Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian

17 Adanya dua kepentingan antara prinsipal dan agen inilah yang kadang menyebabkan masalah bagi perusahaan, masalah ini biasa disebut dengan masalah keagenan. Masalah keagenan timbul karena adanya konflik kepentingan antara prinsipal dan agen Zulfikar dan Syafruddin, 2013. Dalam kaitannya dengan penerimaan opini audit going concern, agen manajemen bertanggung jawab secara moral terhadap kelangsungan perusahaan yang dipimpinnya. Pemilik memberi wewenang kepada agen untuk melakukan operasional perusahaan, sehingga informasi lebih banyak diketahui oleh agen dibandingkan pemilik. Baik prinsipal maupun agen diasumsikan sebagai orang ekonomi rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Hal ini dapat memicu terjadinya konflik keagenan Zulfikar dan Syafruddin, 2013. Untuk mengetahui keadaan perusahaan yang dimiliki oleh prinsipal, maka agen diwajibkan untuk memberikan laporan kepada prinsipal. Salah satu laporan yang agen berikan kepada prinsipal adalah laporan keuangan. Laporan yang diterima oleh prinsipal digunakan untuk mengambil keputusan dan menentukan sikap bagi perusahaan di masa mendatang. Oleh sebab itu laporan keuangan harus menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari kondisi perusahaan. Jika laporan tidak menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya dalam artian agen memanipulasi atau salah dalam memberikan laporan, maka hal ini akan mempengaruhi prinsipal dalam mengambil keputusan. Jika laporannya salah kemungkinan besar keputusan yang diambil kurang tepat. Oleh sebab itu diperlukannya pihak ketiga yang independen atau terbebas dari pengaruh pihak manapun sebagai jembatan antara prinsipal dan agen. 18 Pihak ketiga tersebut ialah auditor independen. Pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitor perilaku manajer agen apakah bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal Dewayanto, 2011. Tugas dari auditor adalah memberikan jasa untuk menilai laporan keuangan yang dibuat oleh agen, mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut Zulfikar dan Syafruddin, 2013. Selain itu, auditor juga harus mempertimbangkan akan kelangsungan hidup perusahaan Praptitorini dan Januarti, 2007 dalam Zulfikar dan Syafruddin 2013. 2. Auditing a. Pengertian Audit Auditing menurut Arens 2014:24 adalah: “ Auditing is the accumulation and evaluating of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and estabilished criteria.” Artinya auditing ialah pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti terkait dengan informasi-informasi untuk menjelaskan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. b. Jenis-jenis Audit Arens 2014:33 menjelaskan tiga jenis audit sebagai berikut: 1 Audit Operasional Operational Audit Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas berbagai bagian dari prosedur operasi perusahaan dan metodenya. Pada 19 tahap penyelesaian audit operasional, biasanya manajemen mengaharapkan rekomendasi untuk perbaikan operasi. 2 Audit Kepatuhan Compliance Audit Audit kepatuhan dilaksanakan untuk menjelaskan apakah auditee telah mengikuti prosedur, aturan, atau regulasi yang diatur oleh pembuat kebijakan di atasnya. 3 Audit Laporan Keuangan Financial Statement Audit Audit laporan keuangan dilaksanakan untuk menjelaskan apakah laporan keuangan telah di laporkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku umum. c. Opini Audit SA seksi 508 paragraf 10 SPAP, 2011:508.6 menjelaskan berbagai tipe pendapat auditor yaitu: 1 Pendapat wajar tanpa pengecualian. Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Ini adalah pendapat yang dinyatakan dalam laporan auditor bentuk baku seperti yang diuraikan dalam paragraf 08. 2 Bahasa penjelasan ditambahkan dalam laporan auditor bentuk baku. Keadaan tertentu mungkin mengharuskan auditor

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pergantian Manajemen, Biaya Audit, Reputasi Audit, Opini Audit dan Kesulitan Keuangan terhadap Pergantian Auditor secara sukarela (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun 2012-2013)

5 93 109

Pengaruh Kualitas Audit, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Dan Rasio Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 86 82

Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

4 72 106

Pengrauh Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 119 108

Pengaruh Likuiditas, Leverage¸Profitabilitas, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 61 99

Analisis Pengaruh Opini Audit, Audit Report Lag dan Kantor Akuntan Publik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

18 117 88

Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Conern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 34 96

Pengaruh audit lag, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern oleh auditor

1 12 117

Pengaruh Audit Tenure, Reputasi KAP, Disclosure Klien, dan Opini Audit Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2007-2011)

1 17 150

OPINI AUDIT GOING CONCERN PENGARUH KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 2 14