Rendemen Lignin Isolat Kadar Kemurnian Lignin Pembuatan Busa Poliuretan

i ii Gambar 4.1 i Serbuk kayu jati, ii Serbuk kayu jati ukuran 80 mesh Gambar 4.2 Lignin isolat serbuk kayu jati

4.1.2 Rendemen Lignin Isolat

Rendemen lignin isolat dihitung berdasarkan berat kayu kering yang digunakan dalam proses isolasi. Dari hasil penelitian, diperoleh rendemen lignin dari serbuk kayu jati adalah 28,3. Sedangkan berdasarkan analisa kayu daun tropis yang dilaporkan memiliki rendemen berkisar antara 26-35. Adanya perbedaan rendemen lignin yang diperoleh dipengaruhi oleh jenis bahan baku, jenis larutan, dan proses pemisahan. Selain itu disebabkan adanya lignin yang terlarut oleh H 2 SO 4 72. Proses pemisahan lignin dari komponen selulosa, hemiselulosa, serta senyawa organik lainnya berlangsung sekitar 45 menit, karena pemisahan yang lama akan mengakibatkan lignin teroksidasi dan menjadi hitam, sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara lignin dan komponen yang terkandung dalam serbuk kayu jati selama proses isolasi berlangsung.

4.1.3 Kadar Kemurnian Lignin

Isolat lignin yang dihasilkan dari serbuk kayu jati bukan merupakan lignin murni, sehingga perlu dilakukan analisa untuk mengetahui kadar lignin murni dalam lignin isolat tersebut. Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan dengan menggunakan H 2 SO 4 72, diperoleh kadar kemurnian lignin sebesar 94. Kayu daun tropis mempunyai kandungan lignin lebih tinggi dibandingkan dengan kayu dari daerah temperatur sedang. Hasil isolasi ini dipengaruhi oleh adanya lignin yang terlarut oleh H 2 SO 4 72 selama proses isolasi berlangsung. Sekitar 10-20 lignin kayu jati akan terlarut karena terjadinya perubahan struktur akibat kondensasi lignin dengan asam.

4.1.4 Pembuatan Busa Poliuretan

Pembuatan busa poliuretan dilakukan dengan memvariasikan perbandingan konsentrasi tawas : busa poliuretan yaitu 50 : 50, 60 : 40, 70 : 30, 80 : 20, dan 90 : 10. Selain itu, pembuatan busa poliuretan dilakukan dengan metode one shot system dimana sistem poliol yang terdiri dari lignin dan polipropilena glikol PPG serta air, dicampurkan dengan toluena diisosianat TDI yang akan membentuk suatu senyawa prapolimer, kemudian ditambahkan tawas sebagai filler dan dilakukan pengadukan selama 15 menit hingga membentuk busa poliuretan. Pencetakan busa poliuretan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik sederhana yaitu dilakukan di atas plat kaca dengan menggunakan batangan besi sebagai alat untuk mendapatkan komposit busa poliuretan. Adapun ketebalan komposit busa poliuretan yang dihasilkan sama yaitu 0,015 m 1,5 cm. Reaksi umum : R - N = C = O + R - O - H R - N - C - O - R H O isosianat alkohol uretan uretan N = C = O + H - O N - C = O H - O H - O N - C = O N - C = O H O Monomer lignin isolat + PPG + TDI → Poliuretan CH CH CH 2 OH OH OCH 3 n + H O - CH 2 - CH OH CH 3 m OCN CH 3 NCO + y coniferyl polipropilena glikol PPG toluena diisosianat TDI CH CH CH 2 O - CO - NH CH 3 gugus uretan O - CO - NH CH 3 NH - CO - O - CH 2 - CH - O - CO - NH - R CH 3 OCH 3 NH - CO - O - CH 2 - CH - O - CO - NH - R CH 3 Gambar 4.3 Reaksi sintesis poliuretan Hatakeyama. 1995 dalam Rohaeti, E. 2005

4.2 Pembahasan