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan kita bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumberdaya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (Indigenous Knowledge) yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. Pada era otonomi daerah, agrowisata dapat dikembangkan dimasing-masing daerah tanpa perlu ada persaingan antar daerah, mengingat kondisi wilayah dan budaya masyarakat di Indonesia sangat beragam. Masing-masing daerah bisa menyajikan atraksi agrowisata yang lain daripada yang lain.

Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini. Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat sekitar lokasi wisata. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat atau petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya.

Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata ekologi yaitu kegiatan perjalanan wisata dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan


(18)

untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar dilingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan.

Kebutuhan untuk agrowisata sangat terkait dengan masalah iklim dan kondisi lingkungan hidup ditempat tinggal, biasanya orang yang berdiam di daerah panas atau dikawasan yang tingkat polusi tanah, air, udara suara sangat tinggi memiliki kebutuhan untuk mencari tempat wisata yang beriklim sejuk dan tingkat pencemaran yang minimal. Penduduk Jakarta setiap akhir pekan datang ke puncak pada setiap hari libur dan hari hari besar ke agaman. Waktu luang, uang, sarana dan prasarana merupakan permintaan potensi wisata, permintaan potensi ini harus ditransformasikan menjadi permintaan riil, yaitu pengambilan keputusan wisata.

Tabel 1. Perbandingan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Beberapa Kawasan Agrowisata di Indonesia Selama Bulan Januari 2001 sampai dengan Desember 2002

Nama Objek Agrowisata

Komoditi Lokasi Nama

Pengelola

Jumlah Kunjungan (%)

2 Tahun Rata Rata Per Bulan Perkebunan Malabar Teh Pangelangan, Bandung,jawa barat

PTPN XII 30.341 1.264 2,19

Perkebunan Rancabali

Teh Ciwidey,Bandung ,Jawa barat

PTPN VIII 351.000 14.625 25,35

Perkebunan Gunung Mas

Teh Puncak, Bogor Jawa Barat

Direksi PTPN VIII

111.374 4.640 8,04

Taman Buah Mekarsari Aneka Buah Cileungsi Bogor, Jawa Barat PT.Mekar Unggul Sari

559.778 23.324 40,42

Agrowisata Pagilaran Teh Blado,Batang, Jawa Tengah PT. Pagilaran

15.564 649 1,12

Agrowisata Tlogo Karet,Kopi Cengkeh Tuntang, Semarang Jawa barat Perusda Perkebunan Tlogo

7.808 325 0,56

Agrowisata Kusuma Apel, Jeruk Batu Malang Jawa Timur PT. Kusuma Satria Dinasari Wisatajaya

267.567 11.149 19,32

Wisata Alam Bukit Lawang

Arboretum Deli Serdang, Langkat Sumatra utara

Direksi PTPN II

41.386 1.724 2,99

TOTAL 1.384.818 57.700 100

Sumber : Dinas Pertanian RI 2003


(19)

Tabel 1. memperlihatkan bahwa wisatawan yang mengunjungi kawasan Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dalam periode 2 tahun (Januari 2001 sampai dengan Desember 2002) relatif kurang stabil jumlahnya apabila dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata lainnya. Beberapa objek agrowisata lain mampu menyerap wisatawan dengan jumlah kunjungan yang relatif dibawah objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor, objek wisata agro ini mampu menyerap puluhan ribu dalam jangka waktu dua tahun, sedangkan objek wisata agro lain belum mampu mencapai jumlah tersebut.

Beraneka ragam pilihan jasa pariwisata membuat pengunjung bebas memilih dan memperkirakan penawaran mana akan menghasilkan nilai tertinggi bagi mereka, sedangkan dalam sektor pariwisata hampir semua pesaing secara virtual menawarkan nilai yang sama yaitu keindahan alam dan atribut-atribut yang ditawarkan. Untuk itu pengetahuan presepsi pengunjung terhadap nilai-nilai apa yang sesungguhnya penting dan diharapkan pada jasa suatu pariwisata termasuk agrowisata sangat dibutuhkan untuk meningkatkan jumlah pengunjung.

Tabel 2. Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Bogor Tahun 2002-2007

Tahun Wisatawan Nusantara

Wisatawan Mancanegara

Jumlah Pertumbuhan Jumlah

Wisatawan

2002 1.793.720 42.515 1.836.235 -

2003 1.788.774 1.504 1.790.278 (2,50)

2004 1.498.321 18.028 1.516.349 (15,30)

2005 1.747.584 23.397 1.770.981 16,79

2006 1.754.185 56.776 1.810.961 2,26

2007 2.155.702 24.259 2.179.961 20,37

Sumber: Dinas kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Bogor (2007)

Perkebunan teh Gunung Mas Puncak, merupakan salah satu Perkebunan teh terluas di Jawa Barat yang dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara VIII (Persero) atau disingkat PTPN VIII (Persero), yang berlokasi di Jl. Raya Puncak Km.87 Cisarua Bogor. Menuju kawasan ini dibutuhkan waktu berkisar 1,5 hingga 2 jam perjalanan via Tol Jagorawi dari Jakarta atau berjarak kurang lebih 87 Km, atau persisnya berada diposisi setelah pertigaan Taman Safari Indonesia dan sebelum Mesjid Atta'awun Puncak Pas yang berada di Km 90 Jl. Raya Puncak. Berada didaerah pegunungan yang berhawa sejuk dengan ketinggian berkisar 800 4


(20)

hingga 1200 meter diatas permukaan laut, tentunya akan memberikan kenyamanan kepada setiap pengunjung yang bersinggah ke tempat ini, bukan saja untuk berekreasi tetapi juga untuk beristirahat. Menikmati alam pegunungan yang disajikan dengan aroma perkebunan teh yang sangat luas, penuh kesejukan, serta panoramanya yang sangat memukau tentunya menjadikan kebahagiaan bagi setiap pengunjung yang datang, apalagi kebahagiaan ini bersama keluarga atau teman-teman. Tentunya tidak mengherankan bila dihari libur akhir pekan dan libur nasional kawasan wisata Puncak Bogor dan Cipanas Cianjur, Jawa Barat selalu ramai dikunjungi wisatawan, terutama warga Jabodetabek dan sekitarnya. Selain karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dari Ibukota Jakarta, kawasan yang memiliki udara yang sejuk, memiliki panorama pegunungan yang indah, daya tarik lain yang menjadi alasan kawasan ini ramai, karena banyak menyimpan tempat-tempat wisata yang menarik serta wisata kulinernya yang sangat beragam dan menarik.

Berbagai tawaran wisata alam yang diberikan oleh tempat-tempat wisata dikawasan ini dengan berbagai macam fasilitas, dari aneka aktifitas wisata, tempat penginapan, arena olahraga, tempat pertemuan (meeting room), wisata pendidikan (wisata edukasi), arena bermain anak-anak dan berbagai fasilitas menarik lainnya. Semua disajikan dengan menu alam wisata pegunungan dengan sejuta keindahannya yang memberikan kenyamanan dan suasana rileks bagi yang berkunjung, dengan aroma udara segar, bersih dan sejuk.

1.2. Perumusan Masalah

Indonesia memiliki sumber daya pariwisata yang tidak kalah menariknya bila dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asean. Pemanfaatan daerah yang memiliki potensi wisata alam seperti Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor yang berada di Puncak Bogor yang tetap mengedepankan wisata alam dan memanfaatkan peran masyarakat sekitar.

Kebun ini terletak pada daerah sejuk dengan ketinggian 800 hingga 1200 m diatas permukaan laut. Suhu udaranya rata-rata 12 hingga 22 Derajat Celcius, sehingga tempat ini nyaman untuk beristirahat atau sekedar merelaksasi melepas kepenatan dari rutinitas sehari-hari. Berjarak kurang lebih 80 km dari Jakarta ke arah Puncak, membuat lokasi ini begitu singkat untuk ditempuh. Berdasarkan 5


(21)

konsep awal pengembangan kawasan wisata agro terbagi menjadi dua jenis yaitu, wisata agro yang sejak awal direncanakan sebagai kawasan wisata agro dan wisata agro yang dikembangkan sebagai produk tambahan berupa jasa wisata (Tritawinata dan Frachrudin 1996). Wisata Agro Gunung Mas sudah mulai dirintis sejak tahun 1983. Perkebunan Nusantara VIII mulanya adalah Perkebunan teh yang kemudian diresmikan menjadi kawasan wisata agro pada Tahun 1993. Jumlah pengunjung yang datang mengalami peningkatan pada tahun-tahun pertama sejak Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor dibuka, akan tetapi pada tahun tahun tertentu mengalami penurunan.

Kecenderungan penurunan angka pengunjung wisata Agro Gunung Mas sebesar 8,04 persen disebabkan oleh kurang puasnya pengunjung terhadap objek wisata Agro Gunung Mas dan dapat berakibat menurunnya tingkat loyalitas, tingkat pembelian dan pengeluaran uang oleh para wisatawan untuk membelanjakan uangnya. Ketidakpuasan dan menurunnya tingkat kepuasan pengunjung wisata Agro Gunung Mas dapat menyebabkan pengunjung mencari alternatif objek wisata yang lain, oleh karena itu perlu mengetahui tingkat kepuasan pengunjung yang berwisata. Peningkatan atau perkembangan jumlah pengunjung dipengaruhi oleh layanan jasa yang diberikan oleh pengelola wisata agro. Apabila pemberian layanan jasa tersebut dapat memuaskan para pengunjung maka pengunjung dapat menanggapinya dengan positif yaitu dengan datangnya pengunjung secara berlanjut selain itu akan ada informasi dari pengunjung kepada para pengunjung yang lain tentang tempat objek wisata dan layanan jasa yang diberikan oleh kawasan objek wisata agro. Pengunjung merupakan konsumen yang memiliki keinginan dan kebutuhan yang beraneka ragam, keinginan dan kebutuhan tersebut bergantung pada karakteristik pengunjung seperti daerah asal, tingkat pendidikan, umur, status perkawinan, suku, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan. Adanya perbedaaan dan ciri karateristik pengunjung tersebut akan berbeda juga dalam melakukan proses pengambilan keputusan untuk memilih paket wisata yang ditawarkan di kawasan Wisata Agro Gunung Mas Puncak Bogor.


(22)

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi :

1. Bagaimana tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor?

2. Bagaimana proses tingkat pengambilan keputusan terhadap jasa?

3. Atribut apa saja yang dapat diperbaiki dan di tambahkan oleh pengelola kawasan Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah penelitian yang telah diuraikan maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menganalisis tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor

2. Mengidentifikasi proses pengambilan keputusan pembelian jasa dan tingkat loyalitas pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. 3. Menganalisis atribut yang harus diperbaiki dan ditambahkan oleh Wisata

Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. 1.4. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan akan memberikan masukan dan pertimbangan yang berguna bagi :

1. Pihak manajeman dan pengelola Wisata Agro Gunung Mas Puncak Bogor dijadikan sebagai referensi dalam memahami pengunjung dan merencanakan strategi untuk mencapai kepuasan pengunjung.

2. Bagi penulis atau mahasiswa dapat menjadi sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dibidang perilaku konsumen, dan menambah wawasan dan pengembangan kemampuan menganalisis karakteristik pengunjung wisata agro.

3. Bagi pihak lain dapat menjadi referensi, masukan dan informasi yang ingin meneliti lebih lanjut.


(23)

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Penelitian analisis tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor (PTPN VIII) memiliki keterbatasan antara lain :

1. Responden dibatasi hanya pengunjung yang pernah datang ke Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor minimal satu kali kunjungan.

2. Penelitian hanya dilakukan untuk pengunjung yang telah berusia 15 tahun ke atas, hal ini dipertimbangkan bahwa pada usia ini pengunjung dapat memahami pertanyaan yang akan diberikan.


(24)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pariwisata

Pariwisata telah menjadi industri yang mendunia, suatu bisnis yang semakin berkembang. Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan untuk mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olah raga atau istrahat dari semua kegiatan rutinitas. Pariwisata juga merupakan kegiatan orang yang melakukan perjalanan dan tinggal disuatu tempat diluar lingkungan kesehariannya untuk jangka waktu tidak lebih dari setahun untuk bersantai (Leisure).

Lebih jauh Morley mengatakan permintaan akan pariwisata tergantung pada ciri-ciri wisatawan seperti penghasilan, umur, motivasi, dan watak. Ciri-ciri ini masing-masing akan mempengaruhi kecendrungan orang untuk bepergian mencari kesenangan, kemampuannya untuk bepergian dan pilihan tempat tujuan perjalanannya. Indonesia memiliki sumber daya wisata yang amat kaya dengan asset alam, budaya, flora dan fauna dengan ciri khas Asia dan Australia disetiap wilayah perairan dan pulau di Indonesia.

Menurut Wahab (1992), manfaat pariwisata bagi suatu Negara, yaitu sebagai berikut :

1. Pariwisata bagi suatu negara merupakan salah satu faktor penting untuk menggalang persatuan bangsa dan rakyatnya memiliki daerah yang berbeda, dialek, adat istiadat, dan cita rasa yang sangat beraneka-ragam.

2. Pariwisata menjadi faktor penting dalam pembangunan ekonomi, karena kegiatannya mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi nasional. 3. Pariwisata internasional sangat berguna sebagai sarana untuk meningkatkan

saling pengertian internasioal dan sebagai alat penenang dalam ketegangan politik karena apabila orang-orang dari berbagai warga bertemu dan saling memperhatikan pola kehidupan rumah tangga, maka tentunya mereka akan saling berpengertian lebih baik.

4. Pariwisata juga berperan meningkatkan kesehatan serta menjauhkan diri dari segala kehidupan rutin sehari-hari, semua ini akan menambah daya tahan dan sangat menurunkan ketegangan saraf.


(25)

2.2 Agrowisata

Agrowisata merupakan bentuk wisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek dan daya tarik wisata yang berhubungan dengan wisatawan dan pengunjung yang tinggal disuatu desa atau tempat tertentu. Agrowisata juga merupakan suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian.

Berdasarkan surat keputusan Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata No. 47/W.004/MPPT-89 dan No.204/Kpts/HK050/4/1989, tentang koordinasi pengembangan agrowisata bahwa defenisi agrowisata adalah suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan pertanian sebagai objek wisata dengan tujuan memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian.

2.2.1. Manfaat Agrowisata

Agrowisata dapat dikelompokkan ke dalam wisata alam yaitu kegiatan perjalanan dengan tidak merusak atau mencemari alam dengan tujuan untuk mengagumi dan menikmati keindahan alam, hewan atau tumbuhan liar dilingkungan alaminya serta sebagai sarana pendidikan. Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapasitas, topologi dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelesatarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Agrowisata dapat berfungsi sebagai pusat informasi setempat untuk mengetahui, mengenal, memahami dan menghayati peristiwa kehidupan suatu kelompok, sebagai pusat promosi pariwisata setempat atau pariwisata regional, sebagai pemusatan kegiatan kelompok masyarakat yang dapat diarahkan dan mewakili semua sektor kehidupan bersama yang dibutuhkan kelompok tersebut dan juga sebagai arena pendorong tumbuh dan berkembangnya aspirasi seni dan budaya masyarakat setempat ( Ridjal, 1997 ).

Pada era otonomi daerah, agrowisata dapat dikembangkan dimasing-masing daerah tanpa perlu ada persaingan antar daerah, mengingat kondisi wilayah dan budaya masyarakat di Indonesia sangat beragam. Masing-masing daerah bisa menyajikan atraksi agrowisata yang lain daripada yang lain. Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis


(26)

lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian.

Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini. Manfaat yang dapat diperoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani atau masyarakat sekitar lokasi wisata. Melestarikan sumber daya alam agrowisata pada prinsipnya merupakan kegiatan industri yang mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat dan petani setempat perlu diajak untuk selalu menjaga keaslian, kenyamanan, dan kelestarian lingkungannya.

Pengembangan agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup (seperti museum), ruangan terbuka, atau kombinasi antara keduanya. Tampilan agrowisata ruangan tertutup dapat berupa koleksi alat-alat pertanian yang khas dan bernilai sejarah atau naskah dan visualisasi sejarah penggunaan lahan maupun proses pengolahan hasil pertanian. Agrowisata ruangan terbuka dapat berupa penataan lahan yang khas dan sesuai dengan kapabilitas dan tipologi lahan untuk mendukung suatu sistem usahatani yang efektif dan berkelanjutan. Komponen utama pengembangan agrowisata ruangan terbuka dapat berupa flora dan fauna yang dibudidayakan maupun liar, teknologi budidaya dan pasca panen komoditas pertanian yang khas dan bernilai sejarah, atraksi budaya pertanian setempat, dan pemandangan alam berlatar belakang pertanian dengan kenyamanan yang dapat dirasakan. Agrowisata ruangan terbuka dapat dilakukan dalam dua versi atau pola, yaitu alami dan buatan. Objek agrowisata ruangan terbuka alami ini berada pada


(27)

areal di mana kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Masyarakat melakukan kegiatannya sesuai dengan apa yang biasa mereka lakukan tanpa ada pengaturan dari pihak lain. Untuk memberikan tambahan kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi spesifik yang dilakukan oleh masyarakat dapat lebih ditonjolkan, namun tetap menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas pendukung untuk pengamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan dengan kultur dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh, sanitasi, dan keamanan dari binatang buas. Contoh agrowisata terbuka alami adalah kawasan Suku Baduy di Pandeglang dan Suku Naga di Tasikmalaya, Jawa Barat, Suku Tengger di Jawa Timur; Bali dengan teknologi subaknya, dan Papua dengan berbagai pola atraksi pengelolaan lahan untuk budidaya umbi-umbian. Untuk membantu meningkatkan masyarakat petani yang berada di pedesaan, prioritas pengembangan agrowisata hendaknya lebih diarahkan pada pengembangan agrowisata ruang terbuka (Subowo, 1996).

Tirtawinata dan Facahrudin (1996) mengungkapkan beberapa manfaat dari agrowisata yaaitu :

1. Memberikan nilai estetika dan keindahan alam, keindahan visual dapat diperoleh dari topografi, jenis folora dan fauna, warna dan arsitek bangunan yang tersusun dalam tata ruang yang serasi dengan alam.

2. Memberikan nilai rekreasi, rekreasi ditengah alam yang indah dan kenyamanan perlu didukung oleh fasilitas pengunjung serta paket acara. 3. Mendapatkan keuntungan ekonomi, baik bagi pengelola, masyarakat,

pemerintah, daerah maupun negara.

2.3. Beberapa Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berhubungan dengan analisis perilaku pengunjung wisata Agro yaitu salah satunya adalah Rury Kurnia Herlita (2008), melakukan penelitian mengenai “Analisis dan Preferensi dan Perilaku Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor”. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dengan bantuan tabulasi deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA), model angka ideal serta Custumer Satisfaction Index (CSI). Alat


(28)

analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran mengenai situasi sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi dan suatu sistem pemikiran ataupun kilasan peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 2003). Analisis deskiptifdigunakan untuk menganalisis karateristik umum konsumen dan proses keputusan konsumen untuk Berkunjung ke Wisata Agro Gunung Mas. Analisis model angka ideal memberikan informasi berkenaan dengan bagaimana produk atau jasa yang sudah ada dipandang oleh konsumen. Dalam model angka ideal, konsumen diminta untuk menunjukkkan sampai sejauh mana mereka percaya suatu produk atau jasa ditempatkan pada skala yang menggambarkan berbagai derajat atau tingkat atribut yang menonjol.

Andika (2007) melakukan penelitian mengenai “ Analisis tingkat kepuasan pengunjung Agrowisata Little Farmes Cisarua Kabupaten Bandung Utara” dengan alat analisis yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif, Importance Performance Analysis (IPA), Costumer Satisfaction Index (CSI), nilai Costumer Satisfaction Index (CSI) sebesar 79,12 persen menunjukkan bahwa konsumen merasa puas dengan kinerja pelayanan yang diberikan Agrowisata Little Farmes. Perusahaan perlu meningkatkan kinerja pada atribut kebersihan pada lokasi dan pelayanan informasi.

Ritonga (2004) melakukan penelitian mengenai Analisis Motivasi Presepsi dan Tingkat kepuasan pengunjung Wisata Agrokusuma, Batu Malang Jawa Timur, dengan metode pengolahan data deskriptif, model angka ideal dan Importance Performance Analysis (IPA). Dari hasil penelitian dengan menggunakan model angka ideal diperoleh hasil persepsi pengunjung terhadap atribut yang paling penting adalah manfaat kunjungan, keamanan dan kebersihan, Importance Performance Analysis (IPA) menunjukkan bahwa kepuasan konsumen terjadi pada atribut kenyamaan, kebersihan, manfaat kunjungan, keamanan dan paket wisata.

Oktaviani (2006) dalam penelitiannya mengenai “Analisis kepuasan pengunjung terhadap kinerja Kebun Wisata Pasirmukti Bogor dan implikasinya terhadap bauran pemasaran”. Penelitiannya mengunakan alat analisis Importance Performance Analysis (IPA), Costumer Satisfaction Index (CSI), dan analisis


(29)

GAP untuk melihat tingkat kepentingan atribut-atribut kinerja pelayanan Kebun Raya.

Baehaqie (2003) meneliti tentang “Analisis tingkat preferensi pengunjung pada Agrowisata Taman Buah Mekar Sari, Cileungsi, Bogor”. Metode analisis yang digunakan adalah Importance Performance Analysis (IPA) dan Thurstone, secara umum dalam hal perilaku diperoleh bahwa yang menjadi alasan kuat bagi pengunjung untuk berkunjung ke Taman Buah Mekar Sari adalah kemudahan atau akses untuk mencapai lokasi. Tujuan utama dari pengunjung adalah untuk berlibur atau berekreasi, dan kunjungan yang dilakukan oleh para responden mayoritas selalu bersama dengan teman teman. Keputusan untuk melakukan kunjungan didasarkan atas suatu rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya dan biaya yang dikeluarkan untuk satu kali kunjungan berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp 100.000.


(30)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Karakteristik Pengunjung

Pengunjung merupakan seorang yang memakai atau menikmati barang ataupun jasa yang diinginkannya. Karakterisitik pengunjung akan berbeda satu dengan yang lain dan dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan bagi para pengunjung, diantaranya yaitu :

a. Usia

Menurut Hurlock (1980), masa dewasa dibagi menjadi empat yaitu : masa dewasa dini (18-40 tahun), dewasa madya awal (40-59 tahun), dewasa madya lanjut ( 60 tahun - kematian), usia dewasa madya merupakan masa penuh stress. b. Tingkat Pendidikan

Menurut Suprijanto (2007) pendidikan dibedakan menjadi 9 jenis yaitu : pendidikan massal, pendidikan masyarakat, pendidikan dasar, pendidikan penyuluhan, pengembangan masyarakat, pendidikan orang deawas, masyarakat seumur hidup, masyarakat belajar, dan pendidikan formal dan informal. Pendidikan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perubahan sikap dan perilaku hidup seseorang, tingkat pendidikan yang tinggi akan mempermudah seseorang untuk menyerap informasi dan mengimplikasikannnya dalam prilaku dan gaya hidup sehari hari.

c. Tingkat Pendapatan

Tingkat pendapatan merupakan kenaikan kotor atau garis dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelayanan jasa kepada klien, penyewaan harta, penyimpanan uang dan semua kegiatan yang bertujuan memperoleh penghasilan.

d. Jenis Kelamin

Jenis kelamin diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Di dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa jenis kelamin adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat perbedaan dalam hal peran, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.


(31)

e. Status Perkawinan

Status perkawinan dibedakan menjadi belum menikah, menikah, cerai hidup dan cerai mati. Perkawinan adalah mereka yang terikat dalam perkawinan pada saat pencacahan baik tinggal bersama maupun tinggal terpisah.

3.1.2 Perilaku Konsumen

Engel, Blackwee dan Miniard (1994) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk produk jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan bahwa masing-masing konsumen memiliki perbedaan selera dan keinginan.

Swastha dan Handoko (1997) mengemukakan bahwa usaha mengenalkan dan merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen adalah awal dari kegiatan pemasaran suatu perusahaan. Selanjutnya dari keinginan dan kebutuhan tersebut dirumuskan dan disusun suatu kombinasi dan kebijaksanan produk, harga, promosi dan distribusi setepat tepatnya agar kebutuhan para konsumennya dapat dipenuhi secara memuaskan.

Umar (2000) menyatakan bahwa perilaku konsumen terbagi menjadi 2 bagian yaitu perilaku yang tampak dan yang tak tampak, variabel-variabel perilaku yang tampak antara lain jumlah pembelian, waktu pembelian, karena siapa, dengan siapa, dan bagaimana konsumen melakukan pembelian. Sedangkan perilaku konsemen yang tak tampak adalah ingatan terhadap informasi, perasaan kepemilikan konsumen dan presepsi. Perilaku konsumen menunjuk kepada perbedaan perilaku individu dalam bagaimana mereka mendapatkan, mengolah, dan menggunakan informasi dari berbagai sumber dan situasi pembelian, mengkonsumsi dan berkomunikasi tentang merek, produk dan kelompok produk. Defenisi perilaku konsumen dapat disimpulkan sebagai kegiatan yang secara langsung ditujukan untuk mendapatkan, mengkonsumsi suatu produk atau jasa dimana keputusan yang mengawali dan mengikuti kegiatan tersebut berbeda untuk setiap individuanya dan dapat berubah karena pengaruh dari berbagai pihak seperti lingkungan, individu dan sebagainya.


(32)

Gambar 1. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhinya

Sumber : Engel et al (1994)

Pengunjung pada dasarnya adalah konsumen yang menikmati jasa wisata yang ditawarkan yaitu wisata agro. Wisata alam (Agrowisata) merupakan suatu bentuk industri pariwisata yang mempunyai segmen pasar terbatas, artinya orang orang yang melakukan kegiatan wisata alam adalah orang-orang tertentu dan biasanya oleh orang-orang yang pada umunya usia produktif.

Berbagai keputusan mengenai aktifitas sering kali harus dilakukan oleh setiap konsumen pada setiap hari. Perilaku konsumen menyatakan bahwa konsumen berusaha memahami bagaimana mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa. Disiplin perilaku konsumen juga berusaha mempelajari bagaimana konsumen mengambil keputusan dan memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan yang terlibat dalam pengambilan keputusan tersebut ( Sumarwan, 2002 ).

Perbedaan Individu

Sumberdaya Konsumen Motivasi & Keterlibatan

Pengetahuan Sikap

Kepribadian & Gaya Hidup Demografi

Proses K putusan

Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif Pembelian

Hasil

e Proses Psikologis

Pemrosesan Informasi

Pembelajaran

Perubahan Sikap

Strategi Pemasaran

Harga Produk Promosi

Pengaruh Lingkungan

Budaya

Pengaruh Pribadi Keluarga

Situasi

Distribusi Kelas Sosial


(33)

Kltoter (2002) menyatakan perilaku konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu, rumah tangga yang membeli produk untuk konsumen personal. Pengertian Kloter tentang perilaku konsumen ini lebih menekankan pada produk yang dikonsumsi.

Peter dan Olson (1999) pada buku American Marketing Association, mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka. Terdapat 3 ide penting dalam definisi tersebut yaitu :

1. Perilaku Konsumen adalah Dinamis

Definisi tersebut menekankan bahwa perilaku konsumen adalah dinamis yang berarti bahwa seorang konsumen, grup konsumen serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen, demikian pula pada pengembangan strategi pemasaran. Salah satu implikasinya dalam perilaku konsumen adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas untuk satu jangka waktu tertentu, produk dan individu atau grup tertentu.

2. Perilaku Konsumen Melibatkan Interaksi

Hal kedua yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen adalah keterlibatan interaksi antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitar. Ini berarti bahwa untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat harus memahami apa yang dipikirkan oleh konsumen (kognisi) dan yang konsumen rasakan (pengaruh), apa yang konsumen lakukan (perilaku) dan apa serta dimana (kejadian disekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa dan dilakukan konsumen.

3. Perilaku Konsumen Melibatkan Pertukaran

Hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen adalah pertukaran diantara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang juga menekankan pertukaran.

Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus karena berbagai alasan termasuk bagi para pemasar. Engel et al (1994) mendefinisikan perilaku


(34)

konsumen sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Terdapat beberapa faktor yang mendasari keputusan konsumen yang saling berhubungan yang terdiri dari faktor lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis.

3.1.3 Tahapan Proses Keputusan Pembelian

Proses yang dapat mempengaruhi suatu keputusan konsumen untuk memperoleh produk dan jasa meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi pasca kunjungan, faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian yaitu pengaruh lingkungan meliputi budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, sikap dan situasi, kedua perbedaan individu yang meliputi sumberdaya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap dan kepribadian gaya hidup dan demografis dan ketiga faktor proses psikologis meliputi pengelolaan informasi, pembelanjaan dan perubahan sikap dan perilaku. Menurut Engel, Blackwell terdapat lima proses dalam pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen:

Pengenalan kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi

Alternatif Pembelian hasil Gambar 2.Tahapan Proses Keputusan Pembelian

Sumber: Engel et al (1994)

a. Pengenalan Kebutuhan

Proses membeli diawali saat konsumen menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkan. Kebutuhan yang terdapat didalam diri konsumen dapat disebabkan oleh rangsangan internal yaitu kebutuhan normal seseorang yang meningkat hingga suatu tingkat tertentu dan berubah menjadi dorongan. Selain itu pengalaman masa lampau seseorang belajar menangani motivasi terhadap suatu produk untuk memuaskan keinginannya. Sedangkan rangsangan eksternal berasal dari interaksi langsung dengan keadaan lingkungan yang memberikan suatu penawaran sesuai dengan keinginan konsumen (Kotler, 2000).


(35)

b. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak mengenai produk yang akan kemudian dikonsumsi. Pencarian informasi dapat dibedakan menjadi dua tingkat yaitu perhatian yang meningkat dengan pengertian pencarian informasi sangat standar dimana konsumen akan lebih bersikap menerima informasi tentang suatu produk, perhatian pada iklan dan pembicaraan mengenai produk yang akan dikonsumsi. Tingkat yang kedua yaitu mencari informasi secara aktif dimana konsumen akan mencari bahan bacaan yang berhubungan dengan produk, menelpon teman dan melakukan kegiatan untuk mempelajari komputer lain sebagai perbandingan. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan masalah terbatas menjadi pemecahan masalah yang ekstensif. Sumber–sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok yaitu :

1. Sumber pribadi : Keluarga, Teman, Tetangga, Kenalan 2. Sumber komersil : Iklan, Pameran, Penyalur tenaga penjualan 3. Sumber umum : Media massa, Organisasi konsumen

4. Sumber pengalaman :Pernah menangani, Menguji, Menggunakan produk Secara umum konsumen menerima informasi terbanyak dari suatu produk dari sumber komersil yaitu sumber yang didominasi oleh para pemasar tetapi informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi. Setiap sumber informasi melaksanakan suatu fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Informasi komersil umumnya melaksanakan fungsi memberitahu, sedangkan sumber pribadi melaksanakan fungsi legitimasi atau evaluasi. Dengan mengumpulkan informasi, konsumen belajar tentang merek yang bersaing dan ciri masing-masing merek (Kotler, 2002).

c. Evaluasi Alternatif

Menurut Kotler (2002), informasi yang didapatkan oleh konsumen akan diproses untuk menentukan pilihan dan membuat keputusan akhir. Hal ini membutuhkan proses evaluasi yang tidak sederhana yang dilakukan oleh satu orang konsumen atau seluruh konsumen pada situasi membeli. Kebanyakan model


(36)

dari proses evaluasi konsumen bersifat kognitif yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional. Konsumen akan berusaha untuk memuaskan suatu kebutuhan dan mencari manfaat–manfaat tertentu pada suatu produk. Konsumen melihat setiap produk sebagai himpunan dari sifat–sifat atau ciri–ciri tertentu dengan kemampuan yang beragam dalam memberikan manfaat dan memuaskan kebutuhan.

Konsumen membedakan ciri produk yang relevan dan menonjol, konsumen akan memberikan perhatian terbesar pada produk yang memberikan manfaat yang dicari. Konsumen mungkin akan mengembangkan seperangkat kepercayaan merek tentang dimana setiap merek berbeda pada ciri masing–masing yang akan menimbulkan citra dari suatu merek. Kepercayaan merek konsumen akan beragam sesuai dengan pengalamannya dan sesuai dengan akibat dari perhatian selektif. Konsumen akan sampai pada sikap, pendapat atau preferensi terhadap alternatif merek melalui beberapa prosedur evaluasi dalam membuat keputusan diantara atribut obyek yang banyak (Kotler, 2002).

d. Pembelian

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli yang ditunjukkan pada Gambar 3.

Penelitian Alternatif

Tujuan

Membeli Keputusan

Membeli Faktor

Keadaan Tidak Terduga

Sikap Orang Lain

Gambar 3.Tahap Antara Evaluasi, Alternatif dan Keputusan Membeli

Sumber : Kotler (2002).


(37)

Faktor yang pertama adalah sikap orang lain yang akan mempengaruhi keputusan seseorang untuk membeli. Sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang tergantung pada intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut. Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor–faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor–faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor–faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau menghindari keputusan membeli akan sangat dipengaruhi oleh resiko yang diperkirakan. Konsumen tidak dapat merasa pasti mengenai hasil pembelian yang mengakibatkan kecemasan. Jumlah resiko yang diperkirakan akan bervariasi dengan jumlah uang yang dikeluarkan, jumlah atribut yang tidak pasti dan besarnya rasa percaya diri konsumen.

Seorang konsumen yang memutuskan untuk melaksanakan tujuan pembelian akan dihadapkan pada membuat 5 sub keputusan membeli yaitu keputusan merek, keputusan mengenai penjualan, keputusan mengenai jumlah, keputusan kapan akan membeli dan keputusan metode membayar. Pada sisi lain pembelian produk yang dilakukan setiap hari akan melibatkan keputusan dan pertimbangan yang lebih sedikit.

Engel at al (1994) menyatakan perilaku pengunjung adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, menghabiskan barang dan jasa termasuk proses pengambilan keputusan yang didahuluinya dan mengikuti tindakan tersebut. Munculnya kebutuhan berwisata adalah didorongya oleh kegiatan faktor ekonomi, sosial, psikologi. Pertimbangan-pertimbangan lain yang dilakukan oleh pengunjung sebelum mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan wisata yaitu biaya, daerah tujuan wisata, akomodasi yang digunakan, hiburan, waktu dan lamanya berwisata, yaitu diantaranya :

1. Umur, pengaruh pribadi dari setiap umur diduga berpengaruh terhadap keinginan untuk berkunjung ketempat wisata. Perbedaan umur juga berpengaruh akan pemilihan tempat dan objek wisata


(38)

2. Pendidikan, tingkat pendidikan berpengaruh dalam menentukan tempat wisata, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka wawasannya semakin luas. 3. Jenis kelamin, jenis kelamin antara wanita dan pria akan mampu

mempengaruhi dalam pengambilan keputusan untuk memilih tempat wisata yang akan dikunjungi, perbedan jenis kelamin terkait dengan keberanian dalam menghadapi rintangan.

4. Tingkat pendapatan, pendapatan merupakan penghasilan yang diterima seseorang. Jumlah pendapatan yang diterima akan mempengaruhi keinginan untuk melakukan perjalanan wisata, semakin tinggi jumlah pendapatan seseorang maka kemungkinan akan semakin tinggi untuk melakukan kegiatan wisata.

Preferensi merupakan bagian dari perilaku konsumen preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada, preferensi ini terbentuk dari presepsi terhadap produk, preferensi konsumen berhubungan dengan harapan konsumen akan suatu produk yang disukainya. Harapan konsumen diyakini mempunyai peranan yang besar dalam menentukan kualitas produk (barang atau jasa) dan kepuasan pelanggan. Konsep preferensi menyatakan bahwa jika seseorang menyatakan bahwa dia lebih menyukai A daripada B, ini berarti segala kondisi dibawah A tersebut lebih disukai daripada dibawah pilihan B.

Evaluasi alternatif adalah tahapan dimana konsumen mengevaluasi pilihan berkenaan dengan manfaat yang diharapkan dan menyempitkan pilihan hingga alternatif yang dipilih. Teori preferensi konsumen digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan bagi konsumen. Suatu produk atau jasa pada dasarnya adalah kumpulan atribut-atribut dari setiap produk, baik barang ataupun jasa dapat menjadi penilaian tersendiri bagi konsumen terhadap suatu produk.

Preferensi dan perilaku konsumen dalam wisata agro memiliki keterkaitan, dengan mengetahui perilaku konsumen terhadap suatu objek wisata serta preferensi konsumen terhadap objek wisata agro, dengan tujuan agar dapat memaksimalkan kepuasan pengunjung, mengingat pengunjung memegang peranan penting dalam keberadaan suatu objek wisata.


(39)

3.1.4 Presepsi Nilai

A. Pengertian Presepsi

Presepsi merupakan salah satu faktor fisiologis yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan pilihan pembelian. Menurut Kloter (2002) pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh 4 faktor utama yaitu motivasi, presepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.

Presepsi adalah kesan atau pandangan seseorang terhadap objek tertentu. Presepsi seseorang tergantung seberapa jauh suatu objek membuat arti terhadap seseorang. Presepsi juga melibatkan derajat pengertian kesadaran, suatu arti atau suatu penghargaan terhadap objek tersebut dan merupakan suatu proses aktif, komunikator menyerap, mengatur dan menafsirkan pengalamannya secara selektif.

B. Presepsi Pelanggan Tentang Nilai

Nilai adalah alat untuk memprediksi pilihan pelanggan. Pelanggan akan membeli jasa atau produk yang dia rasakan memberikan nilai tertingi. Pelanggan akan menimbang keuntungan yang mungkin didapat dibandingkan dengan biaya yang sedang dan mungkin dikeluarkan. Pelanggan yang memutuskan apakah suatu nilai telah diciptakan atau ditambahkan. Secara sederhana segmen pelanggan yang berbeda menghargai kombinasi hal yang berbeda beda dalam menafsir daya tarik dari penawaran barang dan jasa. Berikut ini merupakan komponen atau bentuk bentuk dari nilai.

a. Nilai Basis Harga Produk

Nilai basis harga produk merupakan sumber nilai paling dasar. Nilai ini ditandai oleh pelanggan yang akan beralih kepesaing yang menawarkan harga lebih murah. Pandangan berupa harga ini mungkin terjadi ketika pelanggan lebih memusatkan perhatian pada jasa inti daripada keseluruhan penawaran sebuah perusahaan, khususnya ketika poduk atau jasa inti tersebut tidak berbeda dengan produk perusahaan lain.

b. Nilai Kemudahan atau Akses

Bentuk nilai ini tercipta ketika perusahaan membuat pelanggan mereka mudah untuk mengakses produk atau jasa mereka dan untuk berhubungan dengan


(40)

mereka. Nilai kemudahan dan akses diciptakan dengan bersikap terbuka terhadap bisnis yang diinginkan pelanggan, menyediakan lokasi yang nyaman dan menawarkan berbagai cara untuk mengakses pelayanan.

c. Nilai Berbasis Pilihan

Nilai berbasis pilihan memberi pelanggan kesempatan untuk menyeleksi berbagai pilihan yang tersedia atau bagaimana mereka mengakses pilihan tersebut. Pilihan ini tidak berkembang hanya sampai pada seleksi produk atau jasa yang ditawarkan, tetapi juga pilihan bagaimana pelanggan dapat berurusan dengan perusahaan, bagaimana pelanggan dapat membayar apa yang mereka beli atau bagaimana pelanggan menerima informasi.

d. Nilai Berbasis Kariawan

Jenis nilai ini berkaitan dengan level dan tipe pelayanan yang diterima pelanggan dari kariawan seringkali membawa pelanggan kembali dan kualitas ini sering dihubungkan dengan tindakan dan sikap dari para kariawan.

e. Nilai Informasi

Sering kali pelangan tidak menyadari adanya pilihan pilihan yang tersedia bagi mereka, ketika informasi diberikan kepada pelanggan, mereka dapat membuat keputusan berbasis pengetahuan yang meningkatkan kenyamanan mereka dalam mengambil keputusan.

f. Nilai Asosiasi

Pelanggan terkadang mengalami kepuasan dan kenyamanan karena menjadi pelanggan dari penyedia jasa tertentu yang mereka asosiasikan positif dalam nilai atau atribut.

g. Nilai Keunikan Pelanggan

Nilai jenis ini tercipta ketika perusahaan memperlakukan mereka sebagai seorang individu, pelayanan disesuaikan dengan kepribadian pelanggan.

h. Nilai Hubungan

Hal ini mengacu pada nilai yang tercipta ketika sebuah perusahan membuat pelanggannya merasa lebih nyaman dalam berhubungan dengan perusahaan. Nilai jenis ini tidak langsung terkait dengan produk dari sebuah perusahan dan harga produk tersebut, namun lebih kepada aspek yang lebih halus yaitu interaksi dengan pelanggan.


(41)

i. Nilai yang Memuaskan

Banyak penyedia jasa yang dihargai bukan hanya produk atau jasa inti mereka, namun karena produk atau jasa tersebut memampukan mereka melakukan sesuatu.

j. Nilai Kejutan

Hal ini mengacu pada keuntungan yang dapat mengejutkan pelanggan dengan memberikan berita baik atau perlakuan istimewa. Hal ini mengharuskan penyedia jasa untuk mencari kesempatan untuk membuat pelanggan terkesan dengan program dan tindakan yang tidak terduga.

k. Nilai Komonitas

Nilai ini mengacu pada kontribusi yang diberikan pada ekonomi lokal dan komonitas tempat perusahaan tersebut beroperasi. Ini adalah keuntungan yang tercipta secara tidak langsung melalui donasi dan sponsorship dan melalui fakta bahwa perusahaan mempekerjakan banyak orang.

l. Nilai Ingatan

Nilai ini tercipta ketika pelanggan terlibat dalam suatu peristiwa atau pengalaman yang melekat dalam ingatan mereka selama bertahun tahun.

m. Nilai pengalaman

Sangat terkait dengan konsep nilai ingatan adalah penciptaan pengalaman bagi pelanggan. Nilai pengalaman tercipta jika pelanggan terlibat.

3.1.5 Kepuasan Pelanggan

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara presepsi atau kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan harapannya. Kepuasan merupakan fungsi dari kinerja dan harapan. Jika kinerja dibawah harapan berarti pelanggan tidak puas, jika kinerja memenuhi harapan berarti pelanggan amat puas dan senang. Menurut Drucker dan Usmara, 2000, mengatakan bahwa keberhasilan usaha tidak ditentukan oleh produsen melainkan oleh pelanggan, pelangganlah yang menilai apakah produk yang diciptakan oleh produsen memenuhi kebutuhannya atau tidak. Tujuan akhir dari analisis pelanggan adalah menjabarkan kebutuhan masyarakat menjadi


(42)

peluang usaha yang menguntungkan. Konsep kepuasan konsumen dapat dilihat pada gambar 4

Tujuan Perusahaan

Produk

Nilai Produk Bagi Konsumen

Tingkat Kepuasan Konsumen

Kebutuhan dan Keinginan Konsumen

Harapan Konsumen Terhadap Poduk

.

.Gambar 4. Konsep Kepuasan Konsumen

Sumber : Rangkuti (2002)

Seorang pelanggan yang puas adalah pelanggan yang mendapatkan value dari produsen atau penyedia jasa. Value biasanya berasal dari produk, pelayanan atau sesuatu yang bersifat emosi. Kalau pelanggan mengatakan bahwa value adalah produk yang berkualitas maka kepuasan terjadi jika pengunjung mendapatkan produk yang berkualitas. Kalau value bagi pelanggan adalah kenyamanan maka kepuasan terjadi apabila pelayanan yang diperoleh benar-benar nyaman. Oleh karena itu baik pelangan maupun produsen akan sama-sama diuntungkan apabila kepuasan terjadi, dengan melihat hubungan ini jelas bahwa kepuasan pelanggan haruslah menjadi satu tujuan dari setiap produsen.

Pada prinipnya kepuasan konsumen dapat diukur, pengukuran kepuasan pelanggan menyangkut penentuan tiga faktor yaitu pilihan tentang ukuran kinerja yang tepat, proses pengukuran secara normatif dan instrument dan teknik pengukuran yang digunakan untuk menciptakan suatu indikator.


(43)

3.1.6 Faktor Faktor Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen ditentukan oleh prespsi konsumen atas performance produk atau jasa dalam memenuhi harapan konsumen. Salah satu faktor yang menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa yang berfokus pada lima dimensi jasa yaitu :

1. Tagibles ( Berwujud )

Dimensi ini mencakup kondisi fisik, peralatan serta penampilan pekerja. Jasa tidak dapat diamati secara langsung, maka pelanggan sering kali berpedoman pada kondisi yang terlihat mengenai jasa dalam melakukan evaluasi seperti karpet, tempat duduk, penampilan pekerja, keramahan pekerja, dan lain-lain.

2. Reliability ( Keandalan )

Dimensi ini menunjukkan perusahan untuk memberikan pelayanan secara akurat dan handal, dapat dipercaya, bertanggung jawab atas apa yang dijanjikan, tidak pernah memberikan janji yang berlebihan dan selalu memenuhi janjinya. 3. Responsivenes (Daya Tanggap)

Dimensi ini mencakup keinginan untuk membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat, selalu memperoleh definisi yang tepat dan segera mengenai pelanggan. Dimensi ini merefleksikan komitmen perusahaan untuk memberikan pelayanannya tepat pada waktunya

4. Assurance ( Jaminan)

Dimensi ini mencakup Competency, yaitu kepemilikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan, Courtesy merupakan kesopanan, rasa hormat, perhatian dan keramahan pelayanan, Credibility merupakan kepercayaan terhadap dan kejujuran dari pembeli jasa dan Security hal ini mencakup kebebasan dari bahaya, resiko atau keragu raguan. Dimensi assurance mencakup pengetahuan dan kesopanan pekerja serta kemampuannya untuk memberikan kepercayaan kepada pelanggan, dimensi ini merefleksikan kompetensi perusahaan, keramahan kepada pelanggan dan keamanan operasinya.

5. Empaty

Dimensi ini terdiri dari 3 hal yaitu a) Accessibility mencakup kemudahan untuk mendekati dan menghubungi. b) Communication Skills hal ini mencakup pemberian informasi kepada pelanggan dengan bahasa yang dapat dimengerti dan


(44)

mendengarkan tanggapan dan pertanyaan pelanggan. c) Understanding the costumer hal ini mencakup perlunya usaha untuk mengetahui pelanggan dan kebutuhan khususnya.

3.1.7 Alat Analisis dan Teknik Mengukur Kepuasan Konsumen

Ada beberapa teknik mengukur kepuasan konsumen yaitu indeks kepuasan, analisis kesenjangan, importance perpomence analisis, benchmarking, analisis diskriminan, amalisis klaster, structural equation modeling dan lain-lain. Pengukuran sangat penting dilakukan oleh perusahan untuk keberlangsungan usaha yang dijalankan. Kegunaan pengukuran kepuasan antara lain untuk mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan pengguna akhir, serta menemukan bagian atau atribut apa yang membutuhkan peningkatan. Kemampuan untuk memahami kepuasan dan memenuhi harapan pelanggan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

3.1.7.1 . Indeks Kepuasan Konsumen.

Cara yang paling sederhana untuk mewakili skor kinerja tiap konsumen terhadap suatu produk adalah dengan merata-ratakan semua skor kinerja tiap atribut produk tersebut. Kelemahan rata rata ini adalah bahwa setiap atribut kinerja dianggap memiliki nilai atau bobot (tingkat kepentingan) yang sama. Sementara itu dalam kenyataannya pelanggan sangat mungkin memberikan bobot yang berbeda untuk tiap kinerja atribut. Kelemahan rata-rata itu dapat diatasi dengan mengitung rata-rata pertimbangannya yaitu dengan memperhitungkan bobotnya. Keunggulan dari indeks kepuasan yaitu perusahaan dapat mengetahui tingkat kepuasan secara keseluruhan dari atribut-atriut suatu produk. Perusahaan dapat mengetahui secara umum berada direntang skala kriteria mana tingkat kepuasan konsumennya. Kelemahan indeks kepuasan adalah nilai indek kepuasan hanya dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan secara keseluruhan dari kinerja suatu produk. Perusahaan tidak dapat membuat perumusan strategi yang tepat hanya dari nilai indeks kepuasan.

3.1.7.2 Importance Performance Analysis (IPA)

Importance Performance Analysis (IPA) adalah analisis yang membandingkan antara tingkat kepentingan dan kinerja dan atribut suatu produk


(45)

menggunakan gambar yang terdiri dari empat kuadran. Tingkat kepentingan suatu atribut dibuat pada sumbu horizontal dan tingkat kinrja suatu atribut pada sumbu vertikal. Keunggulan dari IPA yaitu dari hasil analisis ini perusahaan dapat membuat perumusan strategi yang tepat untuk memperbaiki kinerja produksinya. Perusahaan memiliki sumberdaya yang terbatas untuk menjalankan strategi pemasaran yang telah dirumuskan. Dari hasil Importance Performance Analysis (IPA) dapat prioritas rendah, atribut yang perlu dipertahankan dan atribut yang kinerjanya dianggap berlebihan oleh konsumen.

3.1.7.3 Customer satisfaction Index (CSI)

Metode index kepuasan konsumen merupakan indeks yang mengukur tingkat kepuasan konsumen atau pengunjung berdasarkan atribut-atribut tertentu. Hal ini tergantung pada kebutuhan informasi yang ingin didapatkan perusahaan terhadap konsumen. Atribut yang diukur dapat dibedakan untuk masing-masing industri, bahkan untuk masing-masing perusahaan.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian mengenai Analisis Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor membahas mengenai sejauh mana presepsi tingkat kepuasan pengunjung terhadap wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Langkah pertama yang ditempuh dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan terhadap fasilitas-fasilitas yang terdapat di Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor untuk meningkatkan jumlah pengunjung dalam berwisata di Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Tahap selanjutnya adalah melakukan analisis deskipsi yaitu dengan melihat kepuasan pengunjung terhadap produk atau jasa objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor oleh pengunjung. Hal ini penting untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang keadaan umum pengunjung yang berkaitan dengan keadaan Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Variabel yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengunjung objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor meliputi umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan dan daerah asal.


(46)

Permasalahan : Tingkat Kepuasan

Pengunjung

Perilaku Pengunjung

Atribut Atribut objek Wisata Agro Gunung mas

Karakteristik pengunjung • Usia

• Jenis kelamin • Tingkat pendidikan • Tingkat pendapatan • Jenis pekerjaan • Status perkawinan • Domisili

• Suku

Proses Pengambilan Keputusan • Mengenal

kebutuhan • Pencarian

informasi • Keputusan

pembelian • Evaluasi pasca

kunjungan

Dimensi kepuasan pengunjung • Tangible Reability Responsiveness Assurance Empathy

Analisis Deskriptif

Important Performance Analysis dan Customer satisfaction Index (CSI)

Pengembangan usaha dan rekomendasi objek Wisata Agro

Gunung Mas Karakteristik Pengunjung

Wisata Agro Gunung Mas

Objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional


(47)

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dikawasan Wisata Agro Perkebunan Nusantara Gunung Mas yang terletak di Seda Tugu, kecamatan Cisarua kabupaten Bogor. Pemilihan tempat penelitian dikarenakan kawasan Wisata Agro Perkebunan Nusantara Gunung Mas merupakan salah satu objek wisata di kawasan Cisarua dan Kabupaten Bogor dengan pemandangan alam yang cukup indah dan sejuk. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa Wisata Agro Gunung Mas terletak dilokasi yang sangat strategis serta banyak dikunjungi wisatawan. Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei 2011.

4.2. Jenis dan Pengumpulan Data

Data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif, yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari pra-survey, pengamatan dilapang (observasi), penyebaran kuisioner kepada pengunjung dan wawancara langsung pada pihak pengelola Objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Kuisioner yang diberikan kepada responden berupa pertanyaan yang diberikan kebebasan jawaban dari responden. Sedangkan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang disediakan alternatif jawabannya dalam hal diperlakukan untuk mengetahui karakteristik pengunjung.

2. Data Sekunder

Data sekunder berupa laporan bulanan dan tahunan pengunjung yang datang dan diperoleh dari pihak pengelola. Selain itu data diperoleh juga dari instansi lainnya, internet, buku buku dan studi literatur yang terkait dengan penelitian.


(48)

4.3. Metode pengambilan sampel

Pengambilan contoh sampel dilakukan dengan pendekatan Convenience sample dimana contoh diambil berdasarkan pengunjung yang datang ke lokasi penelitian. Responden yang dipilih adalah penunjung yang datang ke Gunung Mas selama waktu penelitian. Sebelum pengisian kuisioner dan wawancara, reponden yang sedang melakukan kunjungan terlebih dahulu ditanyai kesediaannya untuk menjadi responden dan apabila pengunjung tersebut bersedia baru dilakukan pengisian kuisioner dan wawancara.

Dalam pengambilan sampel dilakukan pada jam kerja dan hari libur dan disesuaikan pada waktu buka dan tutup tempat objek wisata Gunung Mas. Dengan adanya pengambilan sampel ini dapat mewakili populasi sebenarnya dari pengunjung objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor.

Pada tahap pelaksanan penelitian, pengambilan sampel ditentukan jumlah respondennya. Untuk mempermudah dalam perhitungan maka jumlah reponden yang diambil dapat dibulatkan, ini didasarkan dari penentuan sampel yang dilakukan pada kawasan objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam penentuan responden.

4.4 METODE PENGOLAHAN DATA

Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis deskiptif dengan bantuan tabulasi deskiptif, Importance Performance Analysis (IPA), Customer satisfaction Index (CSI).

4.4.1 Analisis Deskiptif

Analisis deskiptif adalah analisis yang berkaitan dengan pengumpulan data dan penyajian suatu gugus data sehinga memberikan informasi yang berguna. Analisis deskiptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik umum dan aspek perilaku pengunjung serta untuk mengetahui proses pengambilan keputusan pengunjung untuk ke objek wisata Gunung Mas Cisarua Bogor. Karakteristik dan proses pengambilan keputusan tersebut diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner kepada pengunjung yang berkunjung ke objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor. Data primer diperoleh melalui penyebaran kuisioner dan wawancara yang ditabulasikan dalam kerangka tabel yang telah disiapkan.


(49)

Karakteristik yang dilihat meliputi jenis kelamain, status perkawinan, usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, domisili dan pendidikan terakhir. Sedangkan analisisnya mengenai proses pengambilan kebutuhan pengunjung, pencarian informasi yang dilakukan pengunjung terhadap tempat wisata, evaluasi alternatif, evaluasi hasil pengunjung terhadap tempat objek agrowisata.

4.4.2 Importance Performance Analysis (IPA)

Metode penggunaan alat analisis IPA (Importance Performance Analysis) merupakan teknik untuk mengukur tingkat kepentingan dari atribut produk menurut pandangan konsumen dan tingkat kinerja yang berguna untuk pengembangan usaha yang dijalankan. Penggunaan metode IPA dimaksudkan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen, penilaiannya menggunakan skala Likert dengan skor 1 sampai 5 untuk mengukur tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan seperti pada Tabel 3.

Tabel 3.Skor Pengukuran Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja

Skor Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja

1 Sangat Tidak Penting Sangat Tidak Baik

2 Tidak Penting Tidak Baik

3 Kurang Penting Kurang Baik

4 Penting Baik

5 Sangat Penting Sangat Baik

Berdasarkan skor pengukuran tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dengan skor 1 sampai 5 maka untuk menginterpretasikan penilaian atribut secara keseluruhan digunakan rentang skala dengan rumus :

Rentang Skala = Keterangan :

m = skor nilai tertinggi n = skor nilai terendah

b = jumlah kelas atau kategori

maka rentang skala yang digunakan berdasarkan rumus adalah Rentang Skala = = 0,8

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap rentang skala maka kriteria kepentingan dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 4.


(1)

10. Rata-rata pengeluaran anda dalam satu bulan?

a. Kurang dari Rp 500.000 d. Rp 1.500.000-Rp 2.000.000 b. Rp 500.000-Rp 1.000.000 e. Rp 2.000.000-Rp 2.500.000 c. Rp 1.000.000–Rp 1.500.000 f. Lainnya, sebutkan...

11.Bersama siapakah anda berlibur/berkunjung saat ini ? a. Sendiri c. Rekan bisnis e. Pasangan

b. Keluarga d. Teman f. Lainnya, sebutkan...

Tahapan Proses Perilaku Pengunjung Wisata Agro Agro Gunung Mas Cisarua Bogor.

Berilah tanda (X) pada jawaban yang anda pilih. I. Pengenalan Kebutuhan

1. Bersama siapakah anda berlibur/berkunjung saat ini ? a. Sendiri c. Rekan bisnis e. Pasangan

b. Keluarga d. Teman f. Lainnya, sebutkan...

2. Menurut anda jenis wisata apa yang anda sukai?

a. Wisata agro/alam c. Wisata kuliner e. Wisata budaya b. Wisata sejarah d. Wisata belanja f. Lainnya, sebutkan...

3. Menurut anda wisata yang bagaimana yang anda sukai? a. Mendukung konservasi lingkungan

b. Paket wisata yang ditawarkan c. Nilai pendidikan

d. Kelengkapan sarana dan prasarana e. Kebudayaan masyarakat setempat. f. Lainnya, sebutkan…..

4. Apa yang menjadi alasan (motivasi) anda untuk Berkunjung ke wisata agro Gunung Mas?

a. Suasana Baru c. Kesehatan e. Pengetahuan

b. Kenyamanan dan Keindahan d. Hiburan f. Lainnya, sebutkan...

5. Apa manfaat yang anda harapkan dengan Berkunjung ke Objek wisata Agro GunungMas?

a. Refressing d. Pengetahuan b. Manfaat untuk kesehatan e. Pengalaman c. Mendapatkan kesenangan hati f. Lainnya, sebutkan...


(2)

II. Pencarian Informasi

1 . Darimana anda mengetahui informasi mengenai Objek wisata agro Gunung Mas?

a. Orang lain c. Media elektronik b. Teman d. Internet c. Keluarga

2. Bagaimana sumber informasi yang anda peroleh tersebut mempengaruhi anda? a. Membuat anda terpengaruh untuk berkunjung

c. Mempertimbangkan untuk berkunjung b. Tidak terpengaruh untuk berkunjung d. Lainnya, sebutkan………..

3. Siapa yang mempengaruhi anda untuk berkunjung ke wisata agro gunung mas? a. Diri sendiri

c. teman b. keluarga

d. Lainnya, sebutkan……….

III. Evaluasi Alternatif

1. Selain wisata agro gunung mas, objek wisata agro manakah yang pernah anda kunjungi?

a. Taman Bunga Nusantara d. Kebun raya bogor b. wisata agro little farmers cisarua e. Lainnya, sebutkan... c. Rumah strawberry

2. ketika anda dihadapkan pada berbagai pilihan objek wisata, apakah wisata agro gunung mas akan menjadi prioritas pilihan anda

a. Ya b. Tidak

IV. Keputusan Pembelian

1. Siapa yang mempengaruhi anda untuk berkunjung ke Objek wisata Agro GunungMas?

a. Teman d. Atasan/teman kantor b. Inisiatif sendiri e. Lainnya, sebutkan... c. Keluarga

2. Bagaimana anda memutuskan berkunjung ke Objek wisata agro GunungMas? a. Terencana d. Tergantung situasi

b. Mendadak e. Lainnya, sebutkan... c. waktu luang

3. hari apa biasanya anda berkunjung ke Objek wisata Agro Gunung Mas? a. Hari libur sekolah d. Hari kerja

b. Hari libur nasional e. Lainnya, sebutkan... c. Akhir minggu


(3)

4. Apa yang menjadi alasan anda dalam memilih tempat berkunjung ke Objek wisata Agro Gunung Mas?

a. Dekat dengan tempat tinggal c. Sekalian lewat b. Pelayanan memuaskan d. Lainnya, sebutkan….

5. Seberapa sering anda berkunjung ke objek wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor? a. Sebulan sekali d. Tiap saat

b. 2 bulan sekali e. Lainnya, sebutkan... c.3 bulan sekali

6. Apakah menurut anda Jarak dan Lokasi Objek wisata Agro Gunung Mas mudah dijangkau?

a. Ya b. Tidak

5. untuk mencapai lokasi wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor kendaraan apa yang anda gunakan?

a. Mobil pribadi d. Angkutan kota

b. Bus e. Lainnya, sebutkan... c. Sepeda motor

V. Evaluasi Pasca Kunjungan

1. Apakah anda sudah merasa puas setelah berkunjung ke Objek wisata Agro Gunung Mas?

a. Puas b. Tidak puas

Jika anda merasa puas/tidak puas dengan kunjungan ke objek wisata Agro Gunung Mas, hal apa yang membuat anda merasa puas/tidak puas?

……… ……… ……… ………. 2. setelah berkunjung ke objek wisata Agro Gunung Mas, apakah anda akan melakukan

kunjungan kembali ?

a. Ya

b. Tidak

3. Apa yang anda sarankan untuk pengembangan objek Wisata Agro Gunung Mas Cisarua Bogor?

a. b.

c.

d.


(4)

Lampiran 2. Bentuk Kuisioner Penilaian Tingkat Kepuasan Tingkat Kepuasan

Petunjuk Pengisian : A. Tingkat Kepentingan

Penilaian terhadap seberapa penting setiap atribut yang dimiliki oleh paket wisata yang ditawarkan oleh Objek wisata agro GunungMas menjadi dasar pertimbangan untuk berkunjung.

1. STP = Sangat tidak penting 2. TP = Tidak penting

3. CP = Cukup Penting 4. P = Penting

5. SP = Sangat penting B. Tingkat Kinerja

1. STB = Sangat tidak Baik 3. CB = Cukup Baik 5. SB = Sangat Baik 2. TB = Tidak Baik 4. B = Baik

Petunjuk pengisian : Berilah tanda centang ( √ ) pada tabel dibawah ini sesuai pilihan anda.

No Atribut Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja

STP TP CP P SP STB TB CB B SB

1 Harga tiket

2 Keindahan alam

3 Kegiatan outbound yang ditawarkan

4 Kegiatan berkuda

5 Kegiatan produksi teh

6 Area tea walk

7 Kondisi jalan menuju wisata agro

8 Keragaman jenis paket wisata yang ditawarkan objek wisata agro 9 Keunikan yang ada di wisata agro

10 Kebersihan di wisata agro

11 Sarana dan prasarana di wisata agro

12 Lahan parkir

13 Promosi yang dilakukan wisata agro 14 Kemudahan mencapai lokasi wisata agro 15 Papan keterangan di wisata agro

16 Kondisi jalan di wisara agro


(5)

49

No Atribut Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan

STP TP CP P SP STB TB CB B SB

17 Tingkat kebersihan toilet

18 Sarana peribadatan

19 toilet

20 Keamanan di wisata agro

21 Jaminan rasa aman dalam menggunakan permainan yang di tawarkan oleh wisata agro

22 Petunjung fasilitas outbond

23 Even even yang di adakan oleh wisata agro 24 Adanya pusat informasi di wisata agro

25 pelayanan

26 Penampilan para pegawai

27 Keramahan pegawai

28 Penanganan keluhan pengunjung

29 Kebersihan tempat istrahat yang disediakan oleh wisata agro


(6)

C

  

S

  

I

No Tingkat Kepentingan (Y) Tingkat Kinerja (X)

RATA RATA IWS(%) RATA RATA WSS

1 3.73 3.024896602 3.52 10.64763604

2 4.44 3.60068121 3.89 14.00664991

3 3.77 3.057335172 3.31 10.11977942

4 3.75 3.041115887 3.24 9.853215473

5 3.98 3.227637661 3.25 10.4898224

6 3.74 3.033006244 3.37 10.22123104

7 4.28 3.470926932 2.85 9.892141757

8 4 3.243856946 2.86 9.277430865

9 3.93 3.187089449 2.92 9.306301192

10 4.36 3.535804071 2.95 10.43062201

11 4.35 3.527694429 3.13 11.04168356

12 4.18 3.389830508 3.08 10.44067797

13 3.92 3.178979807 2.94 9.346200633

14 4.1 3.32495337 3.24 10.77284892

15 4.17 3.381720866 3.38 11.43021653

16 4.28 3.470926932 2.8 9.71859541

17 4.38 3.552023356 3.08 10.94023194

18 4.34 3.519584786 3.32 11.68502149

19 4.44 3.60068121 2.99 10.76603682

20 4.43 3.592571568 2.96 10.63401184

21 4.4 3.56824264 2.95 10.52631579

22 3.99 3.235747304 3.19 10.3220339

23 3.93 3.187089449 2.87 9.14694672

24 4.04 3.276295515 3 9.828886546

25 4.1 3.32495337 3.46 11.50433866

26 4.08 3.308734085 3.35 11.08425918

27 4.28 3.470926932 3.41 11.83586084

28 4.2 3.406049793 3.13 10.66093585

29 4.37 3.543913713 3.23 11.44684129

30 3.35 2.716730192 2.83 7.688346444

123.31 100 94.5 315.0651204