Sedangkan hasil identifikasi FT-IR untuk sampel busa poliuretan dengan tawas ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Pita Serapan FT-IR Busa Poliuretan+Tawas No
Sampel Busa Poliuretan+Tawas
Bilangan Gelombang cm
-1
Pita Serapan Asal 1
3414,00 3500-3400
Serapan gugus N-H terikat 2
3005,10 3100-3000
Serapan gugus C-H 3
2353,16 2500-2000
Serapan C=O dari NCO 4
1647,21 1650-1580
Serapan vibrasi N-H 5
1319,31 1350-1000
Serapan vibrasi C-N 6
1126,43 1300-1100
Serapan C-O Dari hasil analisa spektrum FT-IR, tampak bahwa spektrum busa
poliuretan tanpa tawas dengan spektrum busa poliuretan+tawas tidak memperlihatkan perubahan yang signifikan. Hal ini menyatakan bahwa
penambahan tawas ke dalam busa poliuretan tidak mengalami interaksi kimia melainkan hanya interaksi fisika. Dengan kata lain, tawas hanya terbungkus oleh
molekul busa poliuretan dan tidak mengalami pengaruh dari busa poliuretan tersebut, sehingga mengakibatkan tidak adanya reaksi antara keduanya. Hal inilah
yang menyebabkan spektrum FT-IR yang terlihat hanya mengalami pergeseran bilangan gelombang yang sedikit.
4.2.4 Analisa Sifat Morfologi Busa Poliuretan dengan Scanning Electron
Microscopy SEM
Scanning Electron Microscopy SEM adalah suatu teknik yang digunakan untuk mempelajari permukaan sampel padat dan material besar. Cara kerja SEM yaitu
sampel diletakkan dalam suatu chamber vakum dan diarahkan ke suatu berkas elektron yang terfokus. Elektron dan emisi sinar X kemudian dianalisa untuk
menghasilkan sebuah visualisasi dari struktur polimer dan komposisi atomik.
Analisa Scanning Electron Microscopy SEM bertujuan untuk melihat permukaan busa poliuretan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini permukaan
busa poliuretan tanpa tawas dan busa poliuretan dengan penambahan tawas dapat memberikan gambaran permukaan dan pori pada busa poliuretan yang dapat
dikaitkan dengan penentuan kecepatan alir busa poliuretan.
a
b Gambar 4.9 Hasil analisa SEM busa poliuretan tanpa penambahan tawas : a
perbesaran 1000x; b perbesaran 100x
Gambar 4.9 menunjukkan bahwa busa poliuretan tanpa penambahan tawas terdapat distribusi pori yang berjauhan dan cenderung memiliki pori dengan
ukuran yang besar. Adapun terbentuknya pori yang berukuran besar disebabkan karena terproteksinya air oleh surfaktan maupun tersaringnya kristalinitas oleh
lignin, dimana blowing agent masih mampu mengimbangi kuat tarik yang terjadi karena adanya hard segment dan bending ikatan hidrogen yang ada Rahmawati
dan Wardana. 2012.
a
b Gambar 4.10 Hasil analisa SEM busa poliuretan dengan penambahan tawas : a
perbesaran 1000x; b perbesaran 100x
Pada gambar 4.10 terlihat bahwa tipe struktur dari busa poliuretan dengan penambahan tawas yang dihasilkan memiliki tipe sel terbuka opened cell. Busa
dengan struktur sel terbuka memiliki sel-sel yang terhubung sehingga fase gas pada satu sel dapat berhubungan dengan fase gas pada sel lainnya. Dimana busa
poliuretan dengan tipe sel terbuka opened cell merupakan tipe flexible foam.
Gambar 4.10 juga menunjukkan bahwa busa poliuretan dengan penambahan tawas terdapat distribusi pori yang cukup merata dan terlihat bahwa
pori memiliki ukuran yang lebih kecil. Hal ini disebabkan karena sebagian besar tawas yang ditambahkan terbungkus dan terletak pada jaringan-jaringan busa
poliuretan, yang kemudian dikaitkan dengan waktu pengaliran untuk analisa permeabilitas, sehingga mengakibatkan semakin lamanya waktu pengaliran.
4.2.5 Analisa Parameter Air Payau