Lokasi Penelitian Metodologi Penelitian

1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Dasar FMIPA USU, Laboratorium Kimia Organik UGM, Laboratorium Terpadu USU, Laboratorium Penelitian Teknik Kimia Fakultas Teknik USU, dan Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU.

1.7 Metodologi Penelitian

Penelitian ini berupa eksperimen laboratorium, dengan beberapa tahapan yaitu : 1. Tahap pertama adalah penyiapan serbuk kayu jati yang kemudian diisolasi untuk mendapatkan lignin. 2. Tahap kedua adalah pembuatan busa poliuretan dari lignin isolat-PPG dengan menggunakan pereaksi isosianat dan tawas. 3. Tahap ketiga adalah karakterisasi busa poliuretan untuk analisa gugus fungsi dengan menggunakan FT-IR, analisa sifat morfologi dengan menggunakan SEM, dan analisa permeabilitas. Variabel yang digunakan adalah : - Variabel tetap : Suhu dan waktu pengeringan 105 o C selama 4 jam Waktu pembuatan busa poliuretan 30 detik dan 15 menit Waktu curing busa poliuretan 2 hari Air 1,335 pphp - Variabel bebas : Komposisi poliuretan 50; 40; 30; 20; dan 10 Komposisi tawas 50; 60; 70; 80; dan 90 - Variabel terikat : Spektrum inframerah Morfologi Sifat permeabilitas Analisa parameter air payau BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Jati Jati Tectona Grandis Linn. F adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi dan sampai sekarang masih menjadi komoditas mewah yang banyak diminati masyarakat walaupun harga jualnya mahal. Berikut ini taksonomi dan tatanama dari kayu jati : Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Sub kelas : Dicotyledoneae Ordo : Verbenales Famili : Verbenaceae Genus : Tectona Spesies : Tectona grandis Jati memiliki tekstur kayu agak kasar dengan serat lurus. Kulit jati berwarna abu- abu kecoklatan. Sementara itu, batang bagian tengah teras berwarna coklat muda dan bagian dalam galih berwarna coklat kemerahan. Permukaan kayu jati relatif licin dan memiliki corak yang estetis Mawardi, P. 2012. Sejak abad ke-9, tanaman jati yang merupakan tanaman tropika dan subtropika telah dikenal sebagai pohon yang memiliki kayu kualitas tinggi dan bernilai jual tinggi. Jati digolongkan sebagai kayu mewah fancy wood dan memiliki kelas awet tinggi yang tahan terhadap gangguan rayap serta jamur dan mampu bertahan sampai 500 tahun Suryana, Y. 2001. Secara umum, kayu jati termasuk ke dalam kelas kuat II-III dan kelas awet II. Ciri fisik lainnya dari kayu jati sebagai berikut : - Berat jenis 0,62-0,75 - Keteguhan patah 800-1200 kgcm 2 dengan penyusutan kering tanur 2,8- 5,2 - Keteguhan lentur statik 718 kgcm 2 - Keteguhan tekan sejajar dengan arah serat maksimum 550 kgcm 2 - Daya resistensi tinggi terhadap serangan jamur dan rayap karena terdapat zat ekstraktif tectoquinon atau metil antraqinon. Semakin tua umur jati, semakin kecil risiko terserang jamur dan rayap. Sementara itu, ciri kimia kayu jati diantaranya kadar selulosa 47,5; lignin 29,9; pentosan 14,4; abu 1,4; silika 0,4; dan nilai kalori 5,081 kalgram Mawardi, P. 2012. Menurut data statistik dari Departemen Kehutanan 2004, pada tahun 2003 produksi log Indonesia mencapai 10.086.217,06 m 3 yang berasal dari hutan alam, hutan tanaman industri dan hutan rakyat. Perkembangan industri perkayuan yang pesat tentunya juga menimbulkan hasil samping berupa limbah. Dalam proses pengolahan kayu hanya sekitar 60-70 dari komoditi kayu yang diolah menjadi produk, dengan limbah sisa kayu dan serbuk gergajiannya mencapai jumlah kurang lebih 30-40 Darmaji, dkk. 1998 atau sekitar 3,03- 4,03 juta m 3 untuk tahun 2003.

2.2 Polimer