Syarat Air Bersih Kualitas Air Bersih

2.7.1 Karakteristik Air Payau

Sumber air payau yang biasa digunakan adalah berasal dari air tanah, air tanah ini menjadi salin atau berasa asin karena intrusi air laut atau merupakan akuifer air payau alami. Air permukaan yang payau jarang dipergunakan tetapi mungkin dapat terjadi secara alami. Air payau dapat memiliki range kadar TDS yang cukup panjang yakni 1000-10.000 mgL dan secara tipikal terkarakterisasi oleh kandungan karbon organik rendah dan partikulat rendah ataupun kontaminan koloid. Beberapa komponen yang terdapat dalam air payau seperti boron dan silika memiliki konsentrasi yang bervariasi dan dapat memiliki nilai yang beragam dari satu sumber dengan sumber lainnya Greenlee et al. 2009.

2.8 Air Bersih

Pengertian air bersih berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaaan Air Minum, pada BAB 1, Pasal 1, Ayat 1 : Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah, dan atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.

2.8.1 Syarat Air Bersih

Persyaratan yang harus dipenuhi dalam sistem penyediaan air bersih adalah persyaratan kualitatif. Syarat kualitatif adalah persyaratan yang menggambarkan kualitas dari air baku air bersih. Persyaratan ini meliputi syarat fisik, kimia, biologis dan radiologis. 1. Kejernihan dan karakteristik alirannya 2. Rasa, dalam air yang bersih fisik tidak terdapat seperti rasa asin, manis, pahit, dan asam. Begitu pula terhadap bau. 3. Turbiditas, merupakan suatu ukuran yang menyatakan sampai seberapa jauh cahaya mampu menembus air. 4. Temperatur 5. pH air permukaan biasanya berkisar antara 6,5-9,0 dan pada kisaran tersebut air bersih masih layak untuk diminum dimasak. 6. Salinitas zat padat total, didefinisikan sebagai total padatan dalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida diganti dengan klorida, dan semua bahan organik telah dioksidasi. 7. Kelarutan oksigen atmosfer dalam air segartawar berkisar dari 14,6 mgliter pada suhu 0°C hingga 7,1 mgliter pada suhu 35°C pada tekanan 1 atmosfer. 8. BOD didefinisikan sebagai jumlah oksigen mgL yang diperlukan oleh bakteri untuk mendekomposisikan bahan organik hingga stabil pada kondisi aerobik. 9. Suspended solid SS adalah padatan yang terkandung dalam air dan bukan merupakan larutan. 10. Nitrogen N 11. Senyawa toksik 12. Zat organik 13. CO 2 agresif 14. Kesadahan adalah sifat air yang disebabkan oleh air karena adanya ion-ion kation logam valensi. 15. Kalsium Ca 16. Besi Fe 17. Tembaga Cu 18. Seng Zn 19. Chlorida Cl 20. Fluorida F 21. Nitrit NO 2 - 22. Konduktivitas atau daya hantar panas 23. Pesistivitas 24. PTT atau TDS kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik

2.8.2 Kualitas Air Bersih

Syarat dari air bersih, secara terperinci telah diatur pada Permenkes RI No. 492MenkesPerIV2010, dimana pada peraturan tersebut kualitas air bersih khususnya air minum diatur berdasarkan nilai kandungan maksimum dari parameter-parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan seperti parameter mikrobiologi dan kimia anorganik dan parameter yang tidak berhubungan langsung dengan kesehatan seperti parameter fisik dan kimiawi Lampiran 11. Kualitas perairan merupakan alat praktis untuk menduga dan mengevaluasi terjadinya perubahan lingkungan. Kualitas suatu perairan dinyatakan baik apabila memenuhi persyaratan yang ditentukan sesuai peruntukkannya, seperti bahan baku air minum, keperluan industri, pertanian, perikanan, dan rekreasi Saeni, M. S. 1991. Menurut Hadisubroto 1989, ada beberapa petunjuk yang digunakan untuk menjelaskan adanya pencemaran dan parameter kualitas air adalah : a. Temperatur Temperatur air dapat mempengaruhi kehidupan biota air yaitu melalui pengaruhnya terhadap kelarutan oksigen dalam air. Pada lapisan atas, kelarutan O 2 lebih tinggi dibandingkan kelarutan O 2 pada lapisan bawah yang temperaturnya lebih rendah Achmad, R. 2004. b. Dissolved Oxygen DO Pada temperatur kamar, jumlah oksigen terlarut dalam air adalah sekitar 8 mgL. Pada air yang terkena pencemaran, produksi oksigen melalui fotosintesis dan oksigen terlarut dari udara dapat menjenuhkan air dengan oksigen Hadisubroto, T. 1989. Tabel 2.2 Hubungan DO dengan Kualitas Air Kualitas air O 2 mgL Baik 13,5 – 15 Sedikit tercemar 11,25 – 13,5 Tercemar sedang 7,5 – 11,25 Sangat tercemar 7,5 Hadisubroto, T. 1989 c. Kekeruhan dan Warna Kekeruhan dan warna adalah bentuk cemaran yang paling mudah dikenali dalam air. Pengaruh utama dari kekeruhan adalah terjadinya penurunan penetrasi cahaya matahari secara tajam. Penurunan ini akan mengakibatkan aktivitas fotosintesis dari fitoplankton menurun Koessoebiono. 1979. Kekeruhan disebabkan oleh partikel terlarut di dalam air yang ukurannya berkisar antara 0.01 – 10 mm. Suatu badan air jika kekeruhannya tinggi maka menunjukkan banyaknya zat organik dan anorganik yang ada pada air tersebut Risdianto, D. 2007. d. Derajat Keasaman pH Nilai pH berkisar antara 0 hingga 14. Suatu larutan dikatakan memiliki pH netral apabila memiliki nilai pH = 7, sedangkan nilai pH 7 menunjukkan larutan memiliki sifat basa, dan nilai pH 7 menunjukkan sifat asam. Penambahan senyawa ion H + terlarut dari suatu asam akan mendesak kesetimbangan ke kiri ion OH - akan diikat oleh H + membentuk air, akibatnya terjadi kelebihan ion hidrogen dan meningkatkan konsentrasi asam Effendi, H. 2003. e. Kontaminasi Mikrobiologi Ada batas-batas kandungan mikrobiologi pada air yang kita minum sehingga masih dapat diterima sistem kekebalan tubuh manusia. Tapi jika melebihi batas tersebut, cemaran ini bisa sangat membahayakan bagi manusia Sihombing, D. T. H. 2000.

2.9 Karakterisasi Polimer