Lima bab. Dimana masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub dengan penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah, batasan masalah dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORI
Terdiri dari teori komunikasi antarbudaya dan agama, hakikat agama dalam komunikasi antarbudaya, agama sebagai
kelompok etnik, teori duapuluh andi faisal bakti, komunikasi antarbudaya yang efektif, konsep kerukunan umat beragama,
serta konsep golongan Sunni dan Syiah.
BAB III : GAMBARAN UMUM
Adalah gambaran umum objek penelitian yang terdiri dari keadaan geografis, kondisi demografis desa jambesari,
Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, serta gambaran umum tentang kehidupan masyarakat golongan Sunni dan Syiah
setempat. BAB IV
: KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DAN AGAMA GOLONGAN
SUNNI DAN
SYIAH DI
DESA JAMBESARI
Adalah penyajian data-data yang diperoleh dari hasil penelitian, berikut analisanya. Yaitu tentang komunikasi
antarbudaya dan agama golongan Sunni dan Syiah tentang kurukunan di Desa Jambesari, Kabupaten Bondowoso, Jawa
Timur. Serta mengapa golongan Sunni dan Syiah berhasil menjalin kerukunan.
BAB V : PENUTUP
Adalah bab penutup dari tulisan ini yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
20
BAB II KAJIAN TEORI
A. Teori Komunikasi Antarbudaya dan Agama
Istilah “antarbudaya” pertama kali diperkenalkan oleh seorang antropolog, Edward T. Hall pada tahun 1959 dalam bukunya The Silent
Language. Hakikat perbedaan antarbudaya dalam proses komunikasi dijelaskan satu tahun setelahnya, oleh David K. Berlo melalui bukunya The
Process of Communication an introduction to theory and practice. Dalam tulisan itu Berlo menawarkan sebuah model proses komunikasi. Menurutnya,
komunikasi akan berhasil jika manusia memperhatikan faktor-faktor SMCR, yaitu: source, messages, channel, receiver.
1
Menurut teori komunikasi antarbudaya, Edward T. Hall, teori hall mengaitkan komunikasi dengan budaya memiliki hubungan sangat erat.
Menurutnya, communication is culture and culture is communication. Pada satu sisi, komunikasi merupakan suatu cara untuk menyebarluaskan norma-
norma budaya masyarakat, baik secara horizontal dari suatu masyarakat kepada masyarakat lainnya, ataupun secara vertikal dari suatu generasi ke
generasi berikutnya secara turun temurun. Pada sisi lain, budaya merupakan norma-norma atau nilai-nilai yang dianggap sesuai untuk kelompok tertentu.
1
Alo Liliweri, Gatra-gatra Komunikasi Antar Budaya Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011 Cet ke-II h.1.
Pada dasarnya, komunikasi dan budaya ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi satusama lain. Budaya tidak
hanya menentukan siapa bicara dengan siapa, tentang apa dan bagaimana komunikasi berlangsung, tetapi budaya juga turut menentukan bagaimana
orang menyandi pesan, makna yang ia miliki untuk pesan dan kondisi- kondisinya untuk mengirim, memperhatikan dan menafsirkan pesan.
Sebenarnya seluruh perbendaharaan perilaku manusia sangat bergantung pada budaya tempat manusia tersebut dibesarkan. Konsekuensinya, budaya
merupakan landasan komunikasi. Bila budaya beraneka ragam, maka beraneka ragam pula praktik-praktik komunikasi.
2
Adapun pengertian
komunikasi antarbudaya
intercultural Communication adalah komunikasi yang terjadi diantara orang-orang dari
kultur yang berbeda, yakni antara orang-orang yang memiliki kepercayaan, nilai dan cara berperilaku kultur yang berbeda.
3
Berikut pengertian komunikasi antarbudaya menurut para ahli;
1 Andrea L.Rich dan Dennis M.Ogawa mendefinisikan komunikasi
antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda kebudayaan, misalnya antara suku bangsa, antara etnik dan ras, antar
kelas social.
4
2 Charley H.Dood mengatakan bahwa komunikasi antarbudaya meliputi
komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili
2
Mulyana dan Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya Panduan Berkomunikasi dengan Orang- orang Berbeda Budaya Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005 h.20.
3
Devito, Joseph A. Komunikasi Antar Manusia Tangerang: Kharisma Publishing Group. 2011 h. 535
4
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2013 h.10