Tren negatif-sebagai contoh, kerugian operasi yang berulang kali Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan-sebagai
26
Gambar 2.1 Panduan Auditor dalam Memberikan Opini Audit
Going Concern
Sumber: Seksi 341 Paragraf 19 SPAP, 2011:341.10
4. Audit Tenure
Audit tenure merupakan lama waktu hubungan antara auditor dengan
auditee . Lama waktu ini dihitung dengan bilangan tahun. Zulfikar dan Syafruddin
SA Seksi 508 PSA No. 29
27 2013 mengatakan Auditor Client Tenure merupakan jumlah tahun dimana KAP
melakukan perikatan audit pada perusahaan yang sama. Semakin lama auditor mengaudit perusahaan yang sama, maka pemahaman auditor akan perusahaan
tersebut akan terus bertambah menjadi lebih baik. Sehingga bila terdapat masalah keberlangsungan usaha pada perusahaan auditee dan auditor dapat tetap menjaga
independensinya, maka auditor akan cepat mendeteksi masalah keberlangsungan usaha tersebut Ulya, 2012. Namun dilain hal, hubungan yang lama antara
auditor dengan auditee dikhawatirkan dapat mempengaruhi indepedensi auditor. Menurut Januarti 2009 dalam Rossa dan Rahardjo 2013 semakin lama
hubungan klien dengan auditor dikhawatirkan akan mempengaruhi tingkat indepedensi auditor dalam memberikan pendapatnya, sehingga kemungkinan
untuk memberikan opini audit going concern juga semakin kecil. Pada peraturan menteri keuangan nomor 17PMK.012008 menyebutkan
“ Pemberian jasa audit
umum atas laporan keuangan dari suatu entitas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 huruf a dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 enam tahun
buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 tiga tahun buku berturut-turut
”. 5.
Opini Audit Tahun Sebelumnya Opini audit tahun sebelumnya merupakan opini audit yang diterima
perusahaan pada satu tahun sebelumnya. Opini audit tahun sebelumnya dapat
mempengaruhi pemberian opini going concern oleh auditor Rossa dan Rahardjo, 2013. Menurut Zulfikar dan Syafruddin 2013, opini audit going concern yang
telah diterima auditee pada tahun sebelumnya akan menjadi faktor pertimbangan