Kondisi Demografis GAMBARAN UMUM DESA JAMBESARI

3. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan di Desa Jambesari masih dapat dikatakan rendah, sebab masih banyaknya masyarakat desa Jambesari yang hanya tamat sekolah Dasar SD dengan perbandingan jumlah laki- lakinya 1731 orang dan perempuannya 1622 orang. Sedangkan masyarakat yang tamat S-1Sederajat dengan perbandingan jumlah laki-lakinya 48 orang dan perempuannya 20 orang. Berikut tabel tingkat pendidikan masyarakat desa jambesari sesuai dengan profil desa dan kelurahan kabupaten Bondowoso pada tahun 2015. Tabel 3.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Jambesari No Tingkat Pendidikan Laki- Laki Orang Perempuan Orang 1 Usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah 96 74 2 Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 621 624 3 Usia 18-56 tahun tidak pernah sekolah 518 650 4 Usia 18-56 tahun tidak tamat SD 540 724 5 Usia 18-56 tahun tidak tamat SMP 629 603 6 Usia 18-56 tahun tidak tamat SMA 321 337 7 Tamat SDsederajat 1731 1622 8 Tamat SMPsederajat 511 296 9 Tamat SMAsederajat 36 35 10 Tamat D-1sederajat 2 - 11 Tamat D-2sederajat 2 1 12 Tamat D-3sederajat 12 14 13 Tamat S-1sederajat 48 20 14 Tamat S-2sederajat 3 2 15 Tamat S-3sederajat - - Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat jambesari ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor ekonomi. Dengan kehidupan yang serba pas-pasan tidak sedikit masyarakat desa jambesari yang memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi. Selain itu pula, kesadaran akan pentingnya dunia pendidikan untuk anak-anaknya juga menjadi faktor rendahnya tingkat pendidikan di desa Jambesari. 4. Agama Gambar 3.2 Jumlah penduduk dari segi keagamaan, masyarakat desa Jambesari mayoritas beragama Islam. Hal ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut; Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Pemeluk Agamanya No Agama Laki-Laki Orang Perempuan Orang 1 Islam 3916 3591 2 Kristen - - 3 Katholik - - 4 Hindu - - 5 Budha - - 6 Konghucu - - Jumlah 3916 3591 Adapun terkait dengan golongan kepercayaan dalam agama Islam, mayoritas masyarakat desa Jambesari meyakini ahlussunnah waljamaah sebagai aqidahnya. Disamping terdapat keyakinan masyarakat desa Jambesari terhadap ajaran Syiah dengan jumlah 250 orang. 1

C. Kehidupan Masyarakat Golongan Sunni dan Syiah di Desa Jambesari

Masyarakat desa yang berjarak 12 kilometer dari Ibu Kota Kabupaten Kota Bondowoso tersebut masih tergolong tradisional, hal ini dapat diketahui dengan minimnya pengetahuan masyarakat desa jambesari terhadap dunia modern. Masyarakat desa Jambesari mayoritas meyakini agama Islam sebagai dasar keyakinan dalam menjalankan kehidupan kesehariannya. Dalam agama Islam terdapat beberapa aliran yang hingga saat ini masih dikenal dan diikuti oleh sekolompok masayarakat, misalnya aliran Sunni dan Syiah. Golongan Sunni berlandaskan kepada al-quran dan Sunnah Nabi Saw sebagai pedomannya, sedangkan golongan Syiah berlandasakan kepada Al- Qur’an dan Ahlulbayt Nabinya. Keduanya sama-sama meyakini al- qur’an sebagai landasan untuk menjalankan kehidupan, dan berbeda pada Sunnah dan ahlulbayt, meskipun pada dasarnya keduanya sama saja, maksudnya ahlulbayt yang berarti keluarga Nabi kumpulan yang paling dekat dengan Nabi Saw tentunya melaksanakan Sunnah yang diajarkan oleh Nabinya. Akan tetapi hal ini msih banyak belum disadari oleh masyarakat pada umumnya. Sehingga 1 Data pribadi Mukhlis tokoh Syiah desa Jambesari, “Data MasyarakatIkhwan Jambesari”. ketika berbicara Sunni dan Syiah sudah pasti tidak jauh dari pembahasan konflik antara keduanya. Ketika didaerah lain golongan Sunni dan Syiah selalu terjadi gesekan, di desa Jambesari justru hal sebaliknya yang nampak, yakni kerukunan antara penganut golongan yang berbeda tersebut. Masyarakat golongan Sunni dan Syiah telah menyatu. Hal ini terlihat ketika salah satu dari keduanya sedang melaksanakan tradisi atau ritual keagamaan, mereka saling menghargai dengan tidak melarang untuk mengadakan tradisi tersebut. Adapun tradisi keagamaan yang masih sering dilaksanakan oleh masyarakat setempat adalah; 1. Hari-hari besar dalam Islam. Kegiatan keagamaan dalam menyambut hari-hari besar dalam Islam yang masih sering dilaksakan oleh masyarakat desa Jambesari adalah Muludan, Isra’Miraj dan lainnya. Muludan dan Isra’ Mi’raj Nabi adalah kegiatan keagamaan yang dilakukan masyarakat muslim pada umumnya, yakni merayakan hari lahir Nabi besar Muhammad SAW dan Isra’ Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW dari Masjid al-Haram ke Masjid Al-Aqsa. Biasanya dilaksanakan di Masjid-masjid dengan mem baca, do’a-do’a, shalawatan atau puji-pujian terhadap Nabi Muhammad SAW dan ceramah agama oleh HabaibKiyaitokoh agama setempat atau sengaja mendatangkan dari daerah lain. 2. Yasinan Yasinan adalah kegiatan keagamaan berupa pembacaan surat Yasin dan Tahlil serta do’a yang biasanya dilaksanakan setiap malam Jum’at, setelah shalat Maghrib, yang diadakan di mushola- mushola. Peserta Yasinan biasanya adalah jama’ah shalat Maghrib di Mushola. Selain dilaksanakan secara rutin pada malam Jum’at, kegiatan Yasinan sering dilaksanakan pada saat-saat memperingati meninggalnya seseorang, istilahnya lok telloen yang dilaksanakan pada hari ke-3, hari ke-7 tok Petto’en, hari ke-40 empak polo arenah, hari ke-100 nyatos, hari ke-1000 nyibuh. 3. Anjangsana Anjangsana adalah kegiatan membaca tahlil dan shalawat nariyah yang dilakukan oleh perangkat desa, biasanya dilaksanakan dirumah-rumah perangkat desa secara bergiliran. Menurut keterangan warga setempat, anjangsana berarti berkeliling dengan adanya tujuan, yakni silaturrahmi guna mempererat hubungan antar pengurus desa. Golongan Sunni dan Syiah sama-sama meyakini dan melaksanakan tradisi-tradisi keagamaan tersebut. Sehingga dengan adanya tradisi tersebut, masyarakat Sunni dan Syiah saling berbaur satu dengan yang lainnya. Meskipun ada tradisi keagamaan yang dilakukan oleh golongan Sunni dan Syiah secara masing-masing, misalkan golongan Syiah setiap malam jumat selain membaca tahlil, mereka juga membaca do’a kumail, yang konon adalah do’a yang diajarkan oleh para imam yang mereka yakini. Selain itu juga, golongan Syiah sering mengadakan peringatan kelahiran maupun kematian para imam mereka. Kegiatan tersebut biasanya hanya dilakukan oleh intern golongan Syiah.