Hakikat Agama dalam komunikasi antarbudaya

Sehingga dengan adanya kesadaran terhadap keselamatan, akan mempengaruhi sikap atau perilaku penganutnya untuk selalu berbagi kebaikan kepada seluruh mahluk. 3 Fungsi Pengawasan Sosial. Yakni agama menjadikan penganutnya peka terhadap segala persoalan dalam kehidupan, sehingga dengan adanya kepekaan tersebut tidak bisa menjadikan para penganutnya hanya berdiam diri menyaksikan suatu persoalan. 4 Fungsi memupuk persaudaraan, Artinya setiap agama mengajarkan untuk saling menghargai dan menghormati keyakinan setiap orang baik intern umat beragama maupun antar umat beragam. 5 Fungsi transformatif, agama mewariskan nilai-nilai baru kepada masyarakat, misalnnya inkulturasi yang proses penerapannya melalui pemanfaatan media digital untuk menyebarkan agama. 6 Fungsi khusus agama, menjalankan tugas dan fungsinya melalui pemeliharaan ciri khas, kekhususan, inkulturasi dengan masyarakat budaya lokal. Misalnya kesatuan sosiologis unsur kesamaan darah, Bahasa, dan daerah. 12

B. Teori Komunikasi Antar Agama dan Budaya KAAB Andi Faisal Bakti

Teori dua puluh ini menunjukkan keadaan budaya kolektif yang masih kaku konservatif dan lawannya yaitu keadaan budaya yang sudah elastis, 12 Alo Liliweri, Gatra-gatra Komunikasi Antar Budaya, Cet ke-2, h.258 dapat mengadopsi budaya lain di luar budayanya sendiri transformatif. 13 Teori ini menggambarkan keadaan peradaban timur dan barat. Lalu, dalam teori dua puluh ini dimunculkan pula solusi yang ditawarkan oleh Islam atas dua corak komunikasi antarbudaya yang tergambar dari teori duapuluh. No Kaum Konservatif Kaum Transformatif Islam 1 Être pensé par sa culture Suatu kelompok, golongan, agama, dan budaya terdiri atas nilai-nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang dikendalikan atau dikontrol oleh budayanya masa lalu. Penser sa culture Suatu kelompok, golongan, agama, dan budaya terdiri atas nilai- nilai persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang berupaya untuk mengubah budayanya. Baik itu yang sekarang maupun masa depan. Hal ini sangat berkaitan dengan budaya lain yang dikembangkan untuk masa depan. Al- muhafadzo tu „ala al- qadim al- sholih wa al-akhdzu bi al-jadid al-aslah. 2 Hériter la culture: Suatu kelompok,golongan,agama, dan budaya terdiri atas nilai-nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang mewarisi budayanya dari masa lalu dan mewariskannya kepada generasi yang akan datang. Acquérir la culture: Suatu kelompok ,golongan, agama, dan budaya terdiri atas nilai- nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang berupaya untuk mendapatkan kultur-kultur yang baru dan berbeda dari warisan keluarga dan budayanya. Dengan kata lain lebih produktif Al- muhafadzo tu „ala al- qadim al- sholih wa al-akhdzu bi al-jadid al-aslah. 13 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi Muslim Perception of a Global Development Program, Jakarta: INIS, 2004 h. 128. dalam mendapatkan kultur yang baru. 3 Submission: Sekelompok masyarakat, agama, dan budaya yang hanya tunduk kepada budayanya sendiri dan tidak terpengaruh dengan ajaran lain yang bertentangan dengan budayanya sendiri. EgalitarianEmancipation: Sekelompok masyarakat, agama, dan budaya yang mengikuti aturan-aturan lain dan bersikap egaliter atau tidak tunduk serta ingin bebas dari cengkraman yang sudah ada. al-Islam 4 Adoration of scriptures: Sekelompok masyarakat, agama, dan budaya yang sangat mencintai atau menyukai teks agamanya kitab sucinya. Interpretation of sciptures ijtihād: Sekelompok masya- rakat, agama, dan budaya yang memaknai atau memahami teks kitab suci yang menjadi pegangannya Ijtihād. 5 Textualist: Sekelompok masyarakat, agama, dan budaya yang percaya teks sebagai suatu kebenaran. Dengan kata lain teks yang berkata-kata atau berbicara. Contextualist: Sekelompok masyarakat, agama, dan budaya yang percaya kepada konteks dan pemahamannya tidak secara harfiah. al-tafsir 6 Gemeinschaft: Sekelompok masyarakat, agama, dan budaya yang ingin membangun kelompoknya berdasarkan komunitasnya. Gesellschaft: Sekelompok masyarakat, agama, dan budaya yang ingin membangun kelompoknya berdasarkan societas. al-ummah 7 Reproduction: Sekelompok masyarakat, agama, dan budaya yang memproduksi budaya dan Creation and trust in foreigners: Sekelompok masyarakat, agama, dan budaya yang tidak harus memproduksi generasi Al- Amanah. keluarganya. yang sama. Akan tetapi dari budaya yang sama dan memiliki kreasi dengan keadaan sekarang 8 Fundamentalism: Pemikiran KAAB yang terdiri atas nilai-nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang berdasarkan pada pondasi utama ajaran agama, bangsa, negara, dan masyarakat tertentu. Dengan kata lain dianggap sebagai kekuatan yang absolut. Fundamentalism berasal dari Protestan yang anti teknologi dan sains. RationalismSecularization: Pemikiran KAAB yang terdiri atas nilai-nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang berdasarkan rasionalisme atau akal bukan pada kitab dan lebih mementingkan dunia. Kedua teori tersebut dalam Islam disebut dengan ihsan. Ihsan. 9. Geographical immobility: Pemikiran KAAB yang terdiri atas nilai-nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang tidak mau pindah- pindah dan lebih mengutamakan menetap di suatu tempat. Geographical mobility: Pemikiran KAAB yang terdiri atas nilai-nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang lebih mengutamakan berpindah- pindah. Hijrah. 10. Je me souviens: Pemikiran KAAB yang terdiri atas nilai-nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang cenderung mengingat masa lalunya yang harus dipertahankan. Dan ini lebih mengarah kepada Déracinement: Pemikiran KAAB yang terdiri atas nilai- nilai, persepsi, adat istiadat, kebiasaan, tradisi, kreasi, kepercayaan, pola pikir, dan perasaan yang tercerabut dari akar-akarnya. Artinya meninggalkan masa lalu untuk menatap masa depan yang lebih Al- Hadharah.