Pada gambar 4.10 terlihat bahwa tipe struktur dari busa poliuretan dengan penambahan tawas yang dihasilkan memiliki tipe sel terbuka opened cell. Busa
dengan struktur sel terbuka memiliki sel-sel yang terhubung sehingga fase gas pada satu sel dapat berhubungan dengan fase gas pada sel lainnya. Dimana busa
poliuretan dengan tipe sel terbuka opened cell merupakan tipe flexible foam.
Gambar 4.10 juga menunjukkan bahwa busa poliuretan dengan penambahan tawas terdapat distribusi pori yang cukup merata dan terlihat bahwa
pori memiliki ukuran yang lebih kecil. Hal ini disebabkan karena sebagian besar tawas yang ditambahkan terbungkus dan terletak pada jaringan-jaringan busa
poliuretan, yang kemudian dikaitkan dengan waktu pengaliran untuk analisa permeabilitas, sehingga mengakibatkan semakin lamanya waktu pengaliran.
4.2.5 Analisa Parameter Air Payau
Untuk mengetahui kesesuaian sampel air payau yang telah disaring menggunakan busa poliuretan+tawas dengan Permenkes RI No. 492MenkesPerIV2010
tentang kualitas air bersih disajikan data yang terdapat dalam tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Data Hasil Analisa Parameter Air Payau
Sampel air payau Sebelum penyaringan
Sesudah penyaringan pH
6 6
TSS 0,8 mgL
0,2 mgL TDS
19,4 mgL 14,8 mgL
Dari tabel 4.5 terlihat bahwa total suspended solid TSS dan total dissolved solid TDS dari sampel air payau berkurang setelah disaring dengan
busa poliuretan+tawas. Hal ini membuktikan bahwa tawas bekerja menggunakan prinsip koagulasi, yaitu memisahkan padatan yang tak terendapkan, baik yang
tersuspensi maupun yang terlarut dalam air. Koagulasi ini dapat menghilangkan bahan-bahan organik, anorganik, warna, bakteri, ganggang, dan plankton dalam
air payau sehingga dapat digunakan sebagai alternatif dalam penjernihan air.
Sementara dari hasil analisa parameter air payau untuk pH tidak mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan kemampuan tawas yang kurang efektif
untuk mengubah pH air payau. Namun, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi Reverse Osmosis RO yang menggunakan membran
semipermeable. Namun dari hasil penyaringan menggunakan busa poliuretan- tawas 30-70 yang telah dilakukan, air payau dapat digunakan sebagai air
bersih karena telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492MenkesPerIV2010.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dalam pembuatan busa poliuretan dengan penambahan tawas
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1.
Pembuatan busa poliuretan dengan penambahan tawas dilakukan dengan metode one shot system dengan menggunakan sistem poliol lignin isolat-
PPG. 2.
Hasil analisa FT-IR busa poliuretan tanpa tawas dan busa poliuretan+tawas menunjukkan tidak adanya gugus baru yang muncul. Pada hasil analisa
ditemukan spektrum serapan yang khas yaitu spektrum poliuretan, dimana diperoleh puncak serapan gugus N-H 3414,00 cm
-1
, puncak serapan C=O dari NCO 2353,16 cm
-1
, puncak serapan C-N 1319,31 cm
-1
, dan serapan gugus C-O 1126,43 cm
-1
. Hal ini membuktikan bahwa telah terbentuknya poliuretan.
3. Hasil analisa proses filtrasi air payau menunjukkan bahwa PUF-tawas
30-70 mempunyai permeabilitas yang paling baik dengan waktu pengaliran paling lama yaitu 247 sekon dan memiliki nilai fluks paling
rendah yaitu 0,270 Lm
2
.s. 4.
Hasil analisa morfologi dengan SEM menunjukkan bahwa tipe struktur dari busa poliuretan-tawas 30-70 adalah tipe sel terbuka opened cell yang
merupakan tipe flexible foam. 5.
Hasil analisa parameter air payau sebelum dan sesudah penyaringan dengan busa poliuretan+tawas 30-70 untuk pH tidak mengalami perubahan,
yaitu tetap 6, untuk TSS mengalami penurunan sebesar 75, dan untuk TDS mengalami penurunan sebesar 27,835.
5.2 Saran