Busa Poliuretan Tawas Pembuatan Busa Poliuretan Alam Dari Isolasi Lignin Dengan Aditif Tawas Untuk Penjernihan Air

Poliol sintetis dibagi menjadi dua jenis yaitu poliol poliester dan poliol polieter Sparrow, D. 1990. Poliol yang digunakan dalam pembentukan rigid PU foam mempunyai bilangan hidroksil yang tinggi berat KOH dalam miligram yang akan menetralkan asam dari 1 gram poliol antara 300 dan 800 mg KOHg Ionescu, M. 2005. Poliol untuk busa uretan adalah senyawa polimer dengan sedikitnya dua gugus hidroksil Ashida, K. 2007.

2.4.1.3 Bahan Pengembang blowing agent

Bahan pengembang blowing agent untuk pembuatan busa poliuretan terbagi dua yaitu blowing agent fisika, misalnya gas-gas udara, nitrogen atau karbondioksida yang oleh tekanan larut dalam polimernya; dan blowing agent kimia yang terurai oleh pemanasan untuk melepaskan gas, misalnya cairan bertitik didih rendah seperti metil klorida, aseton, dan CFCl 3 Stevens, M. P. 2001. Blowing agent konvensional adalah air, yang merupakan sumber hidrogen aktif. Untuk kontrol yang lebih baik dalam proses foaming, air destilasi atau deionisasi digunakan sebagai blowing agent oleh pabrik busa Youn et al. 2007.

2.4.2 Kegunaan Poliuretan

Poliuretan memiliki banyak kegunaan, diantaranya sekitar 70 digunakan sebagai busa, bahan elastomer, lem, dan pelapis. Busa poliuretan yang elastis digunakan sebagai isolator, termasuk panel pelindung, kain pelapis, tempat tidur, dan spon, sedangkan busa yang keras digunakan dalam panel konstruksi terisolasi, pengemasan barang lunak dan untuk furnitur ringan Stevens, M. P. 2001.

2.5 Busa Poliuretan

polyurethane foam Busa foam didefinisikan sebagai substansi yang dibentuk dengan menjebak gelembung gas di dalam cairan atau padatan. Busa poliuretan diklasifikasikan ke dalam tiga tipe, yaitu flexible foam, rigid foam, dan semi rigid foam. Perbedaan sifat fisik dari tiga tipe polyurethane foamtersebut berdasarkan pada perbedaan berat molekul fungsionalitas poliol dan fungsionalitas isosianat. Berdasarkan struktur selnya, foam dibedakan menjadi dua, yaitu closed cell sel tertutup dan opened cell sel terbuka. Foam dengan struktur closed cell merupakan jenis rigid foam sedangkan foam dengan struktur opened cell adalah flexible foamCheremisinoff, N. P. 1989. Klasifikasi dari busa poliuretan dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut. Tabel 2.1 Klasifikasi Busa Poliuretan Polyol Rigid foam Semirigid foam Flexible foam OH No. 350-560 100-200 5.6-70 OH equivalent No. 160-100 560-280 10,000-800 Functionality 3.0-8.0 3.0-3.5 2.0-3.1 Elastic Modulus at 23°C MPa 700 700-70 70 Lbin 2 100,000 100,000-10,000 10,000 Ashida, K. 2007

2.6 Tawas

Persenyawaan aluminium sulfat Al 2 SO 4 3 atau sering disebut tawas adalah suatu jenis koagulan yang sangat populer secara luas digunakan, sudah dikenal bangsa Mesir pada awal tahun 2000 SM. Alum atau tawas sebagai penjernih air mulai diproduksi oleh pabrik pada awal abad 15. Alum atau tawas merupakan bahan koagulan yang paling banyak digunakan, karena bahan ini paling ekonomis murah, mudah didapatkan di pasaran, serta mudah penyimpanannya Budi, S. S. 2006. Tawas atau alum berada dalam bentuk batuan, serbuk, atau cairan. Massa jenis alum adalah 480 kgm 3 dengan kadar air 11-17. Alum dilarutkan dalam air dengan kadar 3-7 5 rata-rata untuk pembubuhan. Kadar maksimum aplikasi 12-15. Aluminium sulfat memerlukan alkalinitas seperti kalsium bikarbonat dalam air agar terbentuk flok : Al 2 SO 4 3 .18H 2 O + 3CaHCO 3 2 → 2AlOH 3 + CaSO 4 + 18H 2 O + 6CO 2 CaSO 4 + Na 2 CO 3 → CaCO 3 + Na 2 SO 4 Bila alkalinitas alamnya kurang, perlu dilakukan penambahan CaOH 2 : Al 2 SO 4 3 .18H 2 O + 3CaOH 2 → 2AlOH 3 + 3CaSO 4 + 18H 2 O Alternatif lain adalah penambahan NaCO 3 yang relatif lebih mahal Al-layla, A.M. 1998. Saryati, dkk 2002 telah meneliti tentang komposit tawas, arang aktif, dan zeolit untuk memperbaiki kualitas air. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa komposit tawas, arang aktif, dan zeolit mempunyai kemampuan menurunkan kekeruhan air lebih besar daripada komponen- komponennya. Komposit ini menurunkan kekeruhan, bilangan permanganat, dan jumlah bakteri Coli dalam air. Diketahui bahwa zat terlarut yang terkandung di dalam air akan mengalami proses pengendapan secara sempurna apabila koagulan tawasAl 2 SO 4 3 yang ditambahkan dalam dosisjumlah yang tepat. Telah dilakukan uji jar test yang menghasilkan grafik Hubungan Dosis mgL dengan Kekeruhan NTU dan diperoleh 65 mgL koagulan tawasAl 2 SO 4 3 yang diperlukan dalam tiap 1 liter air baku Haslindah dan Zulkifli. 2012. Sementara itu, Ramadhani 2013 telah meneliti tentang Perbandingan Efektivitas Tepung Biji Kelor Moringa oleifera lamk, Poly Aluminium Chloride PAC, dan Tawas sebagai Koagulan untuk Air Jernih dan diperoleh kesimpulan bahwa tawas mampu menurunkan turbiditas sebesar 93,44, kadar warna sebesar 87,55, dan TSS Total Suspended Solid 93,366.

2.7 Air Payau